Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Minghui Fahui | Dengan Teguh Percaya pada Guru dan Dafa, Saya pulang ke Rumah Saya yang Sebenarnya

30 Jan. 2013 |   Oleh: praktisi Dafa dari Provinsi Heilongjiang, dicatat dan direkam oleh seorang rekan praktisi


(Minghui.org) Saya adalah seorang praktisi veteran yang memperoleh Fa pada tahun 1996. Ada begitu banyak keajaiban yang terjadi pada saya selama beberapa tahun, yang mustahil untuk menceritakan semuanya hanya beberapa hari saja. Saya tumbuh besar pada masa Revolusi Kebudayaan PKC dan akibat tidak banyak belajar di sekolah. Karena keterbatasan pendidikan, saya kehilangan kesempatan pada delapan konferensi berbagi pengalaman bagi praktisi di China. Kali ini saya berketetapan hati untuk berbagi pengalaman agar saya bisa mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada Guru kita yang terkormat. Tanpa Dafa, tidak akan ada diri saya. Guru telah memikul beban begitu banyak untuk saya dan hanya dengan berkultivasi dengan gigih dan menyelamatkan lebih banyak orang, maka saya tidak membuat Guru kecewa.

1. Dafa Memperlihatkan Keajaiban

Titik terendah dalam kehidupan saya terjadi pada tahun 2006. Karena penderitaan penyakit jantung koroner, radang sendi, asma dan masalah punggung tidaklah cukup, suami saya menderita sakit mental pada tahun itu. Dia seringkali tanpa sebab memukul saya dan putri kami yang berumur 3 tahun. Ketika saya menderita masalah jantung, saya tidak dapat melakukan pekerjaan rumah tangga, apalagi memasak untuk keluarga. Saya tidak tahu bagaimana bisa bertahan hidup.

Saya tidak melupakan kejadian pada 8 Mei 1996, hari di mana tetangga memberi saya satu tiket untuk mendengar rekaman ajaran Fa Guru. Saat duduk di auditorium, saya tertidur, namun ajaibnya saya mendengar semuanya di dalam hati. Ketika pulang ke rumah di hari itu, saya membuang sebuah obat-obatan tanpa ragu. Di hari kedua, saya mendengar ceramah Fa, saya masih tertidur. Masih sama kejadiannya di hari ketiga ceramah, namun saya terbangun karena tiupan angin sewaktu sedang tidur. Saya membuka mata dalam ketakutan namun terkejut melihat auditorium sangat sunyi dengan hanya terdengar suara Guru yang diputar dari rekaman audio. Tidak ada angin sama sekali. Setelah itu, saya tidak lagi merasa mengantuk, namun jantung saya masih sangat sakit.

Suatu malam ketika pulang ke rumah dari tugas malam, saya melihat pakaian putri saya yang kotor di keranjang dan ragu apakah mempunyai tenaga untuk mencuci pakaian. Kemudian saya dengan tekad berkata pada diri sendiri, “Bukankah saya seorang kultivator? Guru berkata bahwa kultivator tidak mempunyai penyakit. Saya tentu saja dapat mencuci pakaian tanpa masalah.” Hanya dengan pikiran seperti itu saya membersihkan seluruh rumah selama empat hari berturut-turut di mana saya tidak mempunyai masalah jantung.Tetangga dan rekan kerja semuanya menyaksikan perubahan saya yang luar biasa.

Saya pergi mendengar ceramah Fa Guru lagi pada 26 Juni 1996, dan terus menderita batuk setelah tiba di rumah. Saya muntah seperti putih telur, namun hal itu tidak membuat saya takut karena saya sangat percaya bahwa segalanya adalah hal yang baik dan Guru melindungi saya. Saya mengalami batuk seperti itu hingga bulan September. Kemudian secara tiba-tiba saya berhenti batuk, dan asma yang mengganggu saya selama bertahun-tahun lenyap dengan ajaib.

2. Melepaskan Keterikatan Hidup dan Mati: Membuktikan Kebenaran Fa

Saya merasa sangat sedih karena penganiayaan terhadap Falun Gong di mulai pada Juli 1999 dan tidak mengerti mengapa Partai Komunis menindas latihan yang begitu baik. Ketika pulang mengendarai sepeda setelah tugas malam pada 25 Desember 2000, saya meluncur dan jatuh di jalanan bersalju. Kejatuhan tersebut membuat saya sadar bahwa Guru menyemangati saya untuk berjalan lebih cepat. Segera setelah pulang ke rumah, saya menghubungi beberapa rekan praktisi dan kami setuju untuk pergi ke Beijing bersama-sama untuk memohon keadilan bagi Dafa. Tidak lama setelah mendapat tiket kereta, kami mendapat kabar bahwa beberapa praktisi ditangkap dalam perjalanan ke Beijing. Saya sedikit tidak yakin mengenai rencana saya dan terus bertanya pada diri sendiri mengapa saya pergi ke Beijing. Kemudian saya menyadari bahwa sebagai seseorang yang telah memperoleh banyak manfaat dari Dafa, saya harus berdiri dan mengatakan beberapa patah kata bagi Dafa. Kereta terlambat lebih dari 3 jam dan tidak tiba di Beijing hingga lewat tengah malam. Pada saat itu, tidak ada polisi di sekitar situ dan kami tidak mengalami masalah apapun. Ketika tiba di Lapangan Tiananmen, saya berseru “Falun Dafa Hao (Falun Dafa baik)”, “Falun Dafa adalah Fa yang lurus” dan “Pulihkan nama baik Guru kami”. Saya juga membentangkan sebuah spanduk yang bertuliskan “Falun Dafa Hao” namun tidak lama kemudian saya dipukul jatuh oleh polisi.

Dua bulan kemudian, majikan menebus saya keluar dari penahanan dan sebaliknya memasukkan saya di pusat cuci otak rumahan. Mereka tidak membuat masalah apapun kepada saya dan masih membayar gaji serta fasilitas karyawan selama 2 bulan saya ditahan.

Adik bungsu saya ditangkap pada Maret 2000 karena pergi ke Beijing untuk memohon keadilan. Ketika dua petugas polisi memerintahkan dia untuk menulis surat jaminan dan mengutuk Guru serta Dafa, saya mendengar percakapan mereka dari luar gedung. Tanpa berpikir, saya masuk dan berkata pada para petugas, “Mengapa kalian mengajar orang untuk memaki?” Mereka bereaksi seakan mendapat kejutan listrik dan melompat dan berlari. Semua orang tertegun. Pengalaman ini benar-benar seperti yang Guru lukiskan dalam “Ceramah Fa pada Konferensi Fa Internasional Amerika Serikat Barat”:

“Oleh sebab itu sebagai seorang yang Xiulian, dapat memperteguh diri sendiri, dapat mempunyai sebuah pikiran lurus yang teguh tak tergoyahkan oleh apa pun, itu baru benar-benar luar biasa. Seperti berlian, kokoh tak tergoyahkan, siapa pun juga tak dapat menggoyahkannya, kejahatan melihat pun merasa ketakutan. Bila dalam menghadapi kesulitan pikiran anda benar-benar dapat sangat lurus, di hadapan penganiayaan kejahatan, di hadapan gangguan, sepatah kata yang anda ucapkan dengan pikiran lurus yang kokoh, niscaya dapat segera mencerai-beraikan kejahatan, (tepuk tangan) dapat membuat orang yang diperalat oleh kejahatan berpaling melarikan diri, dapat membuat penganiayaan yang dilakukan kejahatan terhadap anda lenyap sama sekali, dapat membuat gangguan dari kejahatan terhadap anda lenyap tak tampak lagi. Sebuah pikiran yang begitu lurus, siapa yang dapat mempertahankan pikiran lurus ini, dia niscaya dapat melangkah menuju paling akhir, dia niscaya dapat menjadi Dewa agung yang diciptakan oleh Dafa. (Tepuk tangan jangka panjang)”

3. Guru Membimbing Saya untuk Lolos dari Sarang Iblis

Saya ditahan selama tiga tahun di kamp kerja paksa pada November 2004 karena mengklarifikasi fakta kebenaran. Sejak awal berkultivasi, saya telah menghafal Fa secara teratur. Belajar Fa yang kokoh seperti itu pasti sangat membantu saya saat berada di penahanan di Kamp Kerja Paksa Wanjia di Provinsi Heilongjiang. Terima kasih atas perlindungan Guru dan kekuatan Fa, saya mampu melewati cobaan tersebut.

Kamp kerja paksa mewajibkan semua penghuni baru untuk menandatangani surat jaminan. Ketika menolaknya, saya dipaksa jongkok selama 7 hari berturut-turut, di mana saya tidak dapat mencuci atau mengganti pakaian. Tujuh hari penyiksaan ini membekas di kaki, dimana tetap gemetar sesudahnya. Untuk suatu masa, saya bahkan kehilangan kemampuan berjalan. Saya terus melafal Fa dari ingatan dan merasa waktu berlalu sangat cepat. Saya tahu Guru menanggung banyak beban untuk saya.

Meski menolak melafal peraturan kamp kerja paksa, saya tetap berbaris ketika diperintahkan. Kemudian saya menyadari bahwa hal ini juga termasuk bekerjasama dengan kejahatan dan saya tidak cukup lurus. Diwaktu berikutnya, penjaga memaksa kami berbaris, saya melangkah ke pinggir dan menyatakan bahwa saya tidak mau mengikuti perintah mereka lagi. Dengan marah, mereka menutup mata saya dan membawa saya ke sebuah ruangan di mana mereka memborgol tangan saya ke belakang dan mengancam menyetrum dengan tongkat listrik. Saya berpikir dalam hati, “Satu tidak bergerak akan menaklukkan seribu yang bergerak.“ (“Ceramah pada Konferensi Fa Amerika Serikat Tengah, 1999”)  Saya bertanya pada penjaga, mengapa mereka tetap menutup mata saya dan mereka bertingkah seakan-akan mereka tersetrum dan mengatakan pada saya bahwa tongkat listriknya kehabisan daya listrik Mereka mengembalikan saya ke sel dan memborgol tangan saya ke tangga tempat tidur hingga saya tidak dapat berdiri maupun jongkok. Saya mengingatkan diri untuk tidak tergerak dan dengan segera mereka mengirim orang untuk membuka borgol tersebut.

Pada 20 Februari 2006, penjaga sekali lagi meminta saya untuk menulis surat jaminan dan saya dengan teguh menolaknya. Mereka kemudian menggantung saya hingga saya pingsan. Namun begitu saya sadar, mereka mengikat saya lagi. Mereka mengulangi siksaan ini beberapa kali. Pada siang hari, mereka memborgol tangan saya ke belakang, ke tangga dari ranjang agar mereka dapat menikmati makan siang. Mereka mulai bermain poker setelah makan siang dan mengancam untuk melakukan siksaan yang sama di sore hari.

Saya berkata pada Guru di dalam hati, “Guru, saya tidak dapat menahan siksaan ini secara pasif. Jika Anda menyemangati saya untuk menahan penganiayaan ini, tolong bantu lepaskan tangan saya dari borgol.” Pada kenyataannya, penjaga mengunci borgol dengan sangat ketat, namun dengan satu pikiran tersebut, saya dengan mudah mampu melepaskan tangan. Empat penjaga yang bermain poker terkejut dan berkerumun untuk memukuli saya. Mereka juga memukul tangan saya secara gila-gilaan dengan tongkat listrik. Akibatnya, satu tulang di tangan kiri saya patah, yang langsung membengkak. Mereka kemudian memborgol tangan saya dan menggantung saya lagi. Borgol tersebut memotong daging saya begitu dalam, bekasnya masih terlihat sampai dua tahun kemudian. Namun pada saat itu, saya sepenuhnya tenang dengan suatu keyakinan yang teguh pada Guru dan Fa. Mereka melihat saya tidak bersuara sama sekali dan menjadi takut. Mereka menurunkan saya dan memborgol tangan saya ke kursi besi selama tiga hari. Akibatnya, kaki saya sangat bengkak dan tidak dapat berjalan. Penjaga sekali lagi meminta saya melafalkan peraturan kamp kerja paksa dan saya menjawab, “Saya akan mengorbankan segalanya demi kebenaran.” Pada saat saya selesai berucap, saya melihat Guru berjalan mendekat dengan senyum di wajahnya dan dia mengangkat dua gumpalan substansi besar dari dada saya. Guru berada di samping saya sepanjang waktu. Meskipun tangan saya sangat bengkak, namun tidak sakit sama sekali.

Suatu ketika penjaga memaksa saya melakukan pekerjaan berat meskipun tangan saya bengkak dan saya dengan teguh menolaknya. Penghuni kamp kerja lainnya tidak dapat memahami mengapa saya tidak berpura-pura bekerja saja tanpa menjawab penjaga tersebut. Saya mengatakan pada mereka, “Saya berkultivasi Dafa dan segala yang saya lakukan, haruslah jujur.” Dengan segera saya merasakan Guru mengangkat dua gumpal substansi dari tubuh saya. Satu penjaga mengeluh, “Apa yang dapat kita lakukan jika dia bahkan tidak takut pada kematian!”

Disamping melafal Fa dari ingatan, saya juga memancarkan pikiran lurus secara konstan untuk mencerai-beraikan unsur-unsur jahat yang mengendalikan para penjaga.

Karena penganiayaan tersebut, saya menderita gejala sakit jantung, kejang jantung, tekanan darah rendah, dan kejang otak (cerebral vasospasm). Akhirnya, saya bahkan terbaring dan tidak dapat bangun sama sekali. Keluarga melayangkan pengaduan ke semua departemen terkait, dan kamp kerja paksa segera menyetujui pembebasan saya dengan syarat saya menandatangani surat jaminan untuk tidak berlatih Falun Gong lagi.

Saya tahu bahwa saya harus melewati ujian perasaan, jika tidak, ini seperti mendorong keluarga saya ke neraka. Saya berkata pada putri saya bahwa saya tidak akan menandatangani surat jaminan tersebut. Saya mengingatkan dia betapa Dafa telah memberkati saya dan keluarga kami.

Semua orang berpikir upaya mereka sekarang sia-sia karena saya memutuskan untuk tidak menandatangani surat jaminan apapun, namun saya tetap menyangkal pengaturan tersebut dalam hati. Saya yakin bahwa Guru mempunyai perkataan akhir tentang jalur kultivasi saya. Suatu hari saya bermimpi di mana saya terhuyung-huyung ke pintu gerbang kamp kerja paksa dan kemudian tiba-tiba saya terbang keluar.

Tidak lama setelah mimpi tersebut, saya dibebaskan tanpa menandatangani surat jaminan apapun. Dengan bimbingan Guru, saya kembali ke rumah satu tahun lebih awal daripada masa tahanan saya.

4. Dengan Mantap Mengkultivasikan Setiap Pikiran

Setelah dibebaskan, saya tidak membiarkan diri diperlakukan seolah-olah sakit. Saya tetap belajar Fa dan berlatih Gong. Berangsur-angsur saya semakin kuat.

Karena putri saya sedang hamil membutuhkan bantuan, saya pindah ke rumahnya di kota besar. Suatu ketika suaminya keluar untuk makan dan membawa pulang makan siang untuk ibunya dan tetangga kami.  Putri saya sangat marah karena dia tidak membawa apa-apa untuk saya, namun saya menenangkan dia dengan mengatakan, “Kamu tahu ibu adalah seorang kultivator bukan? Tidak ada kejadian yang kebetulan.”

Entah bagaimana banyak nyamuk masuk ke rumah putri saya dan dia meminta saya untuk membersihkan semua untuknya. Kaki saya masih sakit karena dianiaya di kamp kerja paksa, namun saya berhasil bekerja sepanjang pagi hari. Saat duduk untuk istirahat, putri saya dan ibu mertua pulang. Putri saya segera menjadi marah dan bergabung dengan mertuanya. Saya tahu cobaan ini adalah bagi saya untuk meningkatkan Xinxing (watak atau kualitas moral) dan teringat satu bagian ceramah Fa dari Zhuan Falun,

“Selalu dalam bentuk dan situasi manusia biasa, hari ini ada seseorang yang mencari gara-gara dengan anda, ada yang membuat anda marah, ada yang berbuat tidak baik pada anda, tiba-tiba menyerang anda dengan ucapan tidak pantas, semua itu untuk melihat bagaimana anda menyikapi seluruh masalah ini.”

Dengan Fa di dalam hati, saya dengan tenang melewati cobaan ini.

Tidak lama sesudah itu, saat sedang menyeberang jalan, sebuah mobil tiba-tiba muncul dan menggilas kaki saya. Sangat sakit hingga saya merasa pusing. Saya mengingatkan diri sendiri bahwa Guru melindungi saya dan segalanya akan baik-baik saja. Kaki saya benar-benar bengkak, namun ajaibnya, setelah kejadian itu kaki saya sembuh sepenuhnya.

Hanya dalam 3 bulan setelah dibebaskan dari kamp kerja paksa, semua kondisi tidak normal yang saya alami hilang tanpa jejak.

5. Guru Membimbing Saya Sepanjang Waktu

Guru benar-benar menjaga saya dalam setiap langkah kultivasi Xinxing saya. Suatu hari, saya ingin menutup jendela dengan plastik untuk menghentikan udara dingin saat suami menghentikan saya dan menarik papan kayu besar untuk memukul saya. Rasa sakitnya tidak dapat dilukiskan, dan saya segera mengaku pada Guru bahwa saya masih memiliki mentalitas bersaing. Setelah itu, tubuh saya tidak sakit lagi.

Setiap kali menghadapi kesengsaraan, saya akan teringat prinsip Fa yang terkait dan saya tahu bahwa Guru membimbing peningkatan Xinxing saya. Suatu ketika, suami memukul saya lagi tanpa sebab dan saya tidak dapat menahan amarah. Lalu ada suara yang sangat lembut muncul di kepala saya, “Jangan membalas ketika dipukul atau dicaci.” (Zhuan Falun) Saya segera tersenyum.

Suami tidak ingin saya memutar musik latihan di pagi hari dan saya sangat tidak senang. Namun bahkan sebelum saya membuka mulut untuk memprotes, saya “melihat” Fa di dalam pikiran, “...Sebab peningkatan kalian barulah yang terpenting.” (“Pemahaman Lebih Lanjut,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju) Saya tidak merasa kesal.

Saya dan beberapa rekan praktisi memutuskan untuk pergi ke sebuah kota tetangga untuk memancarkan pikiran lurus bagi seorang praktisi yang dijadwalkan untuk diadili. Tidak lama setelah kami sampai di jalan, kami menerima telepon yang mengingatkan kami untuk berhati-hati karena ada seorang polisi yang memblokir jalan di depan. Saya khawatir dan berpikir apakah saya harus keluar dari kendaraan. Kemudian saya tiba-tiba teringat puisi Guru berikut ini dan menjadi tenang:

“Dengan maju ke depan niscaya dapat menghasilkan segala benda

Dengan melangkah mundur segalanya nihil dan selamanya merupakan teka-teki”

(“Hampa,” Hong Yin II)

Ketika kami tiba di tempat tujuan untuk memarkir mobil, sebuah mobil polisi parkir di sebelah kami. Segera sebuah mobil polisi yang lain juga datang. Kami memancarkan pikiran lurus bersama dan dua mobil polisi segera pergi. Sepanjang hari itu kami memancarkan pikiran lurus bagi praktisi dari luar gedung pengadilan.

Suatu hari saya bersiap untuk keluar untuk mengklarifikasi fakta ketika beberapa burung menjatuhkan kotoran di kepala saya. Hati saya tergerak dan ragu apakah saya harus tetap keluar seperti yang saya rencanakan. Kemudian saya teringat apa yang Guru katakan dalam “Ceramah Fa pada Konferensi Fa New York Tahun 2010,”

“Saya sejak dini sudah mengatakan, pengikut Dafa semata-mata berada dalam proses menuju kesempurnaan di tengah tekanan yang raksasa, di tengah ujian sesungguhnya yang menyangkut hidup dan mati. Setiap kali penganiayaan terhadap agama ortodoks bukankah demikian caranya? Saya dahulu pernah mengatakan, bahwa manusia selalu tidak mengingat pelajaran sisi positif, yang diingat selalu pelajaran sisi negatif. Biarpun bagaimana menderita pengikut Dafa juga sedang menolong manusia di dunia, dalam berbagai proyek kalian juga sedang melakukan hal ini.”

Saya tidak lagi memiliki keragu-raguan dan berjalan keluar dari pintu dengan pikiran lurus. Dalam waktu singkat saya meyakinkan 7 orang untuk melakukan 3 pemunduran.

Sepanjang saya memiliki keyakinan pada Guru dan Dafa, saya yakin dapat memenuhi sumpah prasejarah saya, mencapai kesempurnaan dan mengikuti Guru pulang ke rumah yang sebenarnya.

Chinese version click here
English version click here