Salam kepada Shifu terhormat, salam kepada semua
teman praktisi
(Minghui.org) Nama saya Zaenal dan memperoleh Fa kira-kira akhir tahun 2005. Pada saat awal saya Xiulian kurang gigih maju. Saya jarang sekali datang ke tempat latihan pada Minggu pagi untuk latihan bersama dengan teman praktisi lain. Saya juga jarang belajar Fa. Memang saat itu saya sudah merasakan Falun Dafa ini mempunyai energi yang sangat besar, sangat bagus. Setelah berlatih Falun Dafa, saya merasa tubuh sangat energik penuh semangat selama beberapa hari sesudahnya masih terasa energinya. Saya menjadi percaya diri bahkan tidak takut dengan ilmu hitam karena tidak dapat menyentuh saya. Tapi, banyak sikap saya tak ubahnya seperti manusia biasa. Saya kurang mematut diri menjaga De dan tidak gigih meningkatkan Xinxing.
Sekitar lima tahun setelah itu,
pada tahun 2010, saya mengalami tragedi beruntun dalam perjalanan
hidup saya. Usaha saya bangkrut, ditipu orang. Saya banyak
melakukan kesalahan, dimanfaatkan orang, saya merasa terpuruk.
Bahkan saya mengalami tabrakan motor yang cukup parah. Saya
mengalami tabrakan dalam posisi “adu banteng” dengan pengendara
motor lain pada kecepatan tinggi. Tubuh saya mental lebih dari 20
meter, dan motor saya terpental pula kira–kira 10 meter di belakang
saya.
Sesaat kemudian saya merasa ada satu kekuatan di sekeliling tubuh
seolah berusaha menekan untuk meremukkan tubuh saya. Tapi sesaat
sebelum tekanan itu menyentuh tubuh, saya merasa di sekeliling
tubuh saya tiba-tiba muncul suatu selubung yang menyelimuti tubuh,
menahan dan melindungi tubuh saya dari kekuatan tekanan tersebut.
Saya hanya bisa diam terduduk jongkok di pinggir aspal. Kejadian
ini berlangsung hanya beberapa menit. Setelah tekanan itu mengendur
dan berangsur memudar, baru saya dapat berdiri dan berjalan. Saat
itu saya tidak mengalami luka apa pun padahal tabrakan cukup keras
bahkan sepatu motor saya yang tinggi terbuat dari kulit tebal dan
keras pun sampai terbelah.
Setelah sampai di rumah sudah maghrib. Saat itu tangan kanan dan
kaki kanan saya (bagian yang mengalami benturan paling keras)
terasa kaku, lalu bengkak cukup besar. Saya tidak dapat bergerak
dan terbaring di tempat tidur. Saya merasakan sakit dan penderitaan
yang luar biasa. Mengapa begini? Apa yang terjadi pada diri saya?
Saya tidak berdaya, terasa tubuh dipenuhi karma, apa pun yang
mungkin akan terjadi saya tidak ada kuasa. Bahkan kemungkinan
terburuk sekalipun terjadi, saya sudah pasrah. Hari–hari berlalu
tapi saya tidak juga mati. Waktu demi waktu saya lewati dalam
penderitaan. Lalu saya tersentak dan merasa tidak bisa begini
terus, saya tidak mau mati dengan kondisi begini buruk. Saya harus
kembali normal dan sehat. Itulah tekad dalam diri saya.
Saya harus berusaha. Segala metode yang pernah saya tahu dan
pernah saya pelajari saya coba, untuk melakukan penyembuhan,
mengembalikan kondisi tubuh saya. Tapi tidak membaik bahkan saya
merasa makin sakit dan menderita. Lalu saya teringat latihan Gong
dari Falun Dafa. Terasa ada sedikit perubahan pada tubuh. Muncul
secercah harapan dalam benak. Lalu saya mulai giat berlatih dan
membaca ceramah Shifu, tidak lupa melakukan pemancaran pikiran
lurus. Tubuh mengalami pemurnian, perubahan dan membaik. Pemurnian
yang saya alami sangat menderita dan sakit luar biasa, tapi seberat
apa pun itu, saya bertekad untuk bisa melewati. Karena saya ingin
kembali normal seperti awal. Latihan Gong, belajar Fa dan
memancarkan pikiran lurus merupakan kebutuhan sehari-hari. Apalagi
bila dilakukan bersama-sama dengan praktisi yang lain, akan terasa
medan energi yang lebih besar dan tubuh saya pun mengalami
perubahan membaik yang semakin besar pula.
Seiring banyak belajar Fa dan membaiknya kondisi tubuh, pemahaman
pun meningkat. Saya menyadari tidak ada yang kebetulan. Semua sudah
pengaturan Shifu. Tragedi ini mungkin merupakan teguran. Guru
berkata dalam Zhuan Falun: “Anda dibiarkan terjungkal, agar dapat
sadar akan Tao, demikianlah Xiulian itu berlangsung.” Hutang karma
memang harus dibayar. Saya pahami tragedi tabrakan merupakan proses
dari akibat karma yang sangat besar. Terima kasih kepada Shifu yang
telah melindungi dan membantu melenyapkannya sebagian, apabila
tidak mungkin dapat berefek yang jauh lebih parah. Menurut seorang
teman umumnya apabila orang mengalami tabrakan frontal seperti itu
dalam kecepatan tinggi biasanya akan mengakibatkan kematian, karena
dua orang temannya berakhir tragis demikian. Memang saya merasa ada
keajaiban yang terjadi pada saat itu, saya bisa tetap hidup. Kalau
manusia biasa mengalami ini, apabila bisa bertahan hidup mungkin
separuh dari tubuhnya cacat atau lumpuh. Menyadari telah diberi
kesempatan kedua yang sangat berharga, saya merasa tidak boleh
menyia-nyiakannya lagi dan ingin terus meningkat.
Pengalaman Memancarkan Pikiran Lurus di Depan Kedubes
Tiongkok
Melakukan pemancaran pikiran lurus secara global pada waktu yang
telah ditentukan merupakan anjuran dari Shifu. Memancarkan pikiran
lurus untuk memusnahkan kejahatan di dimensi lain yang mengganggu
pelurusan Fa.
Saat awal diajak seorang teman praktisi untuk melakukan pemancaran
pikiran lurus di depan kedubes Tiongkok, saya lalu berpikir: Kenapa
harus di depan kedubes Tiongkok? Bukankah di rumah sama saja? Yang
penting kan nian-nya. Ada rasa segan. Apalagi kalau di depan
kedubes kan banyak orang yang lewat, malu nanti disangka seperti
pengemis, merasa rendah diri atau hal-hal negatif lainnya.
Bagaimana kalau nanti ada yang mengenali kita? Keterikatan malas,
malu dan berbagai konsep manusia semuanya mencuat.
Tapi suatu waktu, saya berkesempatan untuk mencoba, melakukan
pemancaran pikiran lurus untuk pertama kalinya di depan kedubes.
Saya coba untuk membulatkan tekad, menghalau semua perasaan negatif
yang menghalangi. Memang awalnya tidak mudah tapi setelah bisa
melewati maka perasaan negatif itu lenyap sendirinya, hanya
membebani pada awalnya. Setelah saya mulai duduk bersila ganda dan
mulai memancarkan pikiran lurus semua perasaan negatif tadi lenyap
dan sirna begitu saja. Yang muncul adalah perasaan fokus dan
suasana yang sakral untuk memusnahkan kejahatan dan menyelamatkan
makhluk hidup.
Memang di depan kedubes banyak orang yang lewat terutama saat hari
kerja Senin – Jum’at. Ini ternyata memberi lebih banyak kesempatan
kepada kita untuk klarifikasi fakta sehingga lebih banyak orang
yang tahu tentang fakta penganiayaan terhadap para praktisi Falun
Gong di Tiongkok.
Kedubes adalah jendela dari negeri Tiongkok tempat terjadinya
penindasan terhadap para praktisi Falun Gong. Beberapa saat lalu
saat saya memancarkan pikiran lurus di depan kedubes terasa suasana
yang agak berbeda. Terasa sangat sakral dan haru. Menyadari bahwa
di sisi seberang jalan, yang sangat dekat sekali - sedang terjadi
penganiayaan terhadap teman-teman praktisi kita.
Sesungguhnya kita adalah satu tubuh kesatuan. Pada saat tubuh utama
kita mengalami penderitaan maka anggota tubuh lain pun merasakan
hal yang sama. Terbayang penderitaan saudara-saudara kita di sana,
sedang disiksa, menahan penderitaan dan sakit yang luar biasa
bahkan sampai tanpa disadari lidah mereka pun tergigit putus akibat
beratnya menahan rasa sakit. Saya merasa betapa besar pun
penderitaan kami di luar Tiongkok rasanya belum seberapa bila
dibandingkan dengan penganiayaan yang rekan-rekan alami di sarang
kejahatan setiap hari. Dan hal ini masih terus berlangsung sampai
hari ini. Belum lagi organ-organ tubuh saudara kita diambil secara
paksa dan hidup-hidup tanpa atau minim obat bius untuk dijual
kepada pasien mancanegara. Berpikir demikian, tiba-tiba tubuh saya
terasa bergetar, hati seakan menjerit ikut merasakan dan tanpa
sadar air mata mengalir ke luar. Dalam hati saya seakan berteriak:
Hentikan... sudah cukup... musnahlah... MIEK. Sambil terus
memancarkan pikiran lurus, apalah arti penderitaan kami di sini.
Setelah itu, tubuh saya terasa sangat ringan sekali seolah
melayang. Rasa sakit di kaki karena sila ganda jangka panjang pun
lenyap, semua terasa sangat lembut dan ringan.
Kejahatan ini sudah harus berakhir. Sudah saatnya seluruh dunia
tahu, saatnya kebenaran dan kebaikan muncul. Kita sebagai praktisi
selayaknya ikut andil dalam proses pelurusan Fa ini. Salah satu
kegiatan yang dapat kita lakukan adalah memancarkan pikiran lurus
di depan kedubes PKT. Memusnahkan kejahatan menyelamatkan makhluk
hidup. Berhadapan langsung dengan sarang kejahatan di garis
terdepan. Ini adalah suatu keagungan De. Seberapapun pengorbanan
dan upaya yang kita curahkan, besar ataupun kecil, sesungguhnya
manfaatnya adalah untuk kita sendiri. Kita sedang membangun
keagungan De diri sendiri.
Guru berkata dalam Ceramah Fa pada Konferensi Fa New York pada Hari
Paskah – April 2004: “Dikatakan lebih jelas, eksistensi pengikut
Dafa bukan demi mengklarifikasi fakta, melainkan kekuatan lama
telah menciptakan penganiayaan ini, sehingga kita terpaksa berbuat
demikian, kita adalah memanfaatkan penganiayaan ini di tengah anti
penganiayaan, di dalam klarifikasi fakta membangun keagungan De
pengikut Dafa yang lebih besar. Pengorbanan pengikut Dafa pasti
tidak akan sia-sia.”
Saat melakukan pemancaran pikiran lurus di depan kedubes, saya
merasa medan energinya sangat besar dan sakral. Sharing dengan
beberapa teman praktisi yang rutin melakukan, ternyata mereka pun
merasakan hal yang sama. Secara pribadi saya merasakan adanya
proses percepatan. Biasanya saya mengalami gejala pemurnian seperti
batuk atau flu bisa berlangsung hingga beberapa minggu. Tapi
seiring sering FZN di depan kedubes, biasanya tidak sampai seminggu
sudah terlewati. Demikian pula diare yang biasanya berlangsung 10
hari hingga 2 minggu, sekarang paling lama tiga hari sudah
terlewati. Ini adalah efek luar biasa yang saya rasakan langsung
secara fisik. Di dimensi lain, saya yakin FZN telah memusnahkan
sejumlah besar kekuatan jahat yang mengganggu pelurusan Fa.
Bukankah kita berarti telah berperan membantu mempercepat pelurusan
Fa, menciptakan kondisi yang lebih mudah bagi penyelamatan makhluk
dan menolong teman praktisi yang tengah dianiaya.
Mari teman–teman yang punya syarat, kita melangkah keluar ke
kedubes PKT untuk memancarkan pikiran lurus. Ini adalah satu
kesempatan berharga yang sangat luar biasa, dan tidak mudah
diperoleh. Sepatutnya lah kita bisa lebih menyayangi lingkungan
ini, dengan rajin dari hari ke hari melakukan pemancaran pikiran
lurus di depan kedubes PKT. Kejahatan paling takut bila
perbuatannya diungkap, maka kita ungkaplah. Saat banyak praktisi
berkumpul FZN bersama, saya memerhatikan semakin banyak orang yang
membaca spanduk-spanduk kita, semakin besar medan energi lurus dan
belas kasih, semakin besar kesempatan mengklarifikasi fakta dan
menyelamatkan makhluk.
Saat ini sedang berlangsung pengumpulan petisi dukungan untuk
penghentian pengambilan organ paksa di Tiongkok di depan kedubes.
Hari itu saya sudah siap dengan lembar petisi dan brosur sebagai
alat bantu klarifikasi. Terlihat dari kejauhan seorang gadis muda
yang berjalan agak cepat sepertinya sedang mengejar waktu dalam
perjalanan dia ke kantor yang terletak di sekitar kedubes. Dia
mengarah ke saya, saya bergerak untuk menyodorkan lembar petisi.
Dia tersenyum dan menghampiri lalu meraih petisi dan
menandatangani. Pada saat dia mulai menulis, saya mulai menjelaskan
apa maksud dari petisi ini. Terus dia berkata: “Saya sudah paham
dan sudah baca brosurnya. Hari ini saya mau tanda tangan untuk
mendukung.” Dia berkata lagi, ”Saya terkejut dengan berita ini
hampir tak percaya ternyata masih ada kejadian seperti ini pada
jaman sekarang. Sungguh kejam sekali. Tidak manusiawi, ini adalah
pelanggaran hak asasi manusia.” Setelah selesai dia tersenyum,
sambil lanjut berjalan dia berkata: “Selamat berjuang ya, semoga
berhasil.” Saya merasa bahagia bagi setiap makhluk yang dapat
memahami fakta kebenaran. Banyak kejadian menyentuh lainnya yang
tak terhitung yang dialami teman-teman praktisi di depan kedubes.
Aktivis gereja yang selalu beri jabat tangan atau heshi bila
melintasi kami, mereka yang secara inisiatif membawa petisi DAFOH
ke kantornya agar ditandatangani kolega mereka. Mereka yang telah
mendukung kami secara moril melalui sapaan dan senyuman mereka,
termasuk perubahan sikap para polisi ke arah positif. Tentu masih
ada yang salah paham, tetapi kami percaya prilaku kami yang
Sejati-Baik-Sabar akan dapat mengubah hati mereka.
Mari saling mengingatkan untuk terus gigih maju, keberhasilan sudah
di depan mata. Saat hendak bermalasan, saya berpikir kesempatan ini
juga tidak selamanya ada. Waktu sudah sangat mendesak mari
manfaatkanlah kesempatan yang ada untuk menjadi emas, maka jadilah
emas.
Ini hanya pemahaman saya yang terbatas. Jika ada kekurangan mohon
tunjukkan dengan belas kasih.
Terima kasih Shifu. Terima kasih teman-teman praktisi.