(Minghui.org)
Shao Ying (wanita), 45 tahun, lulusan Institut Kehutanan dan
bekerja sebagai manajer di Biro Stok Pertanian Mishan. Dia
dipenjara di sebuah kamp kerja paksa selama setahun dan mengalami
Tragedi Wanjia (dalam kejadian ini, 15 praktisi Falun Gong wanita
didorong untuk melakukan bunuh diri di bawah penganiayaan, tiga
diantaranya meninggal. Catatan: Meskipun penganiayaan tersebut
tidak berperikemanusiaan dan kamp kerja paksa Wanjia bertanggung
jawab atas tragedi tersebut, bagi praktisi Falun Gong, bunuh diri
adalah bertentangan dengan prinsip kultivasi). Kemudian dia
dijatuhi hukuman penjara selama 10 tahun karena keyakinannya pada
Falun Gong dan kesetiaannya pada Sejati-Baik-Sabar. Dia akhirnya
dibebaskan pada 1 Februari 2013 saat masa penahanannya di Penjara
Wanita Heilongjiang habis.
Petugas Polisi Memeras
“Bonus” dari Narapidana
Partai Komunis China (PKC) memulai penganiayaan terhadap praktisi
Falun Gong pada 20 Juli 1999, Shao pergi ke Beijing pada 22 Juli
untuk mengajukan permohonan dan didenda 200 Yuan oleh Meng Qingqi
dan Du Yongshan dari departemen keamanan dan politik di Kantor
Polisi Mishan. Dia pergi lagi ke Beijing pada 6 Desember 1999, dan
ditangkap lagi serta dikembalikan ke Kota Mishan.
Peragaan penyiksaan: Diborgol ke
punggung
Meng Qingqi dan Du Yongshan
menyiksa Shao, saat dia ditahan di Pusat Penahanan Mishan, sebagai
suatu cara untuk memaksa pengakuan darinya. Mereka memborgol
tangannya ke punggung dan menaruh sebuah botol diantara tangan dan
punggung. Mereka memaksa dia menundukkan kepala, yang menyebabkan
rasa pusing dan mual, serta pingsan setelah beberapa waktu. Mereka
juga memaksa keluarganya untuk membayar denda 4.000 Yuan. Suatu
hari, Du Yongshan menunjukkan uang dalam genggamannya pada Shao dan
berkata: “Bonus ini adalah sumbangan dari Falun Gong.”
Liu Qin, wakil kepala politik di Kantor Polisi Mishan, mencoba
mengakali Shao agar “berubah” pada Januari 2000, namun dia tidak
tertipu. Liu merasa tidak senang dan berkata dengan geram: “Kami
akan menaruh belenggu seberat 36 kg pada kamu jika tidak berubah.”
Pada 25 Januari, Meng Qingqi dan Do Yongshan membawanya ke Kamp
Kerja Paksa Wanjia di Harbin, dimana dia di penjara selama 1
tahun.
Mengalami Siksaan dan Trauma di Kamp Kerja
Paksa
Sel-sel di dalam Kamp Kerja Paksa Wanjia penuh sesak, basah dan
kotor, oleh sebab itu Shao menderita kudis di sekujur tubuh.
Kulitnya bernanah dan berdarah, serta sangat gatal. Wakil kepala
rumah sakit kamp kerja paksa, Song Shaohui dan beberapa dokter
lainnya memperlakukan Shao dengan biadab, menggunakan sendok tumpul
untuk mengikis kulitnya, yang menyebabkan sangat sakit. Mereka juga
memaksa praktisi di sana untuk menjalani sesi cuci otak dan
menonton DVD fitnahan untuk “merubah” mereka. Para pejabat di kamp
juga menggunakan mantan praktisi yang telah diubah untuk
menimbulkan berbagai kesulitan bagi praktisi. Mereka menghalangi
praktisi pergi ke kamar kecil, mencuci muka, atau makan, serta
memaksa Shao untuk tinggal di ruang konferensi atau perpustakaan
yang dingin serta lembab.
Masa penahanan di kamp kerja paksa berakhir pada Desember 2000,
namun pejabat kamp memperpanjang penahanan karena Shao tidak
“berubah”. Pada Maret 2001, beberapa praktisi, termasuk Shao, yang
ditahan melebihi masa penahanan, melancarkan mogok makan
bersama-sama untuk memrotes dan menuntut pembebasan. Beberapa hari
kemudian, mereka dimasukkan ke sel isolasi selama sebulan. Selama
melancarkan mogok makan, denyut jantung Shao melambat, tekanan
darah rendah dan denyut nadi lambat, serta hampir meninggal.
Kemudian seorang penjaga melakukan cekok paksa terhadapnya dan
menaruh obat IV.
Peragaan penyiksaan: Cekok
paksa
Pada pertengahan Juni 2001,
pejabat Kamp Kerja Paksa Wanjia mencoba memaksa praktisi untuk
menandatangani “surat perjanjian”, namun Shao menolaknya. Seorang
penjaga pada 19 Juni mengatakan kepadanya: “Kami akan menempatkan
kamu di kelompok pria dalam beberapa hari jika kamu tidak
memberikan tanda tangan.” Kemudian, “Tragedi Wanjia” terjadi. Dia
ditempatkan di sel isolasi selama 2 bulan, menjadi kurus dan sangat
sakit.
Shao dibebaskan pada 22 Agustus 2001 (delapan bulan sebelum masa
penahanan berakhir) setelah situs web Minghui mengekspos kekejaman
yang dialaminya. Para fungsionaris PKC memaksa suaminya untuk
mengawasi dia di rumah, mencegah dia pergi ke Beijing lagi. Tempat
kerjanya juga membentuk tim, yang bergantian mengawasinya. Setiap
tim terdiri dari seorang kepala atau sekretaris partai, dan 2 atau
3 anggota staf. Karena lingkungan seperti ini, dia terpaksa lari ke
Harbin pada Desember 2001.
Ditangkap dan Disiksa dengan Tongkat Listrik, Minyak
Mustard dan Dicekok Paksa
Pada 2 Februari 2003 (setelah Tahun Baru Imlek), Shao pergi ke
rumah seorang rekan praktisi untuk mengucapkan selamat tahun baru.
Petugas Fan Jiayuan dan Zhu Cai bersembunyi dan menunggunya. Mereka
menangkap dan membawa Shao ke Jalan Hongxia Nomor 1, Distrik Daoli,
Kota Harbin, dimana sebuah “ruang gelap” digunakan oleh Divisi
Keamanan Domestik untuk menginterogasi dan menganiaya
praktisi.
Peragaan penyiksaan: Disetrum
dengan tongkat listrik
Mereka pertama-tama memborgolnya
ke kursi besi dan memukulinya, kemudian menyetrum seluruh tubuhnya
dengan tongkat listrik. Setelah itu, mereka membuka baju atasnya
dan mengikat dengan kencang ke kursi, menyebabkan dia kehabisan
napas. Mereka lalu mencopot baju dalamnya dan menyetrum dada dan
punggungnya dengan tongkat listrik untuk waktu yang lama,
meninggalkan bekas darah di sekujur tubuh.
Penyiksaan ini berakhir hingga tengah malam, dan Shao pingsan.
Mereka menjambak rambut, menyumpal mulut dan menuang minyak mustard
ke dalam hidungnya. Ketika dia mulai pingsan karena tersendak,
mereka menuang air dingin ke kepalanya untuk membangunkannya, agar
menuangkan lebih banyak minyak mustard ke hidungnya. Dia sadar dan
pingsan berulangkali. Seluruh tubuhnya basah dan membeku. Mereka
menyiksanya hingga pukul 2 atau 3 pagi dan hanya berhenti karena
mereka lelah dan pergi tidur. Namun, mereka menjaga Shao agar tidak
tidur dengan memasang sebuah alat penyiksa pada dirinya.
Peragaan penyiksaan: Diborgol dan
dibelenggu
Keesokan malamnya, mereka membawa
Shao ke Pusat Penahanan Nomor 2 Kota Harbin. Selama interogasi,
Kapten Divisi Keamanan Kota Harbin mengatakan padanya bahwa mereka
bisa menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara kepadanya. Untuk
memrotes, dia mulai melancarkan mogok makan yang berlangsung selama
7 bulan, selama waktu itu, dia dianiaya dengan parah baik fisik
maupun mental. Penjaga Zhao Fengxia memerintahkan napi Li Yuxia,
Zhang Ke dan Lan Cao untuk menyiksanya. Di siang hari, dia dipaksa
duduk di bangku kecil tanpa sandaran untuk waktu yang lama. Di
malam hari, dia harus tidur menyamping tanpa bergerak, dalam tempat
yang sempit dan ditutupi dengan selimut yang berat. Mereka mencekok
makan dengan makanan busuk saat melakukan mogok makan. Mereka juga
mencaci dan tidak mengijinkannya ke wc untuk waktu yang lama, yang
menyebabkan dia mengompol.
Dijatuhi Hukuman 10 Tahun dan Dimasukkan ke Penjara Wanita
Heilongjiang
Pada Agustus 2003, Shao dijatuhi hukuman 10 tahun oleh Pengadilan
Distrik Dongli di Kota Harbin dan dimasukkan ke Penjara Wanita
Heilongjiang pada 28 Agustus. Karena gigih berkultivasi dan menolak
ditransformasi, dia ditahan di bangsal pelatihan intensif selama 32
bulan. Dia dipaksa duduk di kursi kecil (tanpa sandaran) tanpa
bergerak dari jam 6 pagi hingga 8 atau 9 malam, 365 hari dalam
setahun tanpa istirahat. Penggunaan wc juga diperketat. Setahun
kemudian, dia menderita sakit otot punggung, lumbar disk herniation
dan linu panggul.
Peragaan penyiksaan: Duduk di
kursi kecil untuk waktu yang lama
Pada 28 November 2007, Shao
ditahan di Bangsal nomor 1 penjara dan dipaksa lagi untuk duduk di
kursi kecil dalam waktu yang lama. Dia diawasi dengan ketat oleh 2
narapidana, yang mencatat segala hal yang dia lakukan dan membatasi
pergerakannya.
Shao dipindahkan ke bangsal pelatihan intensif (Bangsal 9) pada 9
Mei 2007. Polisi munutup semua jendela agar kekejaman tidak
terungkap. Kali ini mereka memaksanya duduk dengan cara militer,
tangan diletakkan di kedua lutut dan mata terbuka. Ketika ia
menolak untuk melakukannya, mereka meletakkan tangannya ke bawah
dan meninju matanya, supaya ia tidak tidur sampai tengah malam. Ia
mulai melancarkan mogok makan untuk meminta jadwal yang normal, dan
diberikan 2 hari kemudian. Pejabat penjara menunjuk 5 orang untuk
secara konstan mengawasi dan menahan pergerakannya. Mereka mencoba
memaksanya membaca buku dan menonton video fitnahan terhadap Dafa.
Dia menolak bekerjasama dan menentang dengan sekuat tenaga.
Pada tahun 2012, dia dimasukkan ke dalam sel isolasi selama 13
hari. Sipir dengan keji mengatakan: “Jangan bodoh. Jika 2 minggu
tidak berhasil, kami akan menambah 2 minggu lagi. Kami mempunyai
segala macam cara untuk menangani Anda.” Pada 29 Juni, sipir
memerintahkan kepala bangsal untuk memasukkan dia ke sel isolasi
selama 28 hari.
Bulan Juli adalah bulan yang terpanas dalam setahun. Kurungan sel
isolasi lembab, gelap dan sesak. Mereka memaksanya duduk di sebuah
papan di tanah dan membuatnya tidak bisa istirahat. Dia tidak
diperbolehkan mandi dan makanannya hanya bubur.
Ketika dibebaskan dari sel isolasi pada 26 Juli, dia tidak bisa
berjalan, tangan dan kakinya mati rasa, dia tidak bisa berpikir dan
kurus.
Setelah dipenjara selama 10 tahun, Shao akhirnya dibebaskan pada 1
Februari 2013.
Laporan sebelumnya:
Praktisi
Shao Ying, Korban Selamat dari Tragedi Wanjia 2001, Kembali Diniaya
secara Brutal
Chinese version click here
English
version click here