Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

“Anda Dibiarkan Terjungkal, Agar Dapat Sadar Akan Tao”

25 Okt. 2013

Salam kepada Shifu terhormat, salam kepada semua teman praktisi

(Minghui.org) Nama saya Zaenal dan memperoleh Fa kira-kira akhir tahun 2005. Pada saat awal saya Xiulian kurang gigih maju. Saya jarang sekali datang ke tempat latihan pada Minggu pagi untuk latihan bersama dengan teman praktisi lain. Saya juga jarang belajar Fa. Memang saat itu saya sudah merasakan Falun Dafa ini mempunyai energi yang sangat besar, sangat bagus. Setelah berlatih Falun Dafa, saya merasa tubuh sangat energik penuh semangat selama beberapa hari sesudahnya masih terasa energinya. Saya menjadi percaya diri bahkan tidak takut dengan ilmu hitam karena tidak dapat menyentuh saya. Tapi, banyak sikap saya tak ubahnya seperti manusia biasa. Saya kurang mematut diri menjaga De dan tidak gigih meningkatkan Xinxing.

Sekitar lima tahun setelah itu, pada tahun 2010, saya mengalami tragedi beruntun dalam perjalanan hidup saya. Usaha saya bangkrut, ditipu orang. Saya banyak melakukan kesalahan, dimanfaatkan orang, saya merasa terpuruk. Bahkan saya mengalami tabrakan motor yang cukup parah. Saya mengalami tabrakan dalam posisi “adu banteng” dengan pengendara motor lain pada kecepatan tinggi. Tubuh saya mental lebih dari 20 meter, dan motor saya terpental pula kira–kira 10 meter di belakang saya.

Sesaat kemudian saya merasa ada satu kekuatan di sekeliling tubuh seolah berusaha menekan untuk meremukkan tubuh saya. Tapi sesaat sebelum tekanan itu menyentuh tubuh, saya merasa di sekeliling tubuh saya tiba-tiba muncul suatu selubung yang menyelimuti tubuh, menahan dan melindungi tubuh saya dari kekuatan tekanan tersebut. Saya hanya bisa diam terduduk jongkok di pinggir aspal. Kejadian ini berlangsung hanya beberapa menit. Setelah tekanan itu mengendur dan berangsur memudar, baru saya dapat berdiri dan berjalan. Saat itu saya tidak mengalami luka apa pun padahal tabrakan cukup keras bahkan sepatu motor saya yang tinggi terbuat dari kulit tebal dan keras pun sampai terbelah.

Setelah sampai di rumah sudah maghrib. Saat itu tangan kanan dan kaki kanan saya (bagian yang mengalami benturan paling keras) terasa kaku, lalu bengkak cukup besar. Saya tidak dapat bergerak dan terbaring di tempat tidur. Saya merasakan sakit dan penderitaan yang luar biasa. Mengapa begini? Apa yang terjadi pada diri saya? Saya tidak berdaya, terasa tubuh  dipenuhi karma, apa pun yang mungkin akan terjadi saya tidak ada kuasa. Bahkan kemungkinan terburuk sekalipun terjadi, saya sudah pasrah. Hari–hari berlalu tapi saya tidak juga mati. Waktu demi waktu saya lewati dalam penderitaan. Lalu saya tersentak dan merasa tidak bisa begini terus, saya tidak mau mati dengan kondisi begini buruk. Saya harus kembali normal dan sehat. Itulah tekad dalam diri saya.

Saya harus  berusaha. Segala metode yang pernah saya tahu dan pernah saya pelajari saya coba, untuk melakukan penyembuhan, mengembalikan kondisi tubuh saya. Tapi tidak membaik bahkan saya merasa makin sakit dan menderita. Lalu saya teringat latihan Gong dari Falun Dafa. Terasa ada sedikit perubahan pada tubuh. Muncul secercah harapan dalam benak. Lalu saya mulai giat berlatih dan membaca ceramah Shifu, tidak lupa melakukan pemancaran pikiran lurus. Tubuh mengalami pemurnian, perubahan dan membaik. Pemurnian yang saya alami sangat menderita dan sakit luar biasa, tapi seberat apa pun itu, saya bertekad untuk bisa melewati. Karena saya ingin kembali normal seperti awal. Latihan Gong, belajar Fa dan memancarkan pikiran lurus merupakan kebutuhan sehari-hari. Apalagi bila dilakukan bersama-sama dengan praktisi yang lain, akan terasa medan energi yang lebih besar dan tubuh saya pun mengalami perubahan membaik yang semakin besar pula.

Seiring banyak belajar Fa dan membaiknya kondisi tubuh, pemahaman pun meningkat. Saya menyadari tidak ada yang kebetulan. Semua sudah pengaturan Shifu. Tragedi ini mungkin merupakan teguran. Guru berkata dalam Zhuan Falun: “Anda dibiarkan terjungkal, agar dapat sadar akan Tao, demikianlah Xiulian itu berlangsung.” Hutang karma memang harus dibayar. Saya pahami tragedi tabrakan merupakan proses dari akibat karma yang sangat besar. Terima kasih kepada Shifu yang telah melindungi dan membantu melenyapkannya sebagian, apabila tidak mungkin dapat berefek yang jauh lebih parah. Menurut seorang teman umumnya apabila orang mengalami tabrakan frontal seperti itu dalam kecepatan tinggi biasanya akan mengakibatkan kematian, karena dua orang temannya berakhir tragis demikian. Memang saya merasa ada keajaiban yang terjadi pada saat itu, saya bisa tetap hidup. Kalau manusia biasa mengalami ini, apabila bisa bertahan hidup mungkin separuh dari tubuhnya cacat atau lumpuh. Menyadari telah diberi kesempatan kedua yang sangat berharga, saya merasa tidak boleh menyia-nyiakannya lagi dan ingin terus meningkat.

Pengalaman Memancarkan Pikiran Lurus di Depan Kedubes Tiongkok

Melakukan pemancaran pikiran lurus secara global pada waktu yang telah ditentukan merupakan anjuran dari Shifu. Memancarkan pikiran lurus untuk memusnahkan kejahatan di dimensi lain yang mengganggu pelurusan Fa.

Saat awal diajak seorang teman praktisi untuk melakukan pemancaran pikiran lurus di depan kedubes Tiongkok, saya lalu berpikir: Kenapa harus di depan kedubes Tiongkok? Bukankah di rumah sama saja? Yang penting kan nian-nya. Ada rasa segan. Apalagi kalau di depan kedubes kan banyak orang yang lewat, malu nanti disangka seperti pengemis, merasa rendah diri atau hal-hal negatif lainnya. Bagaimana kalau nanti ada yang mengenali kita? Keterikatan malas, malu dan berbagai konsep manusia semuanya mencuat.

Tapi suatu waktu, saya berkesempatan untuk mencoba, melakukan pemancaran pikiran lurus untuk pertama kalinya di depan kedubes. Saya coba untuk membulatkan tekad, menghalau semua perasaan negatif yang menghalangi. Memang awalnya tidak mudah tapi setelah bisa melewati maka perasaan negatif itu lenyap sendirinya, hanya membebani pada awalnya. Setelah saya mulai duduk bersila ganda dan mulai memancarkan pikiran lurus semua perasaan negatif tadi lenyap dan sirna begitu saja. Yang muncul adalah perasaan fokus dan suasana yang sakral untuk memusnahkan kejahatan dan menyelamatkan makhluk hidup.

Memang di depan kedubes banyak orang yang lewat terutama saat hari kerja Senin – Jum’at. Ini ternyata memberi lebih banyak kesempatan kepada kita untuk klarifikasi fakta sehingga lebih banyak orang yang tahu tentang fakta penganiayaan terhadap para praktisi Falun Gong di Tiongkok.

Kedubes adalah jendela dari negeri Tiongkok tempat terjadinya penindasan terhadap para praktisi Falun Gong. Beberapa saat lalu saat saya memancarkan pikiran lurus di depan kedubes terasa suasana yang agak berbeda. Terasa sangat sakral dan haru. Menyadari bahwa di sisi seberang jalan, yang sangat dekat sekali - sedang terjadi penganiayaan terhadap teman-teman praktisi kita.

Sesungguhnya kita adalah satu tubuh kesatuan. Pada saat tubuh utama kita mengalami penderitaan maka anggota tubuh lain pun merasakan hal yang sama. Terbayang penderitaan saudara-saudara kita di sana, sedang disiksa, menahan penderitaan dan sakit yang luar biasa bahkan sampai tanpa disadari lidah mereka pun tergigit putus akibat beratnya menahan rasa sakit. Saya merasa betapa besar pun penderitaan kami di luar Tiongkok rasanya belum seberapa bila dibandingkan dengan penganiayaan yang rekan-rekan alami di sarang kejahatan setiap hari. Dan hal ini masih terus berlangsung sampai hari ini. Belum lagi organ-organ tubuh saudara kita diambil secara paksa dan hidup-hidup tanpa atau minim obat bius untuk dijual kepada pasien mancanegara. Berpikir demikian, tiba-tiba tubuh saya terasa bergetar, hati seakan menjerit ikut merasakan dan tanpa sadar air mata mengalir ke luar. Dalam hati saya seakan berteriak: Hentikan... sudah cukup... musnahlah... MIEK. Sambil terus memancarkan pikiran lurus, apalah arti penderitaan kami di sini. Setelah itu, tubuh saya terasa sangat ringan sekali seolah melayang. Rasa sakit di kaki karena sila ganda jangka panjang pun lenyap, semua terasa sangat lembut dan ringan.

Kejahatan ini sudah harus berakhir. Sudah saatnya seluruh dunia tahu, saatnya kebenaran dan kebaikan muncul. Kita sebagai praktisi selayaknya ikut andil dalam proses pelurusan Fa ini. Salah satu kegiatan yang dapat kita lakukan adalah memancarkan pikiran lurus di depan kedubes PKT. Memusnahkan kejahatan menyelamatkan makhluk hidup. Berhadapan langsung dengan sarang kejahatan di garis terdepan. Ini adalah suatu keagungan De. Seberapapun pengorbanan dan upaya yang kita curahkan, besar ataupun kecil, sesungguhnya manfaatnya adalah untuk kita sendiri. Kita sedang membangun keagungan De diri sendiri.

Guru berkata dalam Ceramah Fa pada Konferensi Fa New York pada Hari Paskah – April 2004: “Dikatakan lebih jelas, eksistensi pengikut Dafa bukan demi mengklarifikasi fakta, melainkan kekuatan lama telah menciptakan penganiayaan ini, sehingga kita terpaksa berbuat demikian, kita adalah memanfaatkan penganiayaan ini di tengah anti penganiayaan, di dalam klarifikasi fakta membangun keagungan De pengikut Dafa yang lebih besar. Pengorbanan pengikut Dafa pasti tidak akan sia-sia.”

Saat melakukan pemancaran pikiran lurus di depan kedubes, saya merasa medan energinya sangat besar dan sakral. Sharing dengan beberapa teman praktisi yang rutin melakukan, ternyata mereka pun merasakan hal yang sama. Secara pribadi saya merasakan adanya proses percepatan. Biasanya saya mengalami gejala pemurnian seperti batuk atau flu bisa berlangsung hingga beberapa minggu. Tapi seiring sering FZN di depan kedubes, biasanya tidak sampai seminggu sudah terlewati. Demikian pula diare yang biasanya berlangsung 10 hari hingga 2 minggu, sekarang paling lama tiga hari sudah terlewati. Ini adalah efek luar biasa yang saya rasakan langsung secara fisik. Di dimensi lain, saya yakin FZN telah memusnahkan sejumlah besar kekuatan jahat yang mengganggu pelurusan Fa. Bukankah kita berarti telah berperan membantu mempercepat pelurusan Fa, menciptakan kondisi yang lebih mudah bagi penyelamatan makhluk dan menolong teman praktisi yang tengah dianiaya.

Mari teman–teman yang punya syarat, kita melangkah keluar ke kedubes PKT untuk memancarkan pikiran lurus. Ini adalah satu kesempatan berharga yang sangat luar biasa, dan tidak mudah diperoleh. Sepatutnya lah kita bisa lebih menyayangi lingkungan ini, dengan rajin dari hari ke hari melakukan pemancaran pikiran lurus di depan kedubes PKT. Kejahatan paling takut bila perbuatannya diungkap, maka kita ungkaplah. Saat banyak praktisi berkumpul FZN bersama, saya memerhatikan semakin banyak orang yang membaca spanduk-spanduk kita, semakin besar medan energi lurus dan belas kasih, semakin besar kesempatan mengklarifikasi fakta dan menyelamatkan makhluk.

Saat ini sedang berlangsung pengumpulan petisi dukungan untuk penghentian pengambilan organ paksa di Tiongkok di depan kedubes. Hari itu saya sudah siap dengan lembar petisi dan brosur sebagai alat bantu klarifikasi. Terlihat dari kejauhan seorang gadis muda yang berjalan agak cepat sepertinya sedang mengejar waktu dalam perjalanan dia ke kantor yang terletak di sekitar kedubes. Dia mengarah ke saya, saya bergerak untuk menyodorkan lembar petisi. Dia tersenyum dan menghampiri lalu meraih petisi dan menandatangani. Pada saat dia mulai menulis, saya mulai menjelaskan apa maksud dari petisi ini. Terus dia berkata: “Saya sudah paham dan sudah baca brosurnya. Hari ini saya mau tanda tangan untuk mendukung.” Dia berkata lagi, ”Saya terkejut dengan berita ini hampir tak percaya ternyata masih ada kejadian seperti ini pada jaman sekarang. Sungguh kejam sekali. Tidak manusiawi, ini adalah pelanggaran hak asasi manusia.” Setelah selesai dia tersenyum, sambil lanjut berjalan dia berkata: “Selamat berjuang ya, semoga berhasil.” Saya merasa bahagia bagi setiap makhluk yang dapat memahami fakta kebenaran. Banyak kejadian menyentuh lainnya yang tak terhitung yang dialami teman-teman praktisi di depan kedubes. Aktivis gereja yang selalu beri jabat tangan atau heshi bila melintasi kami, mereka yang secara inisiatif membawa petisi DAFOH ke kantornya agar ditandatangani kolega mereka. Mereka yang telah mendukung kami secara moril melalui sapaan dan senyuman mereka, termasuk perubahan sikap para polisi ke arah positif. Tentu masih ada yang salah paham, tetapi kami percaya prilaku kami yang Sejati-Baik-Sabar akan dapat mengubah hati mereka.

Mari saling mengingatkan untuk terus gigih maju, keberhasilan sudah di depan mata. Saat hendak bermalasan, saya berpikir kesempatan ini juga tidak selamanya ada. Waktu sudah sangat mendesak mari manfaatkanlah kesempatan yang ada untuk menjadi emas, maka jadilah emas.

Ini hanya pemahaman saya yang terbatas. Jika ada kekurangan mohon tunjukkan dengan belas kasih.

Terima kasih Shifu. Terima kasih teman-teman praktisi.