Chen Jianzhan pernah bekerja di
pemerintahan kabupaten. Setelah berlatih Falun Gong pada tahun
1997, kerja kerasnya pun diakui oleh Pemerintah Kabupaten Wugou.
Antara tahun 2000 hingga 2003, dia dinobatkan sebagai Pejabat
Termuka sebanyak empat kali oleh Pemerintah Kabupaten Wugou.
Ditangkap pada Tahun 2004
Sembilan tahun yang lalu, Chen yang berusia 34 tahun ditangkap oleh
Kepolisian Kabupaten Zhenyuan ketika dia sedang bekerja. Selama
empat bulan penahanan, dia disiksa hingga hampir meninggal dunia,
lalu dibebaskan sementara untuk mendapatkan perawatan medis di
rumah. Meksipun menderita secara fisik, Chen berhasil melarikan
diri demi menghindari penganiayaan lebih lanjut. Lalu, Pengadilan
Kabupaten Zhenyun secara ilegal tetap menjatuhkan hukuman 7 tahun
penjara kepadanya.
Setelah Chen melarikan diri, polisi mencari ke rumah-rumah di
lingkungan tempat tinggalnya, rumah saudara dan rekan praktisinya
selama beberapa bulan. Mereka pergi ke rumah Chen sebanyak delapan
kali untuk mengganggu keluarganya. Polisi memaksa ibunya yang sudah
tua agar memasak bagi mereka dan bahkan mencoba untuk memeras uang
dari kedua orang tuanya yang hidup dalam kemiskinan. Beberapa kali,
petugas polisi memakai topeng masuk ke dalam rumah Chen pada tengah
malam untuk melakukan penggeledahan. Mereka bahkan melepaskan atap
rumah mereka dengan menggunakan cangkul.
Sekitar jam 9 pagi pada 18 Mei 2004, setelah Chen selesai
mengadakan pertemuan di tempat kerja, dia sedang bersiap-siap untuk
melakukan perjalanan bisnis ke pinggiran kota. Petugas Yang Hongwei
dari Kantor Polisi Kabupaten Wugou masuk ke ruang Chen. Tanpa
mengatakan apaupun atau memperlihat kartu identitas, dia memborgol
Cheng. Chen berteriak: “Apa yang sedang kamu lakukan?” Yang Hongwei
berkata: “Kamu tahu apa yang telah kamu lakukan!” Chen merespon
bahwa dia tidak melakukan kesalahan apapun.
Seorang kolega Chen berusaha untuk membantunya dengan berkata:
“Jangan menangkapnya sampai kamu yakin.” Yang Hongwei berkata:
“Jangan bergerak!” Pada waktu itu, Direktur Ma dari kantor polisi
juga datang. Dia berkata: “Geledah ruang ini dulu.” Polisi
menggeledah ruang Chen sekitar dua jam, bahkan membalikkan
ranjangnya. Mereka tidak menenemukan apapun, tetapi mereka tetap
saja menangkapnya. Seorang anggota staf dari tempat kerja Chen
tidak dapat menahan lagi. Dia berkata: “Kalian harus memberi tahu
atasan kami sebelum kalian membawanya pergi. Atasan kami tidak
masuk hari ini!” Direktur Ma berkata: “Pergilah ke kantor polisi
dahulu!”
Dianiaya Secara Brutal di Tempat Penahanan
Di kantor polisi, Direktur Ma menginterogasi Chen, menanyakan
apakah dia seorang praktisi Falun Gong dan apakah dia memiliki
printer di rumah. Chen membantah dan bersikukuh bahwa dia harus
kembali ke tempat kerjanya. Ma berkata bahwa departemen kepolisian
telah memberikan perintah untuk tidak membebaskannya.
Sekitar jam 5 sore, Chen dibawa ke ruang konferensi di lantai dua
di Departemen Kepolisian Kabupaten Zhenyuan. Ia baru tahu bahwa
polisi telah menggeledah rumahnya, menyita semua barang miliknya,
antara lain beberapa VCD musik yang dia beli untuk orang tuanya.
Petugas Li Guomin, yang menggeledah rumah Cheng, menunjuk Cheng dan
mengutuknya. Pada malam hari, mereka tidak mengizinkannya tidur.
Mereka memborgolnya ke meja dan memaksanya untuk tetap di lantai
selama dua hari dan dua malam. Petugas Li Guomin terus
menginterogasinya. Dia menonjok Chen dan menghinanya secara verbal.
Seorang pria tua di kantor merasa simpati kepada Chen, dengan
berkata: “Hanya berlatih Falun Gong. Bukanlah sebuah masalah
besar.”
Dikatakan bahwa pada sore hari saat Chen ditangkap, atasannya
menelepon departemen kepolisian untuk meminta pembebasan
Chen. Tetapi departemen kepolisian menolak. Istri Chen berpikir
bahwa Chen telah pergi melakukan perjalanan bisnis dan tidak tahu
mengenai penangkapannya hingga lima hari kemudian.
Pada hari ketiga, polisi menyergap Chen di sebuah ruangan di lantai
tiga. Di situ dia mendengar jeritan memelas dari seseorang. Dia
sadari bahwa praktisi Xi Haoxue sedang dianiaya di lantai
pertama.
Mendengar teriakan dan tangisan dari rekan-rekan praktisi, dia
tidak bisa menahan air mata. Chen meminta izin untuk bertemu Xi. Di
lantai pertama, dia melihat Xi dikurung dalam ruang jeruji besi
besar. Tiang-tiang dari ruang jeruji ini setebal jari, dan hanya
membiarkan kepala Xi di luar. Beberapa petugas mengelilinginya
dengan membawa tongkat listrik di tangan mereka. Dikatakan bahwa Xi
belum makan apapun selama tujuh hari. Agar tidak membocorkan
informasi apapun praktisi lain, dia mengigit lidahnya sendiri dan
darah memenuhi mulutnya. Dia sangat kurus, tulang pipi menonjol
keluar dan matanya cekung ke dalam. Chen Jianzhan bahkan tidak bisa
mengenalinya.
Pada 20 Mei, direktur Ma dan petugas Lu Yun menjebak Chen dengan
memberitahunya bahwa dia akan dibebaskan pada sore hari. Tetapi
pada jam 6 sore, mereka tiba-tiba merubah nada bicara mereka:
“Membiarkanmu pergi? Kini Partai Komunis China (PKC) jauh lebih
pengampun dari sebelumnya. Dahulu, seperti kamu ini akan dijatuhi
hukuman mati. Delapan belas tahun di penjara tidak akan lama.” Lalu
mereka menendang Cheng sampai keluar dari gerbang pusat
penahanan.
Setelah itu, direktur Liu dari pusat penahanan menyerangnya dengan
tang besar. Dia mengutuk, menarik semua kancing baju dan celana
Chen. Dia mengambil sepatunya, lalu menendang punggung Chen dan
menendangnya sampai kembali ke pusat penahanan. Dia lalu ditahan di
sel nomor 8.
Penyiksaan Berat dan Kondisi Hidup yang
Menyedihkan
Di tempat penahanan, Chen disiksa secara brutal. Dia tidak
mendapatkan kunjungan dari keluarga. Dia ditekan untuk menuliskan
pernyataan bahwa akan melepaskan latihan Falun Gong. Dia diperintah
untuk menghafal peraturan penjara. Dia diminta untuk menulis
“laporan pemahaman” setiap minggu, yang akan “dievaluasi.” Jika
laporan itu tidak lulus saringan “evaluasi” oleh pihak otoritas,
dia akan diborgol atau disiksa secara fisik. Karena makanan yang
disediakan bagi para tahanan sedikit berminyak, kebanyakan tahanan
mengalami konstipasi. Kadang-kadang anus mereka berdarah. Tetapi,
Chen hanya diizinkan menggunakan kamar mandi selama 5 menit. Suatu
kali waktunya melebihi batas waktu, dia akan dibawa kembali ke
sel.
Chen disiksa secara terus menerus oleh seorang tahanan berusia
belasan tahun bernama Lu Jianxin. Lu menuangkan air ke dalam sepatu
dan mangkok makan malamnya. Lu juga memaksa Chen untuk berjongkok,
lalu mengencingi kepalanya.
Chen diinterogasi sekitar sepuluh hari. Pada 1 Juni, Chen
diinterogasi, istrinya menggendong putri mereka yang berusia empat
tahun di jendela interogasi agar putrinya bisa melihatnya. Setelah
melihat anaknya, Chen tahu bahwa dia tidak boleh menangis dan harus
tegar. Ketika Chen dalam perjalanan kembali dari ruang interogasi
menuju sel, gadis kecil itu mencoba untuk membagikan permen kepada
bapaknya. Seorang petugas polisi meneriaki anaknya. Gadis kecil ini
langsung membuang permen, menangis dan berlari kembali ke ibunya.
Ibunya juga menangis.
Untuk mendapatkan “bukti,” petugas polisi Li Guomin memanggil semua
orang di desa pergi ke rumah Chen. Polisi mengumpulkan semua barang
yang ada di dalam rumah, lalu mencari yang namanya “bukti”.
Penduduk desa memberi tahu mereka: “Pria ini sangat menghormati
kedua orang tuanya. Kami belum pernah dengar dia melakukan hal-hal
yang buruk!” Li Guomin membaca buku harian kultivasi yang ditulis
oleh Chen. Semua tulisannya mengenai bagaimana untuk menjadi orang
yang baik. Tetapi meski begitu tetap saja tidak mengubah pikiran
Li. Dia bahkan berteriak pada Chen: “Saya sudah mempelajari buku
harian kamu selama tiga hari tiga malam. Pikiran kamu sangat
berbahaya bagi PKC!”
Chen dianiaya hingga dia dalam sekarat. Mereka mempertahankan
hidupnya dengan cara diinfus. Polisi memerintahkan keluarganya
untuk mentransfer uang ke pusat penahanan agar mendapatkan
perawatan medis. Keluarga Chen membawa uang ke departemen
kepolisian, tetapi bersikukuh ingin melihat Chen lebih dahulu
sebelum menyerahkan uang karena mereka tidak tahu apakah Chen masih
hidup atau tidak. Polisi tidak ingin mereka bertemu Chen, jadi
direktur membolehkan Chen menulis sebuah pesan untuk diberikan
kepada keluarganya.
Selama empat bulan dia berjuang antara hidup dan mati. Akhirnya
polisi tidak ingin bertanggung jawab jika dia meninggal, jadi
mereka memerintahkan dua petugas polisi untuk membawanya pulang ke
rumah dan mengawasi proses perawatan medis di rumah.
Praktisi Lain Dijatuhi Hukuman
Pada April 2005, lima praktisi Falun Gong dijatuhi hukuman penjara
oleh Pengadilan Kabupaten Zhenyuan. Xi Haoxue dan Chen Jianzhan
(yang telah melarikan diri demi menghindari penganiayaan) mereka
berdua dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara. Tian Runhai, Duan
Weijun, dan Xu Huixian dijatuhi hukuman empat, tiga, dan satu tahun
penjara, secara berturut-turut. Qiang Weixiu dijatuhi hukuman dua
tahun dan sembilan bulan kerja paksa, dan ini adalah ketiga kalinya
dia dibawa ke kamp kerja paksa. Zhang Xuxia dijatuhi hukuman dua
tahun kerja paksa.
Artikel terkait:
Dafa
Practitioner Chen Jianzhan from Gansu Province Forced Into Three
Years of Homelessness by Persecution