Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Melalui Latihan Falun Gong, seorang Pemuda Bermasalah Menjadi Guru yang Terkemuka

30 Des. 2013 |   Oleh Chunsheng seorang praktisi dari Provinsi Hebei, China


(Minghui.org) Chunseng lahir di tahun lembu, pada permulaan tahun 70an di kota kecil di Pegunungan Changbai di timur laut China. Hari kelahirannya terjadi pada saat Festival Ching Ming, ketika orang-orang memberikan penghormatan kepada sanak keluarga yang telah meninggal. Cuaca pada hari itu tidak muram seperti di puisi-puisi, tapi cerah tanpa awan sedikitpun. Ayah Chunsheng sangat senang, dan memberikannya nama Spring Born (Lahir Musim Semi)

Chunsheng tidak sehat, sedikit kurus, lemah dan sering sekali sakit. Apa yang membedakannya dari orang lain adalah ia mempunyai refleks yang cepat dimulai pada permulaan usianya dan ia sangat pintar. Jadi, ia tumbuh ditengah-tengah kasih sayang dan dipuji oleh sanak saudara dan teman-teman. Meskipun lahir dengan budi pekerti yang baik, ia tetap mengembangkan beberapa keterikatan, seperti harga diri, ketidakmampuan untuk menerima keluhan, ketidaksabaran, menjadi depresi ketika menghadapi kesulitan, tidak mau berusaha, sombong, cinta akan kemenangan dan suka memanfaatkan orang lain, dan mempunyai sifat emosional.

Ketika mulai sekolah, Chunsheng muda mendapati bahwa semua yang ia butuhkan untuk dipelajari dari buku text adalah sangat mudah dan kesombongannya bertumbuh setiap hari. Bahkan tidak perlu berusaha keras, ia selalu mendapatkan nilai baik. Meskipun ia menggunakan cara licik untuk mendapatkan juara pertama, ia selalu ingin mendengarkan pujian dari orang lain bahwa ia adalah yang terpintar. Ia akan berlomba dengan teman-temannya melihat siapa yang lebih nakal. Kadang-kadang ia akan sengaja berteman dengan orang-orang yang suka membuat masalah. Ia merasa bahwa ia tidak takut berkorban, untuk mati sekalipun, dan setia kepada kode persaudaraan yang kasar dan mengacaukan sistem peradilan melampaui semua hal penting lainnya.

Diterima dan Dikeluarkan dari Universitas Bergengsi

Pada awal tahun 90an, Chunsheng yang berumur 18 tahun diterima di universitas tekhnik bergengsi di Shanghai karena nilainya yang tinggi. Semuanya terlihat lancar. Ia tidak merasa terkekang. Sehingga, ia mulai bolos dan berteman dengan mereka yang mempunyai pikiran sejalan. Kemudian, ia mulai merokok, minum-minum, membuat masalah, dan terlibat perkelahian. Ia menjadi orang yang sangat berbeda di mata murid-murid lain. Chunsheng sendiri sebenarnya merasa sangat tertekan. Ia tidak mengerti kenapa ia dilahirkan ke dunia ini, tanpa tujuan, hidup dalam ketidakpedulian, dan tidak bisa membuat perubahan.

Chunsheng dikeluarkan dari universitas. Ia hanya menyelesaikan satu tahun lebih ketika guru memanggil orang tuanya untuk membawanya pulang ke rumah. Pada saat itu, tidak ada masa depan tanpa pendidikan. Chunsheng dilahirkan di kelas keluarga pekerja yang miskin. Untuk mengubah hidupnya, ia harus menunggu beberapa bulan sebelum ia bisa mengikuti tes masuk universitas lain.

Chunsheng mendapatkan pemberitahuan penerimaan dari universitas tekhnik lain di Beijing. Ia mengubah namanya dan sekali lagi masuk ke kampus universitas.

Berubah ke Arah yang Lebih Baik setelah Belajar Falun Gong

Chunsheng secara kebetulan melihat buku berjudul Zhuan Falun di toko buku di Universitas Rakyat di Beijing pada Oktober 1995. Ia membukanya dan melihat wajah Shifu tersenyum. Meskipun ia tidak mempunyai pikiran bahwa buku ini akan mengubah hidupnya selamanya, ia langsung membeli buku itu tanpa berpikir panjang. Malam itu, ia membaca seluruh buku di bawah cahaya lilin. Ia sangat terkejut dan jiwanya terguncang sampai ke dasar. Ia merasa takjub, “Apakah semua yang buku ini katakan adalah benar?”

Di dalam lubuk hatinya, ia merasakan daya tarik yang tidak bisa dijelaskan pada prinsip Sejati, Baik, Sabar, dan apresiasi yang tidak bisa digambarkan terhadap peringatan bahwa “baik dan jahat akan mendapat ganjaran.” Ia merasa bahwa memang seharusnya seperti itu di dunia.

Setahun kemudian, Chunsheng menjadi praktisi Falun Gong. Ia berkata kepada dirinya sendiri pada 31 Oktober 1996, “Saya kan membaktikan hidup, hati dan jiwa saya untuk berlatih kultivasi Falun Gong.”

Sesama mahasiswa segera menemukan bahwa Chunsheng yang malas dan sinis menjadi rajin dan sabar. Selama bertahun-tahun, ia yang tidak pernah peduli tentang apapun sekarang mulai untuk sukarela membawa kehangatan untuk semua orang, ditambah melakukan pembersihan dan pekerjaan sanitasi. Ia berhenti merokok dan minum-minum. Ia yang dulunya selalu membanggakan diri karena suka menjelekkan orang, tapi sekarang ia menjadi sangat sopan, rendah hati dalam perkataannya dan bersikap lembut.

Pada saat tahun terakhir kehidupan universitas, teman sekelas Chunsheng benar-benar memahami bahwa kepercayaan yang benar bisa mengubah orang dari dalam dan luar. Ia sadar bahwa orang yang tidak sabar, sombong, orang yang lemah dengan sifat kompleks dan sensitive bisa berubah menjadi orang yang damai, murah hati, peduli terhadap sesama, tulus dan energetik. Pada foto wisuda, teman-teman sekelasnya menulis, “Berharap kamu sukses dalam mencapai kesempurnaan!”

Menjadi Guru yang Terkemuka dan Jujur

Chunsheng mulai mengajar di sekolah di ibukota utara pada 1997. Orang-orang yang berlatih Sejati, Baik, dan Sabar disambut baik tidak peduli dimanapun mereka berada.

Satu tahun, tanggung jawab sekolahnya sangat menantang. Ia harus mengajar dan menjaga seluruh kelas seperti kelasnya sendiri. Pekerjaannya tiga kali lebih berat dibanding yang lain. Chunsheng tidak protes tapi tetap terus bekerja keras dan tetap bahagia. Teman kerjanya berkata, “Pekerjaannmu sangat baik dan mengagumkan.” Ketika departemennya memilih Ketua Serikat Buruh Cabang, semua orang memilihnya meskipun ia yang termuda diantara mereka.

Chunsheng tidak pernah memilih pekerjaan apa yang akan ia kerjakan, di bawah kondisi apa, atau dengan persyaratan apa. Teman kerjanya selalu meminta sekolah untuk menyediakan transportasi setiap mereka akan ditugaskan keluar sekolah. Mereka juga memprotes ketika mereka harus melakukan perjalanan saat cuaca buruk. Chunsheng akan menaiki sepedanya dengan diam tidak peduli seberapa buruk cuaca atau seberapa jauh tugasnya. Ia juga selalu menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu.

Kemudian, Chunsheng harus mengajar penuh waktu dan tidak bisa mengambil alih kelas sebagai guru kelas. Satu dari direktur di departemennya berkata, “Kami sangat menyesal harus melihat kamu pergi. Kami akan sangat merindukan kamu. Kamu adalah partner kerja yang terbaik!”

Chunsheng ditugaskan untuk melakukan pelatihan. Ketika ia memeriksa ke tempat tinggalnya, unit perhotelan memalsukan beberapa faktur tapi ia menolak untuk berbohong. Ia berkata kepada mereka, “Saya praktisi Falun Gong. Saya berlatih Sejati, Baik, Sabar. Saya tidak bisa menipu.” Pegawai perhotelan berkata, “Orang seperti kamu sangat langka. Tetapi, teman-teman sekerja kamu semua melakukan pekerjaan seperti ini. Jika kamu bertindak berbeda dengan mereka, apa yang harus kami lakukan?”

Ia melihat sikap canggung mereka, jadi ia membiarkan mereka mengeluarkan faktur dengan jumlah yang biasanya dibesarkan. Ketika ia kembali ke bagiannya, ia menyimpan faktur tersebut tanpa melaporkan mereka untuk pengembalian uang, bahkan termasuk jumlah yang harusnya dibayar kembali kepadanya. Ia merasa bahwa, pada satu sisi. Ia tidak bisa mengambil yang bukan miliknya, dan pada sisi lain, ia tidak bisa membuat seseorang mendapat masalah, jadi satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah adalah diam-diam mengambil fakturnya.

Tetap Jujur tanpa Mempermalukan Teman Kerja

Sekarang, sekolah mengalami situasi yang buruk: setiap sebelum ujian, para murid akan berkumpul untuk membelikan hadiah untuk guru-guru untuk memastikan bahwa mereka akan mendapatkan nilai baik. Chunsheng juga mendapatkan “hadiah kasih sayang yang mendalam” Ia tidak mau menolak “hadiah” ini ketika semua temen sekerjanya menerima hadiah mereka dengan pikiran yang tenang. Malahan, ia menunggu setelah selesai ujian dan kemudian membeli bola voli dan hadian lainnya untuk murid-murid.

Ketika Chunsheng menjadi juri dalam kompetisi beasiswa untuk kelasnya, ia memperhatikan bahwa ketua murid dari desanya seorang pekerja keras dan adalah seorang murid yang baik, ketika membantu menghitung nilai murid-murid lain, menaikkan nilainya sendiri dengan sengaja untuk mengalahkan murid lainnya dan menjadi penerima beasiswa.

Setelah mengetahui hal tersebut, Chunsheng mencari ketua murid itu untuk menunjukkan ketidak sesuaian nilai tersebut dan menyuruhnya untuk melakukan penghitungan ulang. Ketua murid mengikuti rekomendasi Chunsheng. Beberapa tahun kemudian, ketua murid yang telah lulus dan telah bekerja ini, melakukan perjalanan khusus kembali ke sekolah untuk mencari Chunsheng karena ia tidak bisa melupakan guru yang jujur dan lurus ini.

Teman Sekerja yang Baik

Masih banyak lagi cerita seperti itu, meskipun tidak ada satupun yang spektakuler. Faktanya, semuanya terbilang biasa, kejadian yang tidak penting, tapi setiap orang sangat tersentuh. Semua yang mengenal Chunsheng menyenangi keberadaannya

Ketika tinggal di asrama karena ia belum menikah, ia selalu melakukan pekerjaan kebersihan dan sanitasi. Setelah ia pergi, tidak ada seorangpun menggantikannya dan seluruh pekerjaan kebersihan berhenti.

Di kamar asramanya, ia selalu diam-diam membeli makanan dan memasak untuk semua orang. Sehabis makan, teman-teman sekerjanya selalu menunggu ia untuk membersihkan dan mencuci peralatan makan. Chunsheng tidak pernah protes tapi selalu menjaga semangat yang baik dan mengerjakan semuanya.

Selalu ada beberapa teman sekerja yang picik dan serakah; mengambil makanan tanpa membayar, bahkan mengambil barang Chunsheng. Chunsheng mengetahuinya tapi tidak pernah bereaksi.

Teman-teman sekerjanya suatu kali berkata kepadanya dengan tiba-tiba, “Kamu adalah orang terbaik yang pernah saya temui!”

Menghadapi Penganiayaan Falun Gong

Chunseng dipaksa meninggalkan sekolah pada musim dingin tahun 1999 karena Penganiayaan Falun Gong oleh Partai Komunis. Tidak peduli bagaimana performa kerjanya yang baik, atasannya tidak berani melawan perintah dari atas. Mereka memintanya untuk menulis surat pernyataan untuk meninggalkan Falun Gong.

Chunsheng tidak bisa menerima penganiayaan ini karena Fa telah mengubah hidupnya, memurnikannya secara fisik dan jiwa, dan membuka pandangan baru kepada banyak orang. Tidak ada yang bisa membuatnya mengabaikan kebenaran dan membiarkan Fa diinjak-injak oleh orang yang mempunyai kekuasaan.

Chunsheng pergi ke Beijing untuk memohon dan menambahkan suaranya pada ribuan praktisi Falun Gong yang meminta keadilan. Dari sejak saat itu, ia tidak mempunyai rumah. Kemudian, ia ditangkap beberapa kali dan dipukuli. Ia memprotes penangkapan secara illegal terhadapnya dengan melakukan mogok makan. Ia menolak makanan dan minuman. Ia akan tetap berdiri untuk membela martabat Sejati, Baik, Sabar.

Chunsheng dijatuhi hukuman kerja paksa, ia dipindahkan ke penjara berbeda dan mengalami penyiksaan.

Tetapi, kebaikan Fa dari Sejati-Baik-Sabar telah mengakar dengan teguh di hatinya sehingga ia bisa menghadapi apapun tanpa penyesalan.

Chinese version click here
English version click here