(Minghui.org)
Chunseng lahir di tahun lembu, pada permulaan tahun 70an di kota
kecil di Pegunungan Changbai di timur laut China. Hari kelahirannya
terjadi pada saat Festival Ching Ming, ketika orang-orang
memberikan penghormatan kepada sanak keluarga yang telah meninggal.
Cuaca pada hari itu tidak muram seperti di puisi-puisi, tapi cerah
tanpa awan sedikitpun. Ayah Chunsheng sangat senang, dan
memberikannya nama Spring Born (Lahir Musim Semi)
Chunsheng tidak sehat, sedikit
kurus, lemah dan sering sekali sakit. Apa yang membedakannya dari
orang lain adalah ia mempunyai refleks yang cepat dimulai pada
permulaan usianya dan ia sangat pintar. Jadi, ia tumbuh
ditengah-tengah kasih sayang dan dipuji oleh sanak saudara dan
teman-teman. Meskipun lahir dengan budi pekerti yang baik, ia tetap
mengembangkan beberapa keterikatan, seperti harga diri,
ketidakmampuan untuk menerima keluhan, ketidaksabaran, menjadi
depresi ketika menghadapi kesulitan, tidak mau berusaha, sombong,
cinta akan kemenangan dan suka memanfaatkan orang lain, dan
mempunyai sifat emosional.
Ketika mulai sekolah, Chunsheng muda mendapati bahwa semua yang ia
butuhkan untuk dipelajari dari buku text adalah sangat mudah dan
kesombongannya bertumbuh setiap hari. Bahkan tidak perlu berusaha
keras, ia selalu mendapatkan nilai baik. Meskipun ia menggunakan
cara licik untuk mendapatkan juara pertama, ia selalu ingin
mendengarkan pujian dari orang lain bahwa ia adalah yang terpintar.
Ia akan berlomba dengan teman-temannya melihat siapa yang lebih
nakal. Kadang-kadang ia akan sengaja berteman dengan orang-orang
yang suka membuat masalah. Ia merasa bahwa ia tidak takut
berkorban, untuk mati sekalipun, dan setia kepada kode persaudaraan
yang kasar dan mengacaukan sistem peradilan melampaui semua hal
penting lainnya.
Diterima dan Dikeluarkan dari Universitas
Bergengsi
Pada awal tahun 90an, Chunsheng yang berumur 18 tahun diterima di
universitas tekhnik bergengsi di Shanghai karena nilainya yang
tinggi. Semuanya terlihat lancar. Ia tidak merasa terkekang.
Sehingga, ia mulai bolos dan berteman dengan mereka yang mempunyai
pikiran sejalan. Kemudian, ia mulai merokok, minum-minum, membuat
masalah, dan terlibat perkelahian. Ia menjadi orang yang sangat
berbeda di mata murid-murid lain. Chunsheng sendiri sebenarnya
merasa sangat tertekan. Ia tidak mengerti kenapa ia dilahirkan ke
dunia ini, tanpa tujuan, hidup dalam ketidakpedulian, dan tidak
bisa membuat perubahan.
Chunsheng dikeluarkan dari universitas. Ia hanya menyelesaikan satu
tahun lebih ketika guru memanggil orang tuanya untuk membawanya
pulang ke rumah. Pada saat itu, tidak ada masa depan tanpa
pendidikan. Chunsheng dilahirkan di kelas keluarga pekerja yang
miskin. Untuk mengubah hidupnya, ia harus menunggu beberapa bulan
sebelum ia bisa mengikuti tes masuk universitas lain.
Chunsheng mendapatkan pemberitahuan penerimaan dari universitas
tekhnik lain di Beijing. Ia mengubah namanya dan sekali lagi masuk
ke kampus universitas.
Berubah ke Arah yang Lebih Baik setelah Belajar Falun
Gong
Chunsheng secara kebetulan melihat buku berjudul Zhuan Falun di
toko buku di Universitas Rakyat di Beijing pada Oktober 1995. Ia
membukanya dan melihat wajah Shifu tersenyum. Meskipun ia tidak
mempunyai pikiran bahwa buku ini akan mengubah hidupnya selamanya,
ia langsung membeli buku itu tanpa berpikir panjang. Malam itu, ia
membaca seluruh buku di bawah cahaya lilin. Ia sangat terkejut dan
jiwanya terguncang sampai ke dasar. Ia merasa takjub, “Apakah semua
yang buku ini katakan adalah benar?”
Di dalam lubuk hatinya, ia merasakan daya tarik yang tidak bisa
dijelaskan pada prinsip Sejati, Baik, Sabar, dan apresiasi yang
tidak bisa digambarkan terhadap peringatan bahwa “baik dan jahat
akan mendapat ganjaran.” Ia merasa bahwa memang seharusnya seperti
itu di dunia.
Setahun kemudian, Chunsheng menjadi praktisi Falun Gong. Ia berkata
kepada dirinya sendiri pada 31 Oktober 1996, “Saya kan membaktikan
hidup, hati dan jiwa saya untuk berlatih kultivasi Falun
Gong.”
Sesama mahasiswa segera menemukan bahwa Chunsheng yang malas dan
sinis menjadi rajin dan sabar. Selama bertahun-tahun, ia yang tidak
pernah peduli tentang apapun sekarang mulai untuk sukarela membawa
kehangatan untuk semua orang, ditambah melakukan pembersihan dan
pekerjaan sanitasi. Ia berhenti merokok dan minum-minum. Ia yang
dulunya selalu membanggakan diri karena suka menjelekkan orang,
tapi sekarang ia menjadi sangat sopan, rendah hati dalam
perkataannya dan bersikap lembut.
Pada saat tahun terakhir kehidupan universitas, teman sekelas
Chunsheng benar-benar memahami bahwa kepercayaan yang benar bisa
mengubah orang dari dalam dan luar. Ia sadar bahwa orang yang tidak
sabar, sombong, orang yang lemah dengan sifat kompleks dan
sensitive bisa berubah menjadi orang yang damai, murah hati, peduli
terhadap sesama, tulus dan energetik. Pada foto wisuda, teman-teman
sekelasnya menulis, “Berharap kamu sukses dalam mencapai
kesempurnaan!”
Menjadi Guru yang Terkemuka dan Jujur
Chunsheng mulai mengajar di sekolah di ibukota utara pada 1997.
Orang-orang yang berlatih Sejati, Baik, dan Sabar disambut baik
tidak peduli dimanapun mereka berada.
Satu tahun, tanggung jawab sekolahnya sangat menantang. Ia harus
mengajar dan menjaga seluruh kelas seperti kelasnya sendiri.
Pekerjaannya tiga kali lebih berat dibanding yang lain. Chunsheng
tidak protes tapi tetap terus bekerja keras dan tetap bahagia.
Teman kerjanya berkata, “Pekerjaannmu sangat baik dan mengagumkan.”
Ketika departemennya memilih Ketua Serikat Buruh Cabang, semua
orang memilihnya meskipun ia yang termuda diantara mereka.
Chunsheng tidak pernah memilih pekerjaan apa yang akan ia kerjakan,
di bawah kondisi apa, atau dengan persyaratan apa. Teman kerjanya
selalu meminta sekolah untuk menyediakan transportasi setiap mereka
akan ditugaskan keluar sekolah. Mereka juga memprotes ketika mereka
harus melakukan perjalanan saat cuaca buruk. Chunsheng akan menaiki
sepedanya dengan diam tidak peduli seberapa buruk cuaca atau
seberapa jauh tugasnya. Ia juga selalu menyelesaikan pekerjaannya
tepat waktu.
Kemudian, Chunsheng harus mengajar penuh waktu dan tidak bisa
mengambil alih kelas sebagai guru kelas. Satu dari direktur di
departemennya berkata, “Kami sangat menyesal harus melihat kamu
pergi. Kami akan sangat merindukan kamu. Kamu adalah partner kerja
yang terbaik!”
Chunsheng ditugaskan untuk melakukan pelatihan. Ketika ia memeriksa
ke tempat tinggalnya, unit perhotelan memalsukan beberapa faktur
tapi ia menolak untuk berbohong. Ia berkata kepada mereka, “Saya
praktisi Falun Gong. Saya berlatih Sejati, Baik, Sabar. Saya tidak
bisa menipu.” Pegawai perhotelan berkata, “Orang seperti kamu
sangat langka. Tetapi, teman-teman sekerja kamu semua melakukan
pekerjaan seperti ini. Jika kamu bertindak berbeda dengan mereka,
apa yang harus kami lakukan?”
Ia melihat sikap canggung mereka, jadi ia membiarkan mereka
mengeluarkan faktur dengan jumlah yang biasanya dibesarkan. Ketika
ia kembali ke bagiannya, ia menyimpan faktur tersebut tanpa
melaporkan mereka untuk pengembalian uang, bahkan termasuk jumlah
yang harusnya dibayar kembali kepadanya. Ia merasa bahwa, pada satu
sisi. Ia tidak bisa mengambil yang bukan miliknya, dan pada sisi
lain, ia tidak bisa membuat seseorang mendapat masalah, jadi
satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah adalah diam-diam
mengambil fakturnya.
Tetap Jujur tanpa Mempermalukan Teman Kerja
Sekarang, sekolah mengalami situasi yang buruk: setiap sebelum
ujian, para murid akan berkumpul untuk membelikan hadiah untuk
guru-guru untuk memastikan bahwa mereka akan mendapatkan nilai
baik. Chunsheng juga mendapatkan “hadiah kasih sayang yang
mendalam” Ia tidak mau menolak “hadiah” ini ketika semua temen
sekerjanya menerima hadiah mereka dengan pikiran yang tenang.
Malahan, ia menunggu setelah selesai ujian dan kemudian membeli
bola voli dan hadian lainnya untuk murid-murid.
Ketika Chunsheng menjadi juri dalam kompetisi beasiswa untuk
kelasnya, ia memperhatikan bahwa ketua murid dari desanya seorang
pekerja keras dan adalah seorang murid yang baik, ketika membantu
menghitung nilai murid-murid lain, menaikkan nilainya sendiri
dengan sengaja untuk mengalahkan murid lainnya dan menjadi penerima
beasiswa.
Setelah mengetahui hal tersebut, Chunsheng mencari ketua murid itu
untuk menunjukkan ketidak sesuaian nilai tersebut dan menyuruhnya
untuk melakukan penghitungan ulang. Ketua murid mengikuti
rekomendasi Chunsheng. Beberapa tahun kemudian, ketua murid yang
telah lulus dan telah bekerja ini, melakukan perjalanan khusus
kembali ke sekolah untuk mencari Chunsheng karena ia tidak bisa
melupakan guru yang jujur dan lurus ini.
Teman Sekerja yang Baik
Masih banyak lagi cerita seperti itu, meskipun tidak ada satupun
yang spektakuler. Faktanya, semuanya terbilang biasa, kejadian yang
tidak penting, tapi setiap orang sangat tersentuh. Semua yang
mengenal Chunsheng menyenangi keberadaannya
Ketika tinggal di asrama karena ia belum menikah, ia selalu
melakukan pekerjaan kebersihan dan sanitasi. Setelah ia pergi,
tidak ada seorangpun menggantikannya dan seluruh pekerjaan
kebersihan berhenti.
Di kamar asramanya, ia selalu diam-diam membeli makanan dan memasak
untuk semua orang. Sehabis makan, teman-teman sekerjanya selalu
menunggu ia untuk membersihkan dan mencuci peralatan makan.
Chunsheng tidak pernah protes tapi selalu menjaga semangat yang
baik dan mengerjakan semuanya.
Selalu ada beberapa teman sekerja yang picik dan serakah; mengambil
makanan tanpa membayar, bahkan mengambil barang Chunsheng.
Chunsheng mengetahuinya tapi tidak pernah bereaksi.
Teman-teman sekerjanya suatu kali berkata kepadanya dengan
tiba-tiba, “Kamu adalah orang terbaik yang pernah saya
temui!”
Menghadapi Penganiayaan Falun Gong
Chunseng dipaksa meninggalkan sekolah pada musim dingin tahun 1999
karena Penganiayaan Falun Gong oleh Partai Komunis. Tidak peduli
bagaimana performa kerjanya yang baik, atasannya tidak berani
melawan perintah dari atas. Mereka memintanya untuk menulis surat
pernyataan untuk meninggalkan Falun Gong.
Chunsheng tidak bisa menerima penganiayaan ini karena Fa telah
mengubah hidupnya, memurnikannya secara fisik dan jiwa, dan membuka
pandangan baru kepada banyak orang. Tidak ada yang bisa membuatnya
mengabaikan kebenaran dan membiarkan Fa diinjak-injak oleh orang
yang mempunyai kekuasaan.
Chunsheng pergi ke Beijing untuk memohon dan menambahkan suaranya
pada ribuan praktisi Falun Gong yang meminta keadilan. Dari sejak
saat itu, ia tidak mempunyai rumah. Kemudian, ia ditangkap beberapa
kali dan dipukuli. Ia memprotes penangkapan secara illegal
terhadapnya dengan melakukan mogok makan. Ia menolak makanan dan
minuman. Ia akan tetap berdiri untuk membela martabat Sejati, Baik,
Sabar.
Chunsheng dijatuhi hukuman kerja paksa, ia dipindahkan ke penjara
berbeda dan mengalami penyiksaan.
Tetapi, kebaikan Fa dari Sejati-Baik-Sabar telah mengakar dengan
teguh di hatinya sehingga ia bisa menghadapi apapun tanpa
penyesalan.
Chinese version click here
English version click here