(Minghui.org) Setelah Shifu menerbitkan artikel “Pertahankan Kesadaran Jernih,” saya membaca berkali-kali dan menghafalnya. Setiap kali saya melafalkan artikel ini, saya tidak bisa menahan air mata saya. Selama bertahun-tahun, Guru selalu mengamati setiap pikiran dan gerak-gerik praktisi. Setiap kali kita mempunyai masalah, Guru segera memberikan kita peringatan. Ketika kita menghadapi bahaya, Guru turun tangan untuk melindungi kita.
Saya percaya bahwa beberapa
praktisi telah berharap untuk bisa melihat akhir dari Partai
Komunis China (PKC) jahat dan penganiayaan. Mereka berharap bahwa
Kongres Partai ke-18 akan membawa beberapa perubahan yang positif.
Sekarang harapan mereka itu telah berubah menjadi kekecewaan, dan
beberapa praktisi mungkin mengendurkan kultivasi mereka. Cara
berpikir demikian dapat menyebabkan para praktisi menghadapi
kesulitan dalam perjalanan kultivasi mereka.
Guru dalam artikel “Pertahankan Kesadaran Jernih” memberi tahu
kita:
“Jangan
menaruh harapan apa pun terhadap partai jahat PKC.
“Asalkan partai jahat masih eksis, watak dasarnya selamanya tidak
akan berubah.”
“Prinsip pelurusan Fa tidak akan berubah karena situasi manusia.
Xiulian dan menyelamatkan manusia adalah misi agung dari pengikut
Dafa. Saya harap anda sekalian lakukan dengan baik hal-hal yang
tersisa. Jalan Dewa sudah tidak jauh lagi.”
Setiap kali saya membaca kalimat
terakhir tentang "Jalan Dewa," saya tidak bisa menahan air mata.
Tidak ada kata-kata yang dapat melukiskan perasaan terima kasih
saya atas belas kasih Guru.
Pada pagi hari baru-baru ini, saya masih belum bisa memejamkan mata
sampai jam 2 malam. Berbagai macam pikiran masuk ke benak,
dengan demikian saya memutuskan untuk membaca artikel Guru yang
terbaru. Tiba-tiba saya teringat akan pemandangan yang saya lihat
lima tahun lalu dan saya mulai memahami maknanya untuk pertama
kalinya.
Lima tahun lalu, saya mengalami kelumpuhan separo badan karena
gejala pendarahan otak yang cukup parah. "Penyakit" itu sebenarnya
adalah serangan yang dilakukan oleh kekuatan jahat, yang
memanfaatkan keterikatan hati manusia biasa saya yang kuat dalam
mengejar nama dan uang. Namun, saya masih bisa melakukan
meditasi.
Suatu hari saat bermeditasi, saya melihat sebuah pemandangan di
mana saya adalah seorang anak yang berusia tiga tahun. Guru
memegang tangan saya saat kami mendaki gunung yang tidak terlalu
curam. Setelah beberapa saat, Guru menghilang, dan saya berjalan
sendiri. Lalu saya melihat sebuah kuil besar, dan di tengah-tengah
kuil itu, Guru duduk di atas bunga lotus yang nan megah. Guru
menempatkan saya di telapak tangan kiri-Nya dan mengirim saya ke
sebelah kiri Guru. Saya mendengar Guru berkata: "Silakan anda
melanjutkan perjalanan lebih dulu. Guru akan segera menyusul." Lalu
saya pun pergi. Setelah beberapa saat, saya benar-benar
sendirian. Saya bahkan tidak bisa melihat jejak apa pun. Saya tidak
merasa takut, tetapi tiba-tiba berpikir: "Saya harus mengikuti Guru
dari belakang. Bagaimana bisa saya berjalan di depan Guru?" Dengan
demikian, saya pun berjalan balik dan kembali menemui Guru. Saya
berkata: "Guru, saya tidak akan pergi lagi ke mana-mana seorang
diri, tetapi saya akan pergi mengikuti Guru." Kemudian saya merasa
gembira bisa bergabung bersama anak-anak lainnya, yang sedang
bermain di sekitar bunga lotus tempat duduk Guru.
Ketika saya berbagi kejadian ini dengan rekan praktisi yang lain,
mereka merasa senang dan beberapa dari mereka bahkan memuji
saya, mengatakan saya memiliki pikiran lurus. Tetapi selama lima
tahun, saya tidak tahu mengapa Guru telah mengatakan kepada saya
agar saya “melanjutkan perjalanan lebih dulu.” Saya tidak
mendengarkan permintaan Guru dan kembali lagi. Apa yang
membuat saya bingung? Ketika saya terjaga di tengah malam
baru-baru ini, akhirnya saya memperoleh pemahaman baru.
Ketika saya kembali kepada Guru dalam pemandangan itu, saya tidak
berpikir untuk belajar Fa lebih banyak, memancarkan pikiran lurus,
atau menyelamatkan lebih banyak orang. Sebaliknya, saya mulai
bermain dengan anak-anak lain dan menikmati saat-saat yang
menyenangkan. Ini merupakan keterikatan hati manusia saya akan
kenyamanan. Ketika saya berkata kepada Guru, "Saya tidak akan pergi
ke mana-mana tanpa Guru," keterikatan hati akan rasa takut,
dambaan kenyamanan dan ketergantungan pada orang lain yang
tersembunyi sedang berperan
Sekarang saya menyadari bahwa ketika Guru mendorong saya agar
melanjutkan perjalanan, Beliau memberi tahu saya agar menempuh
jalur saya sendiri. Guru telah mengatakan kepada kita bahwa dalam
kultivasi itu tidak ada contoh dan setiap orang harus menempuh
jalur sendiri. Kultivasi kita akan dijadikan referensi bagi umat
manusia di masa mendatang.
Dalam lima tahun terakhir, saya mengandalkan anggota keluarga untuk
membantu saya berjalan dan mendapat dukungan keuangan dari kerabat.
Meskipun saya selalu ingin membantu dalam klarifikasi fakta dan
menyelamatkan lebih banyak orang, saya juga berharap bahwa Guru
akan menghapus karma penyakit saya. Saya tidak menyadari bahwa
keyakinan teguh saya kepada Guru dan Dafa sudah cukup untuk
mengalahkan karma penyakit. Ketika Guru mengatakan kepada saya agar
terus maju, beliau meminta saya agar tidak selalu mengandalkan
Beliau untuk selamanya, saya harus memperbaiki diri sendiri. Namun,
saya tidak gigih maju sesuai arahan yang Guru telah tunjukkan.
Sebaliknya, selama cobaan berat yang saya alami dalam lima tahun
terakhir, saya mengikuti jalur yang diatur oleh kekuatan
lama.
Saya berterima kasih kepada Guru karena telah menyadarkan saya
kembali dan mengatur saya pada jalur yang benar. Sesuai apa yang
saya pahami, kita semua adalah bagian dari alam semesta lama dan
pikiran kita membawa pengaruh kekuatan lama. Dengan demikian, kita
harus tetap waspada setiap saat untuk menghindari jebakan yang
ditetapkan oleh kekuatan lama. Kita harus mengukur kultivasi kita
dengan Fa, dan belajar Fa kapan saja kita punya waktu.
Saya bertekad untuk mengejar ketinggalan dan menyangkal pengaturan
kekuatan lama. Saya akan menebus kesalahan masa lalu dan melangkah
di atas jalan dewa.