(Minghui.org)
Praktisi Falun Gong Frank dan Sam (mereka meminta hanya menyebutkan
nama depan baru mereka) telah ditahan, dipukul dan dihukum kerja
paksa di China sebelum mereka datang ke Australia pada 2008.
Mereka dianiaya di China karena
berlatih Falun Gong.
Menurut koran Australia Barat, laporan The Sunday Times diterbitkan
pada 5 Oktober 2013. Frank dan Sam bersama rekan praktisi mereka
Dr. Albert Lin telah meningkatkan kesadaran orang-orang tentang
penganiayaan Falun Gong di China. Mereka menceritakan pengalaman
penderitaan mereka.
Laporan itu menyatakan bahwa Partai Komunis China (PKC) memulai
penganiayaan terhadap Falun Gong pada 20 Juli 1999.
“Frank ditahan pada 2001 selama 2 tahun. Ia dipaksa membuat produk
murah seperti dekorasi Natal dan baju-baju.”
“Untuk dikirim ke kamp kerja paksa, tidak diperlukan hakim atau
pengacara, mereka hanya perlu berkata kamu melanggar peraturan ini,
kamu mengganggu masyarakat, kamu ditahan di kamp kerja paksa,” kata
Frank.
“Ketika ia sedang tidak kerja rodi, ia disiksa. Suatu kali, polisi
mengikatnya di bangku dan ia disetrum selama berjam-jam.”
“Seorang tahanan mengikatnya di ranjang dan memukulinya sampai
tangannya membengkak dan membiru lebam.”
Sam bergelar insinyur kimia dan istrinya seorang akuntan.
Laporan menyatakan, ”Pada 2001, Sam sedang mengurus anak temannya
ketika ia ditangkap.”
“Di kantor polisi, Sam digantung di bingkai jendela, dipukuli dan
es dituang ke dalam celananya.”
“Ia kemudian dimasukkan ke dalam penahanan selama sembilan bulan di
mana ia membuat bunga plastik.”
“Sam berkata ia tidak pernah dikirim ke kamp kerja paksa karena
pemerintah menginginkan dia untuk memata-matai
teman-temannya.”
Frank dan Sam berkata bahwa praktisi Falun Gong di China masih
dianiaya.
Dr. Lin berkata ia merasa harus berbicara setelah terungkap pada
2006 bahwa organ praktisi diambil ketika mereka masih hidup.
Laporan menyatakan, ”Untuk meningkatkan kesadaran akan penindasan
Falun Gong di China, Dr. Lin telah menyelenggarakan dua penayangan
dokumenter Free China dan Transcending Fear di Perpustakaan
Negara.”
Chinese version click here
English
version click here