(Minghui.org)
Artikel ini pertama kali dipublikasikan pada 22 Mei 2003.
14 Mei 2003
Sejak Juli 1999, rejim Jiang
Zemin telah menerapkan terorisme negara dalam genosida mereka
terhadap para praktisi Falun Gong. Kebijakan resmi Jiang Zemin
adalah “Hancurkan reputasi mereka, bangkrutkan mereka secara
finansial, dan hancurkan mereka secara fisik.” Ini telah
mengakibatkan jutaan praktisi Falun Gong tanpa proses hukum yang
sah - dianiaya hingga ke berbagai tahapan, termasuk kematian
setidaknya 692 praktisi.
Karena itu, World Organization to
Investigate the Persecution of Falun Gong / WOIPG (Organisasi Dunia
untuk Penyelidikan Penganiayaan Falun Gong) telah dibentuk pada 20
Januari 2003. WOIPFG mengundang dan mencari dukungan para individu
maupun institusi masyarakat global, dan memainkan peran koordinasi
dalam upaya-upaya untuk menyelidiki – secara luas, menyeluruh, dan
sistematis – semua tahapan penyelidikan pidana terhadap para
individu, institusi serta organisasi yang terlibat dalam
penganiayaan terhadap Falun Gong. Ini termasuk Jiang Zemin sendiri;
semua jenjang ‘Kantor 610’, yang secara langsung bertanggung jawab
atas penganiayaan terhadap Falun Gong (atas perintah langsung dari
Jiang Zemin); Kantor Keamanan Nasional; Kantor Keamanan Umum;
sistem pengadilan; kamp-kamp kerja paksa; institusi rumah sakit
jiwa yang terlibat dalam penganiayaan; media yang dikendalikan
negara dan saluran propaganda yang menyebarkan tuduhan-tuduhan
palsu, merekayasa kebohongan, dan mencemarkan Falun Gong, serta
para individu yang secara langsung maupun tidak langsung
berpartisipasi dalam penganiayaan mental, fisik serta finansial
terhadap para praktisi Falun Gong dan keluarga mereka. Berdasarkan
temuan dan fakta-fakta, organisasi ini akan membawa para pelaku
kejahatan kemanusiaan ke muka pengadilan agar keadilan dapat
ditegakkan.
Pada pukul 14:41 sore, 23 Januari 2001 terjadi apa yang disebut
insiden bakar diri di Lapangan Tiananmen di Beijing, China. Sudah
diketahui umum bahwa Kantor Berita Xinhua dan CCTV (stasiun
televisi sentral China) yang dikendalikan pemerintah China – secara
khusus dan ketat menutup informasi insiden jenis ini. Namun, mereka
segera melaporkan kasus tersebut, menyebarkan tuduhan bahwa lima
orang yang melakukan bakar diri dan dua orang lainnya yang berusaha
melakukan bakar diri adalah praktisi Falun Gong.
Praktisi Falun Gong secara tegas menyangkal tuduhan tersebut,
karena perbuatan bakar diri merupakan pelanggaran besar terhadap
prinsip dan ajaran Falun Gong. Tidak ada praktisi yang akan
melakukan hal semacam itu. Media internasional dan berbagai
institusi independen juga menyuarakan keraguan mereka terhadap
tuduhan pemerintah. Tidak lama setelah insiden, seorang reporter
dari ‘The Washington Post’ mengunjungi kampung halaman Liu
Chunling, seorang perempuan yang meninggal dalam insiden tersebut,
untuk mengadakan penyelidikan independen. Dalam artikel di halaman
muka terbitan tanggal 4 Februari 2001, ‘The Washington Post’
mengungkapkan bahwa tidak ada tetangga Liu yang memiliki kesan
bahwa Liu adalah seorang praktisi Falun Gong, juga tidak pernah
mereka melihat Liu pernah berlatih Falun Gong. International
Education Development (IED) membuat pernyataan resmi pada sidang
PBB tanggal 14 Agustus 2001: “...Rejim merujuk pada insiden bakar
diri di Lapangan Tiananmen tanggal 23 Januari 2001 sebagai bukti
untuk memfitnah Falun Gong. Namun, kami telah memperoleh rekaman
video dari insiden tersebut yang menurut pandangan kami membuktikan
bahwa kejadian ini direkayasa oleh pemerintah.”
Namun, insiden bakar diri telah menjadi alat propaganda terbesar
dari rejim Jiang dalam upayanya untuk mencemarkan Falun Gong di
daratan China maupun seluruh dunia. Insiden tersebut secara efektif
telah membangkitkan kebencian publik dan aparat terhadap Falun Gong
di manapun propaganda tersebut beredar. Polisi yang sebelumnya
secara pasif menolak berpartisipasi dalam penganiayaan telah
dikelabui oleh propaganda dan mulai bekerja sama. Ini memungkinkan
Jiang untuk meningkatkan penganiayaan ke skala yang lebih luas dan
kekejaman pun mencapai puncaknya.
Sejak pembentukannya, WOIPFG telah menerima laporan dari berbagai
sumber terkait insiden bakar diri. Menurut informasi yang dapat
dipercaya dari dalam pemerintahan China dan Kantor Kepolisian,
‘bakar diri’ direkayasa untuk menyudutkan Falun Gong. Insiden
terjadi 18 bulan setelah penganiayaan Falun Gong yang dimotori oleh
Jiang Zemin, hal mana telah menghabiskan banyak sumber daya negara.
Pada saat itu, Jiang terisolasi dan semakin banyak kritikan padanya
di jajaran pejabat teras Partai Komunis China. Jiang adalah peraih
keuntungan utama dari insiden tersebut. Hal tersebut telah
memungkinkan Jiang untuk ‘membenarkan’ penganiayaan dan membuatnya
seolah memiliki legitimasi.
Berdasarkan beberapa analisa yang mempertanyakan kebenaran di balik
insiden tersebut, WOIPFG membentuk ‘Komite Internasional untuk
Menyelidiki Apa yang Disebut Insiden Bakar Diri di Lapangan
Tiananmen pada 23 Januari 2003.’
Komite menanyakan Laboratorium Pemrosesan Suara pada National
Taiwan University, yang terkemuka dalam bidang identifikasi,
sintesa dan verifikasi suara dalam bahasa Mandarin, agar secara
independen melakukan identifikasi suara Wang Jindong dan lainnya
yang muncul dalam tiga episode acara ‘Wawancara Fokus’ dari CCTV.
Wang dinyatakan sebagai salah seorang pemimpin dan organisator dari
insiden bakar diri. Atas investigasi ini, Laboratorium Pemrosesan
Suara dari National Taiwan University berkesimpulan bahwa “Wang
Jindong” yang muncul dalam acara ‘Wawancara Fokus’ bagian pertama
tidaklah sama dengan “Wang Jindong” yang muncul pada acara kedua
maupun ketiga. Ini sesuai dengan hasil analisa identitas Wang
Jindong yang diperoleh WOIPFG melalui saluran investigasi lainnya.
Sumber-sumber lainnya ini telah mengungkap bahwa Wang Jindong, yang
diduga terlibat dalam bakar diri, adalah tokoh yang diperankan oleh
seorang perwira militer (yang namanya saat ini tidak
diungkapkan).
Gadis berusia 12 tahun meninggal dalam insiden bakar diri tersebut.
Acara ‘Wawancara Fokus’ pada CCTV menampilkan bagaimana gadis itu
bernyanyi dan berbicara kepada seorang reporter setelah menjalani
operasi pada batang tenggorokannya. Penyebab sesungguhnya kematian
gadis itu tidak pernah diungkap.
Komite telah memperoleh informasi dari staf medis yang merawat Liu
Siying pada Rumah Sakit Jishuitan. “Liu Siying meninggal mendadak
pada saat luka bakarnya kurang lebih dinyatakan sembuh,
kesehatannya secara mendasar telah pulih, dan dia siap untuk
dikeluarkan dari rumah sakit. Penyebab kematiannya sangatlah
mencurigakan.” Beberapa hari sebelum dia meninggal, termasuk
Jum’at, 16 Maret 2001, sehari sebelum kematiannya, hasil EKG
(electrocardiogram) dan pemeriksaan lainnya semua menunjukkan hasil
yang normal. Kemudian, pada Sabtu, 17 Maret 2001, antara jam 11
pagi hingga tengah hari, para dokter tiba-tiba menemukan Liu Siying
dalam kondisi kritis. Dia meninggal tidak lama setelah itu. Staf
rumah sakit melaporkan bahwa antara pukul 8 hingga 9 pagi yang
sama, para pimpinan RS Jishuitan dan Divisi Administrasi Medis
Beijing mengunjungi Liu Siying di ruangannya di rumah sakit dan
berbicara kepadanya cukup lama. “Saat itu, Liu Siying cukup ceria
dan aktif,” para staf melaporkan. Otopsi jenazah Liu Siying
berlangsung di RS Jishuitan, tetapi hasil otopsi dikeluarkan oleh
Pusat Rawat Darurat. Hasil otopsi tidak diberikan kepada para
dokter Liu Siying. Rumah sakit hanya mengeluarkan pernyataan umum
bahwa kematiannya tampaknya akibat masalah pada jantungnya. Bagian
lain dari kisah itu yang menimbulkan pertanyaan adalah Liu Siying
mampu bernyanyi dengan keras untuk sebuah interview CCTV, hanya
sesaat setelah menjalani operasi batang tenggorokan. Seorang dokter
pada RS Jishuitan berkomentar, “Tidaklah mungkin suara Liu Siying
begitu keras dan jelas. Kelihatannya CCTV telah melakukan sesuatu
di sana.”
Beberapa personel medis pada RS Jishuitan telah mengonfirmasi bahwa
mereka yang telah melakukan bakar diri tiba di rumah sakit sekitar
pukul 5 sore, namun menurut Kantor Berita Xinhua, insiden bakar
diri berlangsung pada pukul 2:41 sore. Waktunya janggal. Sepertinya
memerlukan tujuh menit untuk memadamkan api. Ambulans harus
menempuh jarak 10 kilometer dari Lapangan Tiananmen ke RS
Jishuitan, maka mereka seharusnya telah tiba tidak lama setelah
pukul 3 sore. WOIPFG memiliki alasan untuk percaya bahwa perbedaan
waktu menutupi beberapa motif tersembunyi.
Dari rekaman video bakar diri yang ditayangkan selama acara
‘Wawancara Fokus’ CCTV, seseorang dapat melihat bahwa Liu Chunling
(ibu dari Liu Siying, gadis usia 12 tahun tersebut di atas) dipukul
keras pada kepalanya oleh seorang pria mengenakan mantel militer
dengan benda berat. Dia segera roboh ke lantai dan mengangkat
tangannya untuk memegang bagian kiri kepalanya, yang terkena
pukulan. WOIPFG percaya bahwa sangatlah mungkin Liu Chunling
meninggal di lokasi akibat serangan ini, bukan akibat luka bakar
yang propaganda pemerintah tuduhkan.
Berdasarkan penemuan-penemuan ilmiah dan independen ini, WOIPFG
telah menyimpulkan bahwa dugaan bakar diri di Lapangan Tiananmen
adalah sebuah konspirasi besar. Hal itu telah menyamarkan
pembunuhan yang disetujui oleh negara sebagai bunuh diri, dan
mencap para korban yang secara tragis dipaksa pemerintah untuk
membakar diri mereka sebagi para praktisi Falun Gong, semua sebagai
senjata propaganda untuk memfitnah Falun Gong dan dengan demikian
‘membenarkan’ penganiayaan kejam Jiang di mata publik. Para pelaku
kejahatan berbuat demikian jauh hingga bersedia mengorbankan
kehidupan warga yang tak bersalah, termasuk seorang gadis usia 12
tahun dan ibunya. Kaisar Rowawi, Nero membakar kota Roma untuk
menyudutkan umat Kristiani dalam cara yang serupa dua ribu tahun
yang lampau. Kebohongan rejim Jiang kepada dunia untuk menutupi
epidemi SARS yang sedemikian rupa tengah diketahui dunia hari ini.
Seperti kasus-kasus ini, Bakar Diri Tiananmen berasal dari rejim
korup tak berperasaan yang tengah mengorbankan nyawa manusia untuk
melindungi kepentingan egois mereka sendiri.
WOIPFG menyadari bahwa kasus ini melibatkan banyak pihak dengan
jalinan yang rumit. Sangatlah mungkin kejahatan ini secara langsung
terkait dengan Jiang Zemin (yang saat itu menjabat sebagai Presiden
China, ketua Partai Komunis China, dan ketua Komisi Militer Sentral
China). Namun, WOIPFG bertekad untuk menemukan dan menyingkap semua
fakta terkait kasus ini. Hasil penyelidikan akan diserahkan kepada
Mahkamah Pidana Internasional, kepada organisasi-organisasi HAM dan
lembaga peradilan internasional, serta kepada PBB. Kami akan
berupaya mengajukan semua pelaku kejahatan ini ke muka
pengadilan.
WOIPFG mendesak setiap orang yang memiliki informasi terkait kasus
tersebut agar melaporkan para pelaku yang bertanggung jawab dan
menyerahkan informasi terkait kepada Komite. Fokus rangkaian
investigasi berikut termasuk:
1. Otak di balik apa yang disebut Insiden Bakar Diri
Tiananmen
2. Pria dalam video CCTV yang menggunakan mantel militer dan
memukul Liu Chunling
3. Mereka yang bertanggung jawab atas kematian mendadak dari Liu
Siying
World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong
(WOIPFG) / Organisasi Dunia untuk Penyelidikan Penganiayaan
terhadap Falun Gong)
www.upholdjustice.org
Alamat E-mail ini dilindungi dari robot spam. Anda perlu
mengaktifkan JavaScript untuk melihatnya
Chinese
version click here
English
version click here