(Minghui.org)
Sebelum kunjungan Menteri Luar Negeri AS John Kerry ke Malaysia
pada Oktober 2013, praktisi Falun Gong di Malaysia menyerukan
kepada Presiden Barack Obama dan pemerintah AS untuk mengungkapkan
bukti yang diperoleh tahun lalu mengenai pengambilan organ paksa
rezim komunis China, dan tidak lagi berdiam diri tentang masalah
ini.
Penyelidikan internasional telah
mengungkapkan bahwa rezim China dengan sistematis memenjarakan dan
membunuh ribuan praktisi Falun Gong demi organ mereka selama dekade
terakhir, menjual organ-organ ini untuk keuntungan dalam
perdagangan transplantasi.
Praktisi Falun Gong di Malaysia menggelar aksi damai di dekat
Kedutaan Besar AS di Kuala Lumpur pada tanggal 6 Oktober 2013.
Mereka meminta Presiden Obama mendesak rezim China untuk segera
menghentikan pengambilan organ dari praktisi Falun Gong di China
dan mengakhiri penindasan.
Para praktisi juga menyerukan pemerintah AS untuk melakukan
penyelidikan lebih lanjut atas kejahatan rezim China terhadap
kemanusiaan, dan mengadili para pelaku yang telah berpartisipasi
dalam kejahatan ini.
Para praktisi Falun Gong berkumpul
bersama dekat Kedutaan Besar Amerika Serikat di Malaysia untuk
menyerukan kepada pemerintah Amerika Serikat untuk membantu
menghentikan penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong oleh rejim
China.
Menurut laporan eksklusif yang
diterbitkan oleh Epoch Times, para pejabat Konsulat AS di Kota
Chengdu, China, memperoleh dokumen rahasia yang mengungkapkan
pengambilan organ paksa ketika mantan kepala polisi Chongqing dan
wakil walikota Wang Lijun melarikan diri ke konsulat pada tanggal 6
Februari 2012.
Dokumen Wang Lijun berisi informasi penting tentang keterlibatan
pejabat komunis atas penganiayaan terhadap Falun Gong. Sebagian
besar dokumen-dokumen ini belum diungkapkan kepada publik oleh
pemerintah AS.
Jason Ong membacakan surat dari praktisi Falun Gong di Malaysia
kepada pemerintah AS pada rapat umum tersebut.
Dalam surat itu, praktisi menyerukan kepada AS, pembela hak asasi
manusia terkemuka di dunia, untuk memainkan peran yang lebih aktif
dalam menghentikan penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong di
China, penganiayaan yang paling mengerikan dalam sejarah umat
manusia, dan tidak lagi tetap diam dalam masalah ini.
Surat itu diserahkan ke Kedutaan Besar AS di Malaysia setelah
pertemuan.
Chia (pria), seorang praktisi Falun Gong di rapat umum, menegaskan
bahwa rejim yang telah membunuh orang yang tidak bersalah demi
organ mereka tidak dapat dianggap sebagai pemerintah yang sah. Dia
mendesak masyarakat internasional, termasuk A.S., untuk berbuat
lebih banyak untuk membantu menghentikan penganiayaan terhadap
praktisi Falun Gong di China.
Chinese version click here
English
version click here