(Minghui.org) Di dalam perjalanan kultivasi sama seperti banyak rekan praktisi lainnya, saya mengalami banyak sekali kejadian yang ajaib. Atas dorongan rekan praktisi, saya menulis artikel pengalaman ini.
Pada tanggal 19 September 2000,
seperti biasanya, hari itu tabung gas LPG saya tutup setelah
dipakai untuk memasak. Setelah memasang dupa di depan foto Guru,
saya belajar Fa. Kira-kira sepuluh menit kemudian, tiba-tiba “Boom”
terdengar sebuah suara ledakan besar. Seketika, rumah saya menjadi
lautan api. Di dalam rumah api telah menyebar luas, gulungan asap
pekat menerjang keluar jendela. Handuk di kamar mandi habis
terbakar, exhaust fan jatuh ke lantai berantakan….. saya seketika
tertegun, tidak tahu harus berbuat apa, dalam kepanikan, tiba-tiba
teringat Guru, lalu berteriak: “Guru tolong saya!” Kemudian saya
mengambil sebuah baskom kecil tempat sayur asin, menyiramkan air ke
tempat api berkobar. Sangat ajaib, baskom dengan air yang demikian
sedikit (paling sebanyak dua hingga tiga mangkuk air), ternyata
tidak habis terpakai, air disiramkan ke mana, api yang tersiram
segera padam.
Ketika semua api telah padam, saya sangat terkejut menemukan, semua
ruangan terbakar, jendela ruang tamu jebol diterjang ledakan api,
besi teralis jendela setebal 8 mm diterjang hingga bengkok 90
derajat, tirai jendela terbakar separuh, exhaust fan hancur
berkeping-keping jatuh ke lantai, pakaian di kamar tidur juga
terbakar hingga berantakan, sandal di pinggir ranjang terbakar
menjadi arang……, yang tak terpikirkan adalah, setumpuk kapas di
lemari ternyata masih utuh tidak terbakar.
Setelah mendengar suara ledakan, tetangga semua berdatangan
menanyakan, saya juga tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi.
Tetapi dalam hati mengerti, ini adalah sebuah bencana besar yang
ditujukan pada saya, benar-benar datang untuk mencabut nyawa saya.
Guru-lah yang telah mengatasi bencana ini.
Tidak lama setelah kejadian ini, saya melihat foto Guru “berada di
tengah gunung dengan hening mengamati keadaan dunia” yang
diterbitkan pada tanggal 19 Januari 2000, saya memutuskan pergi ke
Beijing untuk membuktikan Fa. Saya tidak akan menceritakannya
secara detail, satu-satu yang membuat saya menyesal adalah, spanduk
“Falun Dafa baik dan Sejati, Baik, Sabar adalah baik” yang saya
bawa sendiri belum sempat di perlihatkan kepada orang di dunia,
sudah dirampas kejahatan. Kemudian ketika saya melihat sebuah
adegan, 36 orang praktisi barat di lapangan Tianamen membentangkan
spanduk “Sejati, Baik, Sabar adalah baik” timbul perasaan sangat
kagum, penampilan mereka sangat gagah berwibawa, tinggi besar,
membuat orang merasa sangat hormat dan kagum.
Budi penyelamatan Guru yang belas kasih, tidak bisa diutarakan
dengan kata-kata, murid hanya bisa berkultivasi dengan gigih maju,
agar tidak mengecewakan harapan Guru.