(Minghui.org)
Pusat Rehabilitasi Dalian, sebelumnya dikenal sebagai Kamp Kerja
Paksa Dalian, telah membebaskan beberapa tahanannya. Namun,
praktisi Falun Gong masih ditahan di pusat penahanan dan
disiksa.
Meskipun Partai Komunis China
(PKC) mengklaim bahwa mereka sedang menghentikan sistem kamp kerja
paksa, praktisi masih dianiaya di tempat lain seperti pusat
pencucian otak dan penjara. Meskipun beberapa praktisi telah
dibebaskan dari Kamp Kerja Paksa Xin’an Beijing, Kamp Kerja Paksa
Wanita Beijing, dan Kamp Kerja Paksa Xidayingzi di Kota Chaoyang,
Provinsi Liaoning, masih banyak praktisi lainnya yang dipindahkan
ke pusat-pusat pencucian otak dan juga penjara-penjara lain.
Nama Dirubah untuk Menipu Publik
Sejak tahun 2008, Kamp Kerja Paksa Dalian di Provinsi Liaoning
terkenal karena metode penyiksaan yang digunakan terhadap praktisi.
Untuk menutupi kejahatannya dan melanjutkan penganiayaan terhadap
praktisi, pejabat di kamp merubah nama menjadi "Dalian Pusat
Rehabilitasi."
Taktik Kamp Kerja Paksa
Shi Hongbo ditangkap oleh petugas dari Kantor Polisi Rixin di
Distrik Xigang, Kota Dalian pada 14 Oktober 2008, dan kemudian
dijatuhi hukuman satu setengah tahun di Divisi II Kamp Kerja Paksa
Dalian. Ia mengalami masalah kesehatan pada jantungnya dan tekanan
darah tinggi akibat penyiksaan yang dialami.
Instruktur Dong Geqi dan lainnya mengikat Shi ke ranjang kematian
pada 22 Juni 2009. Penjaga Zhou Houming kemudian menyetrum bagian
belakang leher Shi dengan tongkat listrik. Dia tidak dilepaskan
dari ranjang kematian sampai Dong Geqi memerintahkan penjaga untuk
melepaskannya empat hari kemudian. Mereka kemudian memborgolnya ke
ujung tempat tidur.
Shi dan dua praktisi lainnya dipindahkan ke “Pusat Pendidikan
Hukum” di Kamp Kerja Paksa Weiningying, Kota Benxi, pada 21
September 2009, di mana mereka terus menerus disiksa. Ketika Shi
berada dalam kondisi kritis akibat penyiksaan, pejabat di kamp
mengijinkan dia pulang ke rumah pada 1 April 2010, untuk
menghindari tanggung jawab jika Shi sampai meninggal di sana.
Instruktur Wang Aiguo berkata, "Anda tidak bisa mati di sini. Kami
akan mengirim Anda ke rumah." Shi meninggal di rumah pada pagi
hari, 28 Februari 2011.
Praktisi lain yang disiksa di Kamp Kerja Paksa Dalian menulis: "Di
Kamp Kerja Paksa Dalian, saya menyaksikan para praktisi Falun Gong
disiksa dengan kejam. Suatu kali, penjaga menanggalkan pakaian Han
Shuhua, menggantung dia pada tiang balok, dan menuangkan air
mendidih padanya. Kami semua bisa mendengar jeritannya yang menusuk
hati. Setelah itu, empat narapidana menyeretnya di lantai, membuat
semua luka di tubuhnya menjadi terbuka. Para penjaga kemudian
memaksanya untuk melakukan kerja paksa. Lain waktu, penjaga
menggantung Wang Shuhong pada sebuah balok dan memasukkan mentimun
yang diikat kawat ke dalam vaginanya. Mereka kemudian menarik kawat
tersebut sampai dia mengeluarkan darah dengan deras."
Kematian Akibat Penyiksaan
Pejabat dari apa yang sekarang disebut Pusat Rehabilitasi Dalian
mengklaim bahwa tujuan dari tempat ini adalah "Pendidikan,
Persuasi, dan Penebusan." Namun, banyak praktisi telah disiksa
sampai mati di sana. Mereka termasuk: Chen Jiafu, Liu Yonglai, Sun
Lianxia, Wang Qiuxia, Yu Lixin, dan Zheng Wei.
Akibat dari penyiksaan, Yang Ming, Li Hua, dan Yan Shoulin
menderita gangguan mental, sedangkan Liu Wencan, Xue Nan, dan Qu
Hui menjadi cacat. Li Jun, yang bekerja di Rumah Sakit Pengobatan
China Dalian, hati dan limpanya pecah. Liu Jilian dari Perusahaan
Petrokimia Dalian menderita rektum pecah setelah disetrum dengan
tongkat listrik.
Punggung Bawah sobek akibat penyiksaaan
Lebih dari 100 praktisi pria
disetrum dengan tongkat listrik dan banyak yang dianiaya secara
seksual. Qu Hui menderita borok dan infeksi pada alat kelaminnya,
tulang di sekitar rahim retak, dan menderita paraplegia akibat
penyiksaan. Dalam suratnya, "Pemberitahuan kepada Warga Dalian," Qu
menulis: "Saya diseret ke ruangan mengerikan itu sekitar pukul
09:00 pagi pada 29 Maret 2001. Saya disiksa sampai pukul 08:00 pagi
keesokan harinya. Mereka mengganti tongkat listrik berkali-kali
pada malam itu. Saya menderita luka di sekujur tubuh. Lutut saya
bengkak dan tulang belakang bagian atas retak. Saya muntah darah
dan kehilangan kesadaran berkali-kali. Setiap kali sadar, dokter di
kamp kerja paksa, Han Qiong, memeriksa saya dan berkata, "Dia
baik-baik saja. Anda dapat terus memukulinya." Saya ingat penjaga
paling kejam bernama Qiao Wei. Dia tertawa sambil menyiksa saya dan
berkata, 'Saya belum pernah sesenang ini selama
bertahun-tahun.'"
Metode penyiksaan lain yang digunakan di pusat rehabilitasi
meliputi kursi harimau, kurungan isolasi, kandang besi, suntikan
dengan zat berbahaya, obat yang tidak diketahui dalam makanan,
pemukulan dengan tongkat karet, dipaksa berdiri untuk jangka waktu
yang lama, dilarang tidur, dilarang menggunakan toilet, dan cekok
paksa dengan anggur, air panas pedas, urin, dan kotoran.
Bahkan ketika praktisi berada dalam kondisi kritis akibat
penyiksaan, mereka tidak diperbolehkan menerima kunjungan keluarga.
Para penjaga mengklaim bahwa bukanlah masalah besar jika mereka
sampai mati, karena mereka tidak akan bertanggung jawab atas
kematian.
Hukuman Diperpanjang
Meskipun sistem kamp kerja paksa seharusnya sudah dihentikan,
praktisi masih menjalani hukuman panjang di tempat-tempat penahanan
lainnya. Dai Zhizheng dari Dalian dihukum empat tahun penjara oleh
Pengadilan Distrik Zhongshan. Wang Jiang dijatuhi hukuman tujuh
tahun penjara oleh Pengadilan Distrik Shahekou, dan Sun Guanghui
dijatuhi hukuman delapan tahun penjara oleh Pengadilan Negeri
Lushunkou.
Saat ini, setidaknya 28 praktisi di Dalian sedang menjalani hukuman
ilegal. Yan Jinhua dan Qu Shumei menjalani sidang di Pengadilan
Negeri Ganjingzi. Che Zhongshan, Zhu Chengqian, Wang Shouchen, Wang
Tao, Dia Yue, Shi Zhanshun, Pei Zhenbo, Pan Xiuqing, Lin Lihong,
Bai Ruyu, Li Shengjie, Guo Song dan Yu Bo menjalani sidang di
Pengadilan Negeri Zhongshan. Dua belas praktisi dari distrik
pembangunan juga sedang menunggu tuntutan, sedangkan Guo Lihua
baru-baru ini ditangkap.
Chinese version click here
English
version click here