Nama: Zhao
Peijin (培培 金)
Jenis Kelamin: Wanita
Umur: 49
Alamat: Hanjiayuan. Distrik Daxinganling, Provinsi
Heilongjiang (大兴安岭韩家园)
Pekerjaan: Guru
Tanggal Penangkapan Terakhir: Juli, 2008
Tempat Penahanan Terakhir: Penjara Wanita
Heilongjiang
Kota: Harbin
Provinsi: Heilongjiang
Penganiayaan yang Diderita: Penahanan, pemukulan
dengan brutal, kerja paksa, penggeledahan rumah, pemerasan, disiksa
waktu diinterogasi, dihina, dicegah tidur, digantung dengan tangan
diborgol, pengadilan ilegal, hukuman ilegal, pengurungan, cuci
otak, dipecat dari pekerjaan
(Minghui.org)
Zhao Peijin dulu adalah seorang guru di Sekolah Dasar Yuzhen di
Hanjiayuan di Distrik Daxinganling. Dia mulai berlatih Falun Gong
pada 1996. Dia bekerja sangat rajin dan diakui oleh Biro Pendidikan
sebagai guru teladan selama tiga tahun berturut-turut. Dia sangat
dikagumi oleh murid-muridnya dan juga oleh orang tua mereka. Di
rumah dia adalah seorang isteri dan ibu yang baik dan keluarganya
sangat bahagia.
Setelah Partai Komunis China (PKC) mulai menganiaya Falun Gong pada
1999, Zhao Peijin ditangkap secara ilegal tiga kali oleh Departemen
Kepolisian Hanjiayuan dan menanggung derita empat tahun di Penjara
Wanita di Harbin karena dia tidak mau melepaskan Falun Dafa. Pada
bulan Juli 2012 dia dibebaskan dan pulang ke rumah Personil PKC
lokal masih mengganggunya, jadi dia terpaksa pindah bekerja ke
kabupaten lain. Tetapi personil PKC masih tetap mengganggu
keluarganya.
Ditahan Tiga Kali Diluar Hukum
Pada bulan Januari 2000 Zhao pergi ke Beijing memohon keadilan
untuk Falun Dafa lalu ditangkap. Secara brutal dia dipukuli oleh
Deputi Kepala Departemen Kepolisian Hanjiyuan, Wang Yuanlong dan
polisi lainnya. Bahkan pernah dijambak hingga rambutnya lepas
sampai keakar-akarnya. Penangkapan yang kedua kalinya terjadi pada
15 Juni 2000. Pada saat itu Feng Lutong dari Kantor Kepolisian
Hanjiyuan datang ke rumahnya dan mengganggunya; dia menanyakan
apakah Zhao akan ke Beijing lagi. Jawabnya ya, lalu ditangkap. Pada
waktu itu anak perempuannya yang berumur sembilan tahun sedang
mimisan (keluar darah dari hidung). Dia menangis dan menarik-narik
ibunya agar tidak dibawa polisi, namun tak berhasil. Setelah ibunya
ditangkap, dia menuju ke sungai di depan rumahnya dan menangis
sejadi-jadinya.
Selama empat bulan ditahan fisik dan mentalnya sangat tersiksa.
Jatah makannya tak layak dimakan, ranjangnya sangat dingin membeku.
Dia dipaksa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang kotor dan sulit.
Komite Urusan Politik dan Hukum PKC, Kantor 610, atasannya dan
sanak saudaranya selalu menekan agar dia melepaskan kultivasinya
dan menulis pernyataan, berjanji akan keluar dari Falun Gong.
Karena itu mentalnya sangat tertekan dan kelelahan.
Sebelum Olimpiade 2008, PKC menangkap banyak praktisi Falun Gong
yang tidak pernah melakukan kejahatan untuk “menjamin keamanan”
Olimpiade. Suatu malam pada bulan Juli 2008 Deputi Kepala
Departemen Kepolisian Hanjiayuan, Ji Chunli dan beberapa polisi dan
Wang tetangganya, memasuki rumah Zhao peijin menangkapnya dan
menggeldah rumahnya. Mereka mengobrak-abrik seluruh isi rumahnya.
Mereka membawa komputernya, HP, mp3 player, recorder, CD dan tape
recorder. Mereka membawanya ke Kantor Departemen Kepolisian, lalu
diinterogasi sambil disiksa; dan akhirnya dibawa ke Pusat Penahanan
Shibazhan di Kabupaten Tahe pad jam 1 malam.
Suami Zhao Tidak Dapat Menahan Tekanan dan
Menceraikannya.
Ketika Zhao ditangkap, suaminya menyaksikan semua, peristiwa
penangkapan dan penyitaan barang-barang mereka. Dia sangat trauma
dan jatuh sakit parah, tidak dapat bangun selama dua hari. Ketika
mertua laki-lakinya yang berusia 80 tahun mendengar penangkapannya,
tekanan darahnya langsung naik dan meninggal dunia beberapa hari
kemudian. Saudara-saudaranya baik yang laki-laki maupun yang
perempuan menyalahkan Zhao atas jatuh sakit suaminya dan
meninggalnya ayah mereka..
Pada sidang pengadilan, Zhao dengan teguh menyatakan Falun Dafa
baik dan berkultivasi Falun Dafa adalah legal. Karena tekanan dari
atasan, polisi dan sanak saudaranya, suami Zhao terpaksa mengajukan
perceraian kepadanya. Untuk meringankan penderitaan suaminya, Zhao
tidak meminta apapun atas perceraian itu. Setelah dia dibebaskan
dia tidak mempunyai uang dan tempat untuk pulang.
Ketika Zhao berada di Penjara Wanita Heilongjiang suaminya menulis
surat kepadanya, mengatakan bawa dia sangat rindu pada saat-saat
bahagia yang pernah mereka alami dan kehangatan selama mereka
berkumpul di rumah.
Pada bulan Juni 2010 suami Zhao dua kali mengunjunginya di penjara.
Otoritas penjara tidka mengijinkan suami Zhao untuk bertemu
dengannya; dia pulang dengan berlinang air mata
Dijatuhi Hukuman Penjara Ilegal Selama Lima
Tahun
Pada 27 Agustus 2008, Zhao Peijin dan tiga orang praktisi Falun
Gong di tahan di Pusat Penahanan Hanjiayuan Distrik Daxinganling.
Instruktur wanita di pusat tahanan itu selalu menghina dan
memakinya. Dia ditahan di sana selama delapan bulan. Dia pernah
melakukan mogok makan memprotes penganiayaan selama lima hari.
Selama diinterogasi selalu disiksa. Polisi tidak mengijinkannya
tidur, diborgol dan digantung di tiang tali jemuran. Polisi
menghasut narapidana wanita yang dihukum karena mencuri kuda untuk
mengata-ngatai dengan kasar dan memukulinya.
Pada 29 Agustus 2008 Zhao dan tujuh orang praktisi lainnya –Li
Yaru, Wang Yahong, Yu Zhongzhui, Li Yajuan, Sun Lijuan, Zuo Weiyan,
dan Se Guirong− dianiaya oleh polisi dari Departemen Kelopisian
Hanjiayuan. Zhang Zhigang dari Kejaksaan Kabupaten Huma menaruh
dendam kepada Zhao Peijin, karena dia beberapa kali menyangkal
ketika disidang di pengadilan. Dia menuntut Zhao hukuman penjara
selam lima tahun. Zhao dan tujuh oang praktisi itu tidak menerima
putusan pengadilan, mangajukan banding ke pengadilan menengah di
Distrik Duxinganling. Tiga bulan kemudian permohonan keringanan itu
ditolak dan keputusan awal yang diberlakukan.
Pada tanggal 27 April 2009 malam, belasan polisi dari Departeman
Kepolisian Hanjiayuan dipimpin oleh Han Zhao secara rahasia
menjemput Zhao dan praktisi lainnya lalu membawa mereka ke Penjara
Wanita Heilongjiang dan Penjara Tailai di Qiqihar.
Menjalani Cuci otak dan Penganiayaan yang
Brutal
Di Penjara Wanita Heilongjiang Zhao dianiaya secara brutal. Dia
diserahkan ke Penjara Distrik ke-11 yang dikenal dengan nama “tim
ketat,” yang dibentuk khusus untuk menganiaya praktisi Falun Gong.
Dia dikunci di dalam kamar sempit, sarana menjalani pencucian otak
dan ditekan untuk “dirubah.” Satu kelompok kolaborator dan
narapidana bergiliran melakukan pencucian otak kepadanya siang dan
malam. Mereka menipu dia menggunakan tehnik “polisi baik, polisi
jahat” untuk mematahkan semangatnya. Narapidana Cui Xiang mengancam
akan memelintir kepalanya jika dia menolak “dirubah.” Para
narapidana yang diberi tugas memantau mengikutinya sepanjang waktu.
Mereka melarangnya duduk, menutup mata, atau pun menengok ke luar
jendela. Mereka memaksa dia melihat video dan bahan-bahan yang
memfitnah Guru Li dan Dafa. Sipir memaksa dia menulis tiga
pernyataan, jika dia menolak mereka akan menyalahkan para
narapidana yang sekelompok dengannya. Mereka menghasut narapidana
untuk membenci praktisi Falun Gong. Mereka melarang para praktisi
menolong mengerjakan sesuatu untuk para narapidana. Adalah sebuah
neraka di dunia dan sulit untuk bertahan dalam lingkungan yang
begitu menekan.
Dipaksa Kerja Keras
Kemudian Zhao Peijin dipaksa melakukan kerja keras setiap hari. Dia
harus bangun pagi-pagi dan tidur larut malam. Setelah selesai
mengerjakan pakerjaan siang hari dan kembali ke penjara, dia masih
dipaksa bekerja pada malam hari seperti mengepak tusuk gigi,
menyeleksi sendok es krim, kartu, dan bungkus kartu, membuat
bantal-bantal kecil. Jari-jarinya dipenuhi retakan-retakan dan
telapak tangannya penuh kapalan. Kulit tangan itu mengelupas lapis
demi lapis, tetapi dia terpaksa harus tetap bekerja, meski rasanya
sakit.
Dihina dan Disiksa di Penjara
Penjara Wanita Heilongjiang menghasilkan uang dari para
penghuninya. Para praktisi Falun Gong disiksa mentalnya dengan cara
menyuruh narapidana mengawasi mereka dan memisahkan satu dengan
lainnya. Polisi menggunakan para pembunuh, pencuri, penipu, dan
pengedar narkoba mengawasi para praktisi dan menhalang-halangi
kebebasannya. Banyak para narapidana yang ditunda hukuman matinya
atau hukuman seumur hidupnya. Biasanya dua orang narapidana
mengawasi seorang praktisi, sedangkan narapidana itu dengan rahasia
diawasi oleh narapidana lainnya. Praktisi terus menerus dimaki-maki
dengan kasar oleh narapidana pengawas jika praktisi tidak mau
bekerja sama. Narapidana melaporkan semua “pelanggaran” kepada
sipir, dan berujung pada penyekapan praktisi ke dalam sel, disiksa
dan menjalani cuciotak lebih lanjut. Jika praktisi tidak bekerja
sama dengan para narapidana, sipir akan mengurangi poin prestasi
para narapidana, dan narapidana itu akan lebih memusuhi
praktisi.
Para praktisi di Penara Wanita Provinsi Heilonongjiang kondisinya
lebih buruk daripada narapidana pembunuh dan yang terhukum mati,
yang diperbolehkan menggunakan kamar kecil, kamar mandi dan tempat
cuci pakaian. Para praktisi pada dasarnya tak mempunyai hak
menggunakan itu semua. Mereka diisolir di zona khusus,
diperebolehkan ke kamar kecil dan kamar mandi bersama-sama yang
selalu dikawal oleh narapidana. Sebagai contoh, narapidana dapat
mencuci pakaiannya kapan saja, tetapi praktisi hanya diperbolehkan
pada hari Sabtu pada jam tertentu. Praktisi dari kelompok yang sama
tidak boleh bersama-sama mencuci, mereka diatur bergiliran satu
demi satu. Tak disediakan tempat untuk menjemur, mereka terpaksa
harus menaruhnya di kamar kecil tanpa tali jemuran; karena itu
perlu beberapa hari untuk bisa kering.
Setelah selesai makan, praktisi diharuskan menunggu lebih dulu
hingga para narapidana yang mengawasi selesai makan. Zhao menentang
gangguan yang terus menerus dari narapidana, oleh sebab itu mereka
sering menghinanya.
Pimpinan penjara Shi Genghui dan Bai Yingxian sering memerintahkan
polisi menggeledah praktisi. Mereka sering melakukan penggeledahan
mendadak ke kamar-kamar praktisi untuk mencari artikel Falun Gong,
teristimewa pada hari-hari libur PKC. Mula-mula mereka menelanjangi
praktisi, lalu menggeledah tempat tidurnya dan area disekitarnya.
Jika kedapatan artikel, mereka akan segera membawa praktisi itu ke
ruang isolasi. Sipir pernah dua kali menemukan selembar kertas
berisi artikel baru dari Guru Li di tempat tidur Zhang Jiqiu
(wanita). Dia pernah dimasukan ke ruang isolasi dua kali dan
disiksa.
Suatu hari pada jam 6 pagi, pada waktu itu para penghuni baru saja
bangun dan belum sempat melipat selimutnya, ada satu grup polisi
bersenjata datang di halaman penjara. Mereka langsung menyerbu ke
semua bagian dan lantai. Semua penghuni, narapidana dan praktisi
dikumpulkan di aula. Suasananya sangat menekan. Ada beberapa orang
narapidana yang jantungnya berdebar dan ada yang tekanan darahnya
naik.
Para praktisi di lantai dua sering meneriakkan “Falun Dafa baik!”
Lalu dengan segera para sipir datang dan memukuli serta menyiksa
mereka. Suatu kali seorang praktisi muda yang memakai rompi merah
(praktisi yang tidak mau melepaskan kepercayaannya dipaksa memakai
rompi mereh) sedang sakit. Para narapidana langsung menyeret
pergelangan tangannya dibawa ke rumah sakit. Seorang sipir wanita
berumur 30 tahun menampar mukanya sangat keras di depan para
praktisi lainnya. Pada 22 November 2011, praktisi Yang Xiaolin di
kunci di dalam ruang isolasi yang dingin tanpa pemanas di musim
dingin yang membeku, karena kedapatan melakukan meditasi di tengah
malam. Dia menderita serangan jantung karena kedinginan dan dikirim
ke rumah sakit.
Praktisi yang berusia tua juga dipaksa kerja berat setiap hari,
meski mereka sudah kelelahan. Wang Xianglan [pr], 70 tahun,
dianiaya sangat kejam hingga dia mendapat stroke dan hampir tidak
dapat berjalan. Pusat Penahanan lokal tidak berani menerimanya,
tetapi polisi membawanya ke Penjara Wanita Helongjiang. Wang tidak
bisa jongkok jika buang air besar, dan sering mengotori dirinya
sendiri.
Para praktisi yang mogok makan memrotes perlakuan penganiayaan yang
kejam disuap paksa dengan brutal oleh para narapidana. Mereka
menggunakan roti-roti sisa yang dihancurkan lalu disuap paksakan
kepada praktisi. Polisi juga memaksa para praktisi memakai seragam
penjara.
Banyak praktisi yang pingsan karena penganiayaan yang tidak
manusiawi, dan banyak yang meninggal sebelum dibebaskan. Li Yaru
(wanita) yang ditangkap pada waktu yang sama dengan Zhao Peijin
menderita sakit parah. Keluarganya berhasil mengeluarkan dengan
jaminan untuk pengobatan, tetapi langsung meninggal dunia setelah
sampai di rumah. Li Yaru sangat muda dan cerdas, tetapi dianiaya
sampai meninggal karena berkultivasi Falun Gong dan ingin menjadi
orang baik.
Yu Zhongzhu (pria) juga dimasukkan ke penjara pada hari yang sama
dengan Zhao. Dia dianiaya sampai meninggal di Penjara Tailai di
Qiqihar, Wang Yuhong (wanita) masih menjadi penghuni Penjara Wanita
Heilongjiang dan menderita penganiayaan yang berat. Kesehatannya
turun dengan drastis dan dilakukan pembedahan besar dua kali.
Tekanan darahnya naik hingga 240 dan setiap hari merasa linglung.
Pada Agustus 2011 Wang dirawat di rumah sakit penjara lebih dari
satu bulan.
Zhao Peijin dan Keluarganya Terus-menerus Diawasi dan
Diganggu
Di Penjara Wanita Heilongjiang, Zhao Peijin jatuh sakit dan harus
dioperasi di rumah sakit. Pada 26 Juli 2012 dia dibebaskan. Nie
Shoujiang dari Kantor 610 Hanjiayuan menunggu di ruang penerima
tamu dan menyuruhnya menulis pernyataan jaminan untuk tidak lagi
menjadi praktisi Falun Gong. Zhao menolak. Kemudian Kantor 610
memaksa anak perempuannya menulis pernyataan itu tanpa diketahui
oleh Zhao.
Selama Zhao menjalani hukuman dia secara ilegal dihentikan dari
pekerjaan oleh atasannya. Setelah keluar dari penjara dia tak tahu
harus pergi kemana. Dia merencanakan akan ke Beijing bersama dengan
anak perempuannya, tetapi Nie Shoujiang dari Kantor 610 selalu
menghalang-halanginya. Zhao berusaha untuk mendapatkan pekerjaan
dari Biro Kehutanan Hanjiayuan, tetapi sekretaris Partai Distrik
Hanjiayuan, Zhou Kuiwei dan deputi sekretaris, Ha Xueping
mendorongnya keluar. Ketika dia ingin menemui Kepala Biro
Kehutanan, Bai Yongqing Komite Urusan Politik dan Hukum mencegahnya
menemui manager.
Zhao Peijin terpaksa harus melakukan pekerjaan kasar agar bisa
tetap hidup, meski kesehatannya sangat buruk. Departemen Kepolisian
Hanjiayuan, Komite Urusan Politik dan Hukum, dan Kantor 610 tetap
menganggu dia dan keluarganya. Polisi tidak hanya membuat sulit
kehidupan Zhao pribadi, juga mengganggu adik perempuannya dan anak
perempuannya. Mereka memonitor HP dan telepon rumah, mendatangi
rumah dan mengancam. Juga mendatangi rumah adik perempuannya dan
menggnggunya. Polisi juga bersembunyi di dekat rumah teman Zhao dan
di dekat rumah praktisi lainnya untuk mengawasi. Mereka telah
merusak keluarga yang tak pernah melakukan kejahatan dan mengganggu
kestabilan masyarakat.
Chinese version click here
English
version click here