Saya mulai berlatih Falun Gong
Januari 1999, dan saya telah berlatih lebih dari satu dekade.
Karena kesetiaan saya pada Guru dan Falun Gong saya telah melakukan
perjalanan jauh. Saya telah dapat mengatasi banyak cobaan dan
kesulitan di bawah perlindungan belas kasih Guru. Saya ingin
berbagi pengalaman kultivasi dan pemahaman dengan teman praktisi
Falun Gong. Dengan pemahaman saya yang sederhana silahkan tunjukkan
jika ada yang tidak sesuai.
Saya mulai berlatih Falun Gong Januari 1999 ketika saya menderita
proktitis. Saya telah menggunakan berbagai macam jenis pengobatan
tapi tidak berhasil. Karena penyakit saya, saya tidak punya pilihan
dan tetap harus bekerja untuk membantu keluarga. Setelah reformasi
perawatan kesehatan, organisasi saya membayar hanya 50 yuan setiap
bulan jika saya mengambil cuti sakit. Dengan dua anak yang sedang
bersekolah, keluarga saya tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup jika
saya tidak berpenghasilan. Gaji suami saya tidak cukup sebab
organisasinya nirlaba. Tekanan keuangan dan sakit saya membuat
hidup saya penuh penderitaan.
Setelah saya mencoba pengobatan barat dan pengobatan China, juga
pengobatan rumah, teman kerja menyarankan saya Falun Gong. Dengan
harapan sembuh, saya mengambil cuti tahunan dan membeli sebuah buku
Zhuan Falun di toko buku. Saya heran ketika membacanya. Saya
menyadari bahwa itu adalah buku yang mengajarkan orang kembali ke
dirinya yang murni, dirinya yang tidak berdosa, dan bagaimana
berlatih kultivasi. Sejak itu saya berlatih Falun Gong.
Karena proktitis tubuh saya jadi sangat kurus. Saya sering
menderita diare, dan bahkan saya tidak bisa berdiri tegak. Itu
adalah penyakit yang diketahui oleh semua teman kerja saya. Namun
saya menjadi sembuh total setelah saya berlatih Falun Gong hanya
beberapa hari. Saya bersinar! Teman saya terkejut ketika mereka
melihat saya kembali bekerja dan telah sembuh total. “Bagaimana
penyakit itu disembuhkan?” Saya katakan pada mereka itu karena
Falun Gong dan merekomendasi Falun Gong kepada mereka. Hal ini
menyebabkan sensasi di tempat kerja saya. Banyak teman kerja
membeli buku Zhuan Falun dan ada beberapa yang mulai
berlatih.
Saya segera memperlakukan diri saya sesuai dengan prinsip Falun
Gong yaitu Sejati-Baik-Sabar. Pertama, saya merobek pemerimaan
biaya pengobatan yang bertotal 3.000 yuan. Rencana perawatan
kesehatan yang baru di tempat kerja saya menginginkan setiap orang
harus membayar biaya medis mereka sendiri, jadi saya minta rumah
sakit untuk membuka resep atas nama ibu saya dan melaporkan biaya
medis melalui ibu saya, jadi semua biaya dapat dibayar melalui
rencana perawatan kesehatan. Saya tahu bahwa ini tidak sesuai
dengan prinsip Falun Gong, jadi saya hapuskan semua penerimaan.
Berikutnya saya menemukan kalung rantai emas milik seorang
pelancong di tempat kerja. Itu adalah kalung yang besar, dan saya
telah menyimpannya. Setelah saya berlatih Falun Gong, saya berbagi
cerita ini dengan teman praktisi di tempat kerja dan memutuskan
untuk mengembalikan kalung emas itu kepada perusahaan.
Saya bekerja di kantor tiket, dan memproses banyak uang tunai
setiap hari. Banyak pelancong membeli tiket menggunakan uang palsu.
Ketika saya menemukan uang palsu, saya menghancurkannya dan saya
membayar kekurangannya dengan uang saya sendiri. Ketika teman
saya mengetahui hal itu, ada yang berkomentar, “Jika Anda merasa
tidak pantas menggunakan uang palsu karena anda berlatih Falun
Gong, mengapa anda tidak memberikannya kepada saya? Saya akan
mengambilnya. Mengapa Anda harus mengganti uang palsu itu?” Saya
jelaskan kepada mereka bahwa sebagai seorang praktisi Falun Gong,
saya tidak dapat melakukan itu. Saya sangat akrab dengan teman
kerja. Saya tidak mengambil tugas yang mudah. Disamping itu
saya melakukan pekerjaan saya dengan baik di kantor tiket, saya
secara sukarela membersihkan lingkungan kerja, termasuk ruang
tunggu dan parkir.
Saya sangat senang berkultivasi di dalam Falun Gong. Yang
menyelamatkan hidup saya dan merubah saya menjadi orang yang lebih
baik. Saya bertekad untuk mewujudkan keindahan Falun Gong dengan
tindakan saya. Sesungguhnya tingkah laku saya di tempat kerja telah
meletakan dasar yang kuat untuk mengklarifikasi fakta
nantinya.
Ketika Jiang Zemin mulai menindas Falun Gong pada 20 Juli 1999,
manajemen di tempat kerja mengikuti perintahnya dan menuntut agar
mereka yang berlatih Falun Gong membuat jaminan secara tertulis
untuk melepaskan Falun Gong dan menyerahkan buku-buku Falun Gong.
Haruskah kita menolak, kita akan diskor tanpa bayaran. Kami diminta
untuk menghadiri banyak pertemuan setiap hari. Rekan-rekan kami
berkomentar, "Ini seperti kembali ke jaman Revolusi
Kebudayaan!"
Saya sepenuhnya percaya bahwa Guru adalah paling lurus, dan Falun
Gong adalah latihan kultivasi yang terbaik. Saya memutuskan untuk
bepergian ke Beijing pada Oktober 1999 untuk mempraktekan hak
konstitusi saya, dan mengajukan permohonan ke kantor pengaduan
Negara bagi Falun Gong. Tapi akhirnya saya di tangkap dan kembali
dipindahkan ke pusat penahanan di kota kelahiran saya seperti
banyak teman praktisi lainnya. Saya ditahan selama 30 hari. Saya
pergi sendirian lagi di musim panas tahun 2000 dan ditangkap di
Lapangan Tiananmen. Ketika manajemen di tempat kerja mengetahui
saya pergi ke Beijing, mereka buru-buru pergi ke Beijing dengan
mobil, pergi ke pusat penahanan di Beijing, dan menarik saya masuk
ke mobil mereka. Mereka menaruh saya di pusat penahanan di kota
asal saya. Saya dijatuhi hukuman kerja paksa selama beberapa
hari.
Saya menjadi sasaran penyiksaan kejam di kamp kerja sampai saya
kehilangan kemampuan untuk berjalan. Para penjaga menyerang saya
dengan tongkat listrik dan memaksa saya untuk berlutut dengan
memelintir lengan saya dan menginjak paha saya. Kemudian mereka
terus menyetrum saya dengan tongkat listrik di kepala saya, wajah,
dan bagian belakang leher saya. Akibatnya wajah saya penuh dengan
benjolan dan melepuh. Mata saya bengkak sehingga saya tidak
bisa melihat apa-apa. Bibir saya juga bengkak. Selama lebih dari
satu bulan saya tidak mampu berbaring karena tekanan bisa
menyebabkan lepuhan meletus. Seluruh kulit wajah saya
terkelupas.
Selanjutnya, kaki saya mulai sakit, dan saya kesulitan berjalan.
Saya merasa seolah-olah ada banyak jarum menusuk kaki saya.
Saya merasa sakit sehingga saya tidak bisa tidur di malam hari.
Saya meletakkan kaki saya di sebuah ember berisi air dingin di
tengah musim dingin untuk menghilangkan rasa sakitnya sehingga saya
bisa tidur untuk sementara waktu. Ketika kaki saya menjadi hangat
lagi, saya terbangun dengan rasa sakit yang luar biasa. Saya berada
di neraka. Saya protes kepada kapten penjaga dan personel di Divisi
II dari Biro Keamanan Umum setempat (PSB) yang telah menjatuhkan
hukuman kamp kerja paksa, dan saya menuntut supaya saya dibebaskan.
Seorang penjaga penjara mengatakan, "Anda menolak untuk melepaskan
Falun Gong, namun anda bermimpi dibebaskan?” Mereka tidak punya
belas kasih. Setelah menonaktifkan saya, mereka terus mendesak saya
untuk melepaskan Falun Gong secara tertulis. Mereka bahkan
berbohong, "Akan terjadi jika Anda menjamin untuk tidak pergi ke
Beijing lagi.”
Tapi saya memiliki keyakinan dalam hati saya. Saya memilih untuk
percaya pada Guru dan Falun Gong. Saya tidak menulis jaminan.
Saya ditahan di sel bersama lusinan narapidana pada Mei 2001. Saya
mulai memiliki gejala malaria. Kami tidak diizinkan meninggalkan
sel karena kami menolak untuk melepaskan Falun Gong. Ada tong
plastik di belakang pintu. Saya mulai mengalami diare. Saya telah
kehilangan kemampuan untuk berjalan. Sekarang saya mengalami demam
tinggi dan terus-menerus mengalami diare. Saya merasakan sakit yang
amat sangat. Praktisi lain yang sudah meninggalkan Falun Gong
melihat saya menderita dan bertanya, "Apakah Anda tidak takut
mati?" Saya menjawab, "Saya tidak takut mati." Dia mendesak saya
untuk makan. Kami tidak punya air panas. Dia membuat semangkuk mie
instan dengan menggunakan air suam-suam kuku, dan saya bisa makan
sedikit.
Ketika ibu saya mengetahui kondisi saya, dia datang dan tinggal di
Wisma dari kamp kerja paksa selama tiga minggu. Dia tiap hari
meminta kamp kerja paksa untuk melepaskan saya, tapi personil kamp
tidak mengabulkan permintaan tersebut. Ibu saya bahkan mengalami
serangan jantung. Dia mengatakan kepada para penjaga, "saya akan
melihat dia dibebaskan bahkan jika harus mengorbankan nyawa
sekalipun. Saya berumur lebih dari 60. Saya akan menukar hidup saya
dengan hidupnya!" Saya akhirnya dibebaskan setelah 11 bulan
ditahan.
Setelah saya bebas, Kantor 610 setempat dan manajemen di tempat
kerja mulai mengganggu saya di rumah, meskipun saya dinonaktifkan.
Sekretaris Komite Politik kota dan Hukum bahkan menjadikan saya
sasaran dan memaksa saya untuk melepaskan Falun Gong. Suami saya
diancam akan diberhentikan dan diberitahu, "Ceraikan istri Anda
jika dia menolak untuk melepaskan Falun Gong." Ia diperintahkan
untuk tinggal di rumah dan mengawasi saya selama Kongres Rakyat
China berlangsung. Dia menanggung penderitaan mental yang sangat
besar yang seharusnya tidak ada. Dia berada di bawah tekanan yang
begitu besar sehingga suatu hari ia tidak melihat panci pemasak
nasi tersambung ke stop kontak. Dia tersandung kabel dan panci
nasinya terlempar ke lantai. Manajemen juga telah mengutus
seseorang datang ke rumah saya untuk mengawasi saya. Saya hampir
saja gila. Kata-kata tidak bisa melukiskan perasaan yang tertekan.
Suatu hari saya menjambak rambut saya dan berteriak, “Guru! Saya
tidak akan melepas Falun Gong! Saya tidak akan melepas Falun Gong!
Saya tidak akan melepaskan Falun Gong bahkan jika sampai
mengorbankan hidup saya!” Kemudian saya berteriak, “Falun Gong
Baik” Dengan tiba-tiba saya menjadi lebih teguh dalam
keyakinan saya pada Guru dan Falun Gong.
Ketika mereka tahu bahwa tekanan mental tidak akan membuat saya
menyerah, mereka menggunakan cara keuangan. Mereka menangguhkan
bonus dan gaji saya. Suami dan saya harus meanggung dua anak. Suami
saya hanya menerima 300 yuan lebih sedikit setiap bulannya. Hidup
sangat susah. Namun saya menjaga xinxing dan tidak menyerah.
Ini adalah masa-masa sulit, tapi saya tidak akan mengkompromikan
keyakinan saya, betapapun sulitnya, dan saya menolak menulis surat
jaminan. Saya tidak pernah ragu terhadap Guru dan Falun Gong. Saya
hanya percaya Guru. Saya tidak akan percaya kebohongan dan fitnahan
apapun terhadap Falun Gong. Dalam kondisi saya yang seperti ini,
saya terus menjadi perhatian orang lain. Meskipun saya mengalami
kesulitan berjalan tanpa rasa sakit, saya tidak akan kembali ke
tempat tidur setelah saya keluar dari tempat tidur setiap hari.
Saya duduk di atas bantal empuk dan menjaga tempat tidur agar tetap
bersih. Setelah suami saya berangkat kerja dan anak-anak saya
berangkat ke sekolah, saya berjalan di sekitar rumah dengan tongkat
untuk menyapu dan memasak untuk keluarga saya.
Saya sangat menghargai seorang praktisi lanjut usia tertentu. Dia
mempertaruhkan keselamatan dirinya, dan bersikeras menyapa saya
ketika saya sedang diawasi. Dia membawakan saya artikel Guru dan
Mingguan Minghui, dan bertukar pemahaman kultivasi dengan saya. Dia
menyarankan, “Mengapa Anda tidak minta ibu kamu untuk membelikan
sepasang tongkat jadi Anda bisa menjelaskan kepada orang-orang
bagaimana Anda kehilangan fungsi kaki Anda.”
Berjalan dengan sepasang tongkat, saya mulai memberitahu
orang-orang bagaimana PKC menyiksa saya sebagai praktisi Falun
Gong. Saya mulai dengan tetangga saya yang terdekat. Segera semua
orang di lingkungan saya tahu siapa yang telah melukai saya dengan
tongkat listrik. Saya berjalan dengan tongkat. Saya berjalan
sepanjang satu mil pada hari pertama dan dua mil pada hari
berikutnya. Saya memberitahu semua orang yang saya temui, dan
menyebarkan fakta-fakta tentang penganiayaan semampu saya.
Sangat panas di musim panas. Gesekan dari tongkat segera membuat
lubang pada baju di sekitar ketiak. Gesekan dan keringat
menyebabkan rasa sakit. Banyak orang mengatakan pada saya,
“Kasihan. Anda harus memperhatikan keselamatan pribadi Anda ketika
Anda memberitahu kisah Anda kepada orang-orang.” Saya merasa tidak
menderita ketika melihat mereka tersadarkan akan kebenaran tentang
penganiayaan terhadap Falun Gong. Guru berkata,
“Sang Maha Sadar tidak takut pada penderitaan
Tekadnya bagaikan dilebur dari intan
Tiada keterikatan pada hidup dan mati
Dengan lapang hati menelusuri jalan pelurusan Fa”
(“Pikiran Lurus dan Perbuatan Lurus” dari Hong Yin Vol II)
Tekad seorang praktisi Falun Gong ibarat berlian. Kesulitan serta
penderitaan apa yang mungkin dapat menghentikan kita?
Suatu hari saya dalam perjalanan pulang dan melewati kebun bunga
umum. Ada banyak orang di sana. Satu dari mereka berkata,
“Orang-orang baik? Jika mereka adalah orang-orang baik, mereka
mungkin akan berakhir di sana (di kamp kerja paksa)?” Saya tidak
gentar dan tidak terganggu sedikitpun. Suatu hari saya bertemu
dengan orang tua yang berteriak dengan saya ketika saya memberitahu
orang-orang tentang fakta penganiayaan terhadap Falun Gong. Ia
berteriak, “Kamu masih saja bicara? Berhenti!” Saya tidak marah.
Saya katakan dengan tenang, “Tidak perlu marah, paman. Kita tidak
saling kenal. Mengapa Anda marah? Mereka bertanya pada saya mengapa
saya berjalan menggunakan alat bantu. Itulah sebabnya mengapa saya
memberitahu mereka tentang kisah saya.” Ketika saya berjumpa dia
lagi, dia tidak lagi memusuhi saya.
Suatu hari saya berjalan ke gedung film. Itu adalah pada hari
liburan musim panas jadi ada banyak anak kecil di sana. Ada seorang
anak laki-laki bertanya, “Mengapa anda berjalan memakai alat
bantu?” Saya jelaskan kepadanya bagaimana petugas penjara yang
mengakibatkan saya cacat seperti ini. Ibunya mendekati saya dan
berkata, “Anda berani membicarakan Falun Gong di sini. Apakah anda
tahu siapa saya? Saya seorang reporter. Saya akan laporkan anda ke
Kantor 610!” Saya jawab, “Karena anak Anda yang menanyakan tentang
cacat saya ini. Jangan laporkan ke Kantor 610.” Dia tidak
mendengarkan dan segera melapor dengan memakai telepon selularnya.
Terlambat bagi saya untuk melarikan diri, jadi saya putuskan untuk
duduk di pinggir jalan, memancarkan pikiran lurus, dan memohon
perlindungan Guru. Dengan tenang saya melafalkan kata kunci pikiran
lurus.
Sebuah mobil dari 110 (Sama dengan 911 di AS) tiba dalam beberapa
menit. Mereka bertanya siapa yang berlatih Falun Gong. Saya tidak
takut. Saya jelaskan kepada orang-orang dari 110 bagaimana saya
waktu itu disiksa hingga cacat dan tidak bisa menggunakan kaki
saya. Mereka bertanya, “Apakah ini cerita yang benar?” “Setiap
kata.” Saya bahkan memberitahu mereka organisasi kerja saya dan
nama saya. “Anda dipersilahkan untuk memverifikasi cerita saya
dengan boss saya.” Mereka berkata, “Kasihan. Masuklah ke mobil
kami. Kami akan antar Anda pulang.” Saya jawab, “Terima kasih. Tapi
saya perlu melatih kaki saya. Saya tidak akan menyusahkan Anda.”
Kemudian mereka mendekati dan berbicara kepada perempuan yang
melaporkan saya. Dia berbalik kepada saya terlihat marah. “Apa yang
kamu katakan kepada orang-orang dari 110? Mereka mencela saya!”
Saya jawab, “Saya hanya mengatakan kepada mereka apa yang terjadi
pada saya. Saya katakan untuk tidak melaporkan saya ke polisi, tapi
Anda bersikeras.” Ada banyak penonton. Ada seorang wanita tua
dengan berlinang air mata sambil berkata, “Biarkan saya membantu
Anda bangun.” Ada beberapa orang memarahi wanita yang melaporkan
saya ke polisi.
Saya mulai mengklarifikasi fakta di tempat kerja dan mengungkapkan
bagaimana pihak berwenang menahan penghasilan saya. Saya berulang
kali menuntut bonus dan bayaran yang mereka tangguhkan secara
ilegal. Pada awalnya mereka mengabaikan saya dan meminta polisi
untuk mengancam saya. Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya
tidak melakukan kejahatan apapun, dan oleh karena itu saya berhak
untuk gaji saya. Beberapa rekan yang sangat simpatik. Mereka bahkan
menyarankan, “Jika mereka menolak memberikan kembali gaji
anda, Anda harus menolak pergi dan tetap di sini.” Saya juga
mengambil kesempatan itu untuk klarifikasi fakta tentang Falun
Gong kepada teman saya dan membeberkan kekejaman penganiayaan
kepada mereka.
Saya pergi kemanapun orang-orang berkumpul. Di musim panas saya
berteriak di luar ruang tunggu stasiun bus, “Tentu saja saya akan
datang ke sini! Itu karena kamu membawa saya ke kamp kerja paksa!
Jiang Zemin tidak mengijinkan praktisi Falun Gong didampingi secara
hukum di pengadilan. Tidak ada siapapun yang akan memberikan saya
keadilan bagi cacat saya. Saya akan menemui Anda demi keadilan
saya!” Saya melakukan ini ketika ada banyak orang. Ketika mereka
tahu ada banyak orang mendengarkan, mereka mengundang saya masuk ke
kantornya. Akhirnya saya mendapatkan kembali semua gaji saya, bonus
dan dana pensiun yang diperuntukkan bagi saya.
Saya tidak merasa menderita. Saya merasa sangat berterima kasih
melihat seorang demi seorang mengetahui fakta Falun Gong dan
penganiayaan terhadap Falun Gong.
Guru mengawasi saya karena saya terus belajar Fa dan melakukan
latihan. Saya akhirnya bisa berjalan tanpa alat bantu. Saya
akhirnya mampu naik sepeda. Saya terus mengklarifikasi fakta kepada
orang-orang. Banyak orang bertanya kepada saya, "Anda dapat
berjalan sekarang? Anda tidak perlu alat bantu lagi?"
Setelah saya mampu berjalan, saya mulai bekerja sebagai pengasuh
anak dan pembantu. Anak tertua saya akan masuk ke perguruan tinggi,
dan yang kedua masih di SMA. Saya bekerja sebagai pengasuh setengah
hari, tapi saya harus melakukan semua pekerjaan untuk sehari penuh,
termasuk pembersihan, binatu, dan memasak. Itu adalah pekerjaan
yang sangat menuntut. Tapi saya tetap menjaga Xinxing saya. Saya
harus tetap ingat bahwa saya adalah seorang kultivator dan memenuhi
tanggung jawab saya. Majikan saya mempercayai saya sepenuh hati.
Saya mengklarifikasi fakta kepada setiap keluarga dimana saya
bekerja. Mereka sering menawarkan hadiah sebagai imbalan atas
pekerjaan yang saya lakukan dengan sangat baik, tapi saya
selalu menolak. Setiap keluarga yang pernah menjadi tempat bekerja
saya sekarang tahu kebenaran tentang Falun Gong. Beberapa telah
setuju untuk mundur dari PKC dan organisasi-organisasi afiliasinya.
Saya masih berhubungan dengan beberapa dari keluarga
tersebut.
Ketika saya menghadiri pernikahan anak-anak rekan kerja saya, saya
membantu resepsi pernikahannya dan mengklarifikasi kebenaran pada
saat-saat yang tepat. Mereka sangat menghargai bantuan saya.
Ayah saya sudah lama meninggal. Kampung halaman ayah saya sangat
jauh, jadi saya tidak bisa tetap berhubungan dengan ayah dan
keluarga saya. Sudah keinginan saya untuk mengklarifikasi kebenaran
di kampung halaman ayah saya. Saya memohon kepada Guru supaya
diberi kesempatan untuk kembali ke rumah. Ketika anak kedua saya
berencana untuk pergi ke luar negeri untuk studi, ia harus mengatur
sebuah wawancara. Saya memintanya supaya bisa wawancara di
dekat kampung halaman ayah saya. Setelah wawancara, kami bergegas
ke stasiun kereta api terdekat untuk kembali ke rumah ayah saya.
Sementara kami menunggu kereta, saya melihat seorang pria muda dan
mendekatinya. Ternyata ia baru saja datang dari kampung halaman
saya. Dia membantu saya membeli tiket untuk pulang. Saya
mengucapkan terima kasih dan mengklarifikasi fakta kepadanya. Dia
setuju untuk mundur dari PKC.
Kami turun kereta pada esok harinya dan membeli tiket bus untuk
pulang, paman menjemput saya dari stasiun bus, dan saya katakan
bahwa saya hanya akan menetap satu hari. Dia segera membawa saya
untuk mengunjungi semua kerabat saya di kota. Saya mengklarifikasi
kepada mereka dan membujuk mereka supaya keluar dari PKC. Bibi saya
yang berumur lebih dari 80 tahun, meraih tangan saya dan berkata,
“Saya tidak pikun. Apa yang Anda katakan pada bibi, bibi ingat
semuanya.” Mereka sangat tersentuh bahwa saya menyempatkan diri
untuk mengunjungi mereka walaupun jauh. Sejak itu mereka tetap
berhubungan dengan saya.
Kami naik kereta pulang keesokan harinya. Setelah perjalanan sehari
penuh kami akhirnya tiba di rumah. Anak saya diterima dan masuk ke
sekolah yang ia inginkan.
Ketika saya pergi ke perguruan tinggi putri saya, saya membayar
ongkos saya sendiri dan tidak mengambil keuntungan dari koneksi
saya dengan mantan organisasi kerja saya. Mantan rekan kerja saya
merasa tidak enak karena saya membayar transportasi sendiri. Saya
mengatakan kepada mereka bahwa saya sudah pensiun dan tidak boleh
mengambil keuntungan apapun.
Saya masih punya banyak keterikatan untuk dihilangkan, dan saya
selalu tidak dapat mencari ke dalam. Terutama, saya memiliki banyak
konflik dengan praktisi tertentu. Saya selalu berfokus pada
keterikatan dia dan mengkritiknya. Saya sungguh merasa tidak enak.
Saya mengecewakan Guru. Mulai sekarang saya harus mengkultivasi
hati saya dengan teguh, mengikuti ajaran Guru dan mencari ke dalam
setiap saat. Dan saya harus melakukan tiga hal dengan baik.
Chinese version click here
English
version click here