Uang Tunai dan Barang
Pribadi Praktisi Falun Gong Disita secara Ilegal
Petugas dari Kota Fushun dan Divisi Keamanan Domestik Kabupaten
Xinbin menangkap Zhao Jiewi (pria) dan Hu Shaolie (wanita) di rumah
pada jam 07.00 pada 15 April 2012. Polisi menggeledah rumah mereka
dan menyita uang tunai 10.000 yuan termasuk kamera digital bernila
lebih dari 3.000 yuan. Kemudian ketika pasangan keluarga menanyakan
polisi tentang barang-barang mereka, polisi menjawab mereka tidak
tahu.
Mu Guodong dan istrinya, Yu Haiyan, ditangkap oleh lebih dari 10
petugas dari Divisi Keamanan Domestik Kota Fushun pada jam 06.00
hari yang sama. Rumah mereka juga digeledah. Polisi menyita
komputer, ponsel, uang tunai 8.000 yuan dan buku tabungan bank
dengan saldo 30.000 yuan.
Pada 15 April jam 07.00, lebih dari 20 petugas dari Departemen
Kepolisian Kota Fushun menahan putri Zhao Shuqing sebagai tawanan
dan mendobrak serta menggeledah rumah Zhao. Mereka menyita uang
tunai 6.800 yuan, dua laptop, printer, tinta dan kertas, materi
klarifikasi fakta serta barang pribadi lainnya.
Direktur dari Departemen Kepolisian Distrik Xinfu, Jin dan 6 sampai
7 petugas dari Kantor Polisi Kota Xinbin mendobrak toko Tong
Yanbing pada hari yang sama pukul 06.00. Tanpa memperlihatkan
dokumen resmi, mereka menggeledah rumahnya. Mereka menyita empat
ponsel, empat kartu kredit, kamera digital, komputer dan
barang-barang lainnya.
Chi Xiuhua, 44, dari Kabupaten Xinbin ditangkap di rumahnya oleh
petugas dari Kota Fushun dan Divisi Keamanan Domestik Kabupaten
Xinbin pada pagi yang sama. Rumahnya digeledah dan sekitar uang
tunai 8.000 yuang disita.
Keluarga dari praktisi pergi pergi ke divisi pertama dari
Departemen Kepolisian Kota Fushun dan meminta polisi mengembalikan
uang dan barang-barang yang disita, tetapi mereka menolak.
Mobil Disita Supaya Bisa Memeras Lebih Banyak Uang dari
Praktisi
Dua mobil milik praktisi disita pada 15 April. Nissan yang dimiliki
Zhao Jiwei dan Jetta milik putri Zhao Suqin diambil. Baik Zhao
Jiwei maupun Zhao Suqin pergi ke divisi pertama dari Departemen
Kepolisian Kota Fushun meminta kembali mobil mereka. Keluarga Zhao
Suqin dipaksa membayar 7.000 yuan untuk mendapatkan mobil mereka
kembali dan Zhao Jiwei dipaksa membayar parkir sebesar 400 yuan
untuk mendapatkan mobilnya. Polisi menggunakan taktik ini sebagai
upaya untuk memeras uang dari praktisi.
Menyita Materi Berkaitan dengan Falun Gong
Rumah Chi Xiuhua (wanita), 44, digeledah ketika ia ditangkap pada
15 April. Buku-buku Dafa, komputer, dua laptop, pemutar DVD, empat
printer, mesin pengepak plastik, mesin pembuat kalender, dua pisau
pemotong, empat ponsel, sekotak kertas cetak, kepingan DVD dan
barang milik pribadi semuanya disita.
Sun Haifeng dari Kabupaten Xinbin ditangkap sekitar jam 07.00 pada
15 April. Buku-buku Dafa, materi klarifikasi fakta, kepingan DVD
dan barang-barang lainnya disita. Ia dibawa dengan kepalanya
ditutupi kantong hitam.
Sekitar delapan polisi preman menangkap Huang Yaguang (wanita)
sekitar jam 07.00 pada 15 April ketika ia dan suaminya sedang dalam
perjalanan ke kuburan ibu mertua Huang di Desa Yonglingjiahe.
Polisi menutupi kepala Huang dengan kain hitam, mendorongnya masuk
mobil dan membawanya kembali ke Kabupaten Xinbin. Mereka kemudian
menggeledah rumahnya dan menyita buku-buku Dafa, foto dari pencipta
Falun Gong, kepingan DVD dan barang milik pribadi lainnya. Huang
ditahan di Pusat Penahanan Nangou Kota Fushun dan kemudian divonis
setahun di Kamp Kerja Paksa Masanjiazi di Provinsi Liaoning.
Lebih dari 10 petugas dari Kantor Polisi Jianshe di Distrik Wanghua
Kota Fushun, dipimpin oleh Wang Xu mendobrak dan menggeledak rumah
Zhang Deyan (wanita) sekitar jam 06.30 pada 15 April. Mereka
memfoto dan merekam rumahnya sebelum menyita foto pencipta Falun
Gong, buku-buku Dafa, komputer, pemutar DVD, beberapa ponsel dan
barang-barang lainnya.
Shang Liping (wanita) ditangkap ketika mengunjungi Zhao Jiwei
sekitar jam 07.00 pada 15 April. Polisi kemudian memaksa Shang
menunjukkan rumahnya, di mana mereka menyita buku-buku Dafa, tiga
laptop, enam ponsel dan barang-barang lainnya.
Sejak mantan presiden China, Jiang Zemin, melancarkan penganiayaan
terhadap Falun Dafa, rejim China telah mengabaikan hukum China
dengan menganiaya praktisi. Partai Komunis China (PKC) memaksa
adminstratif dan departemen kehakiman untuk terlibat langsung dalam
penganiayaan. Mereka mengontrol media negara, memblok internet,
menghalangi orang-orang mengetahui kebenaran, menipu mereka dan
menyembunyikan kebenaran tentang peganiayaan terhadap praktisi
Falun Gong.
Tanpa perlindungan hukum, kehidupan dan harta milik praktisi secara
serius terancam. Hak masyarakat untuk mengetahui kebenaran juga
telah diabaikan. Karena media negara menggunakan kekuatan mereka
untuk memfitnah Falun Gong dan praktisinya, praktisi membuat materi
klarifikasi fakta. Materi-materi ini kemudian dibagikan untuk
memberitahu orang-orang tentang kebenaran dan mengungkap sifat asli
dari PKC. Mereka, nyatanya, menggunakan hak mereka. Konstitusi
China mengijinkan kebebasan berbicara dan kebebasan pers bagi
rakyatnya.
Ditekan oleh rejim Komunis China, polisi telah menggeledah rumah
praktisi dan melakukan kejahatan. Meski mereka tahu menganiaya
praktisi Falun Gong melanggar hukum, mereka menggunakan alasan
bahwa mereka hanya “mematuhi instruksi” untuk membenarkan kejahatan
mereka. Artikel 54 dalam Bab 9 dari Tindak Tanduk Pelayan
Masyarakat menyatakan: “Pelayan masyarakat seharusnya mengemban
tanggung jawab pelayan sesuai dengan hukum ketika melaksanakan
keputusan atau instruksi yang sudah jelas melanggar hukum.” Maka,
polisi yang melakukan kejahatan yang berkaitan dengan penganiayaan
terhadap praktisi Falun Gong di mana melibatkan kebrutalan polisi
akann menghadapi keadilan.
Praktisi Falun Gong tidak melanggar hukum atau melakukan kejahatan,
maka bagi polisi yang menggeledah rumah praktisi dan menyita
barang-barang milik pribadi adalah murni perampokan. Menurut
Artikel 245 dari Kode Kriminal: Menggeledah, apakah ada atau tidak
surat geledah, adalah ilegal dan pendobrakan terhadap rumah atau
pemukiman pribadi adalah kejahatan. Ketika kekerasan digunakan
untuk memaksa dan merampok barang-barang milik praktisi di rumah
mereka adalah pelanggaran terhadap Artikel 263 dari Kode Kriminal
dan merupakan kejahatan perampokan.
Chinese version click here
English
version click here