Salam hormat kepada Shifu,
Salam kepada teman-teman praktisi.
Nama saya Ketut Suartati, praktisi dari Kuta Selatan, Bali.
(Minghui.org) Suami saya, yang juga adalah seorang
praktisi, terus mendorong saya untuk menulis artikel berbagi
pengalaman dan mengatakan bahwa sebagai seorang praktisi xiulian
Dafa, salah satu cara meningkat bersama adalah dengan berbagi
pengalaman. Awalnya saya diam saja. Namun, saya mulai menuliskannya
setelah membaca kata-kata Guru dalam Ceramah Fa pada Konferensi Fa
di New York 2007,
”Konferensi Fa sudah menjadi
konferensi meriah dari pengikut Dafa, yang hadir di sini ada yang
datang dari jauh-jauh dengan mengesampingkan jarak, untuk dapat
menemukan jarak kesenjangan, menemukan kekurangan melalui
konferensi Fa, lalu mengejar ketinggalan.”
Awal Mula Xiulian Falun Dafa
Suami lebih dulu mengenal Dafa sekitar tahun 2005. Karena berbagai
alasan, saya tidak langsung ikut berlatih, buku Zhuan Falun yang
diberikan kepada saya hanya sekedar dibaca, sehingga baru selesai
baca kurang lebih 1 tahun. Saya masih setengah hati, sampai
akhirnya saya mendapat pemurnian stroke ringan, bibir menjadi
miring.
Suami dengan rajin mencarikan kutipan ceramah Fa Shifu tentang
karma penyakit. Saya masih berusaha mencari pengobatan kesana
kemari, namun tidak kunjung sembuh. Sampai akhirnya setelah suami
kembali dari bekerja di kapal pesiar, mengundang teman-teman
membaca bersama di rumah. Hati saya tiba-tiba merasa tersentuh,
sehingga sejak saat itu sekitar akhir tahun 2006 saya pun mulai
giat berlatih Gong dan belajar Fa. Saya pun tidak menyadari kapan
dan bagaimana kejadiannya, yang jelas bibir saya tidak miring lagi
dan saya sudah bisa minum dengan menggunakan pipet. Ini sungguh
luar biasa.
Membantu Praktisi Australia Saat Menyelenggarakan Shen
Yun
Ketika saya mendengar ada pertunjukan Shen Yun di Sydney pada
Februari 2011, saya dan suami berniat pergi menonton dan membantu.
Melalui komunikasi dengan teman praktisi di Sydney, kami mendengar
bahwa penjualan tiket Shen Yun saat itu agak tersendat.
Suami pun terbersit pikiran ingin membantu, dengan mencetak
beberapa brosur. Karena saya bekerja di bandara, apa yang bisa kami
lakukan? Kami berpikir mungkin dengan membagikan brosur-brosur
kepada penumpang dengan tujuan ke Australia, mungkin ada yang
tertarik dan ingin menonton Shen Yun. Saya pun dibantu oleh
teman-teman praktisi untuk membagikan brosur kepada para penumpang
yang berangkat jam 01:50 pagi dini hari di bandara.
Saya berkesempatan menonton pertunjukan Shen Yun sampai tiga kali.
Setiap menonton rasanya air mata tidak bisa dibendung, rasa
haru, kagum bercampur aduk, apa yang saya lihat selama mereka makan
di kantin sangat bersahaja, namun di panggung Shen Yun mereka
bagaikan bidadari, dewa dan dewi. Sungguh megah dan memesona.
Selesai pertunjukan kami bergegas kembali ke belakang panggung
untuk membantu praktisi Sydney yang mempersiapkan makanan bagi para
penari Shen Yun. Saya sungguh sangat senang bisa ikut berperan di
Shen Yun. Saya masih ada Qing ingin berfoto bersama dengan para
pemain Shen Yun. Kami agak takut mengajukan permohonan untuk
berfoto bersama, namun di luar dugaan mereka dengan ramah
mempersilakan kami berfoto bersama dengan mereka.
Di sana kami melihat bagaimana para penari mematut diri dengan
sangat ketat, memancarkan pikiran lurus, belajar Fa, berlatih
"kelenturan" dan yang membuat kami tersentuh adalah disiplin
mereka yang sangat tinggi. Kami melihat tidak ada yang ngobrol dan
tertawa cekikikan.
Mereka begitu ketat mematut diri. Terkadang beberapa di antara
mereka seperti Manager, MC, penyanyi, beberapa team penari dan
pemusik Shen Yun belajar Fa di kantin. Kami pun ikut belajar Fa di
tempat terpisah di dalam kantin. Hal inilah yang memicu saya ingin
sharing dengan adik-adik penari Sekolah Minghui di Bali, agar
seperti penari Shen Yun, ketat mematut diri, sebelum latihan selalu
memancarkan pikiran lurus dan belajar Fa.
Membantu Adik-adik Penari Sekolah Minghui
Pada waktu praktisi Sydney ke Bali mengajarkan adik-adik Sekolah
Minghui belajar menari, ada keinginan saya untuk ikut menari. Namun
seperti sudah ada pengaturan, saya tidak pernah bisa ikut latihan
bersama anak-anak sekolah Minghui, sampai anak saya mengatakan,
"Ibu sudah terlalu tua ikut menari." Saya pun tersenyum malu dalam
hati.
Mungkin saya harus membantu pekerjaan lainnya. Namun saya teringat
kembali dengan para penari Shen Yun yang sangat profesional. Saya
ingin adik-adik penari Sekolah Minghui Bali juga mampu mengurus
segala keperluan tari mulai dari make-up dan persiapan lainnya.
Akhirnya saya merasa tergerak untuk mengajarkan mereka memakai
make-up dan mengurus segala keperluan tari sendiri.
Ada rasa haru dan bangga dengan kegigihan adik-adik penari.
Walaupun disiplin mereka tidak seketat penari Shen Yun, tapi mereka
sangat gigih maju, di setiap kesempatan terus berlatih tari.
Saya akhirnya menyadari, bahwa hal ini memberikan peluang pula
kepada anak saya untuk melangkah keluar untuk klarifikasi
fakta.
Bergabung Dengan Tian Guo Marching Band
Awalnya saya terharu setiap menyaksikan tim marching band
tampil. Para pemain terlihat gagah dan berwibawa saat
memainkan alat musik. Saya ingin ikut memainkan alat musik.
Pada Agustus 2011, entah mengapa ada dorongan yang sangat kuat
ingin bergabung di barisan marching band. Saya pun menyampaikan
kepada suami dan minta saran alat apa yang pantas untuk saya. Suami
langsung menyambut baik dan menyarankan memilih terompet. Saya
tanya, ”Kenapa harus terompet?”
Saya diberitahukan bahwa yang mendaftar dan membeli terompet
banyak, yang bisa datang berlatih sedikit. Akhirnya saya pun
mengatakan, "Ya." Saat itu saya belum tahu betapa sulit dan
beratnya bermain terompet! Mungkin kalau saya tahu sebelumnya, bisa
urung bergabung di grup marching band.
Dikarenakan saya tidak memiliki latar belakang musik, sementara
teman-teman lainnya sudah tampil bagus, akhirnya saya
memutuskan mencari orang yang bisa mengajarkan terompet.
Keterikatan khawatir saya mulai dimunculkan setiap belajar meniup
terompet karena otomatis wajah saya sebelah kanan mengerut dan mata
sebelah kanan otomatis terpejam karena sisa pemurnian, sehingga
bila melihat aba-aba majorette saya hanya melihat dengan satu mata
yaitu mata sebelah kiri. Saya sampai malu belajar meniup di depan
cermin. Saya memutuskan mundur, namun suami selalu mendorong saya
untuk gigih maju. Saya mengatakan: "Malu pak, nanti orang-orang
tertawa melihat wajah saya begini kalau meniup." Suami saya pun
menjawab, "Orang-orang semua sibuk, tidak ada yang memperhatikan
wajah ibu."
Akhirnya saya pun mulai ikut suami berlatih. Hari pertama ikut
berlatih membuat hati saya dag-dig-dug tidak karuan, karena saya
masih terikat dengan rasa malu tadi. Ingin rasanya saya bersembunyi
dan latihan sendiri, karena malu dan takut suara terompet saya
mengacaukan latihan teman-teman lain.
Namun teman-teman tim marching band selalu mendorong saya untuk
terus ikut latihan dan menceritakan pengalaman yang sama. Saya pun
ingin cepat bisa, terkadang pulang kerja malam hari saya latihan.
Agar tidak mengganggu tetangga terkadang terompet saya tutup dengan
boneka kecil. Terkadang karena kelelahan saya sampai tertidur
dengan tangan masih memegang terompet.
Saya merasa kesulitan mencapai nada-nada tinggi. Saya ingin mundur
lagi karena terasa agak lamban. Disaat ingin mundur, tidak
kebetulan saya melihat ada tulisan II (dua romawi) di pojok kiri
atas dari notasi. Saya pun menanyakan kepada guru terompet saya,
yang ternyata itu berarti suara dua. Katanya suara dua nada-nadanya
lebih rendah. Namun ini juga penting karena kalau dipadukan dengan
suara satu akan menambah variasi dan keindahan suatu musik. Saya
pun tertarik untuk mempelajarinya.
Pada suatu kesempatan latihan, pemain terompet semua
berhalangan hadir, tinggal saya sendiri. Wah saya mau sembunyi di
mana. Akhirnya majorette waktu itu menyarankan saya meniup
sebisanya. Sempat majorette mengatakan, "Kog aneh ya." Saya katakan
kalau yang saya mainkan suara dua.
Sejak saat itu majorette menyarankan kalau sudah memiliki seragam
marching band, pada kesempatan berikutnya saya bisa bergabung main
dengan tim. Hati saya gembira bukan main.
Di sini saya ditunjukkan kembali oleh Shifu, karena terlalu
gembira, terkadang suara terompet tidak keluar, yang keluar hanya
angin saja. Shifu mengatakan dalam Zhuan Falun, “Dalam aspek lain
dan proses Xiulian, juga perlu diperhatikan jangan timbul
kegembiraan hati, perasaan semacam ini mudah diperalat oleh iblis.”
(Zhuan Falun - Ceramah 8, Kegembiraan Hati)
Saya jadi teringat Shifu berkata dalam Zhuan Falun, “Dahulu ketika
saya Xiulian, banyak master taraf tinggi pernah memberi tahu saya,
mereka berkata: ‘Ketika sulit bersabar anda mampu bersabar. Ketika
sulit dilakukan anda harus mampu melakukan.’ Sebenarnya memang
demikian, ada baiknya anda pulang ke rumah mencoba. Ketika
benar-benar berada di tengah musibah atau sedang melewati cobaan,
anda boleh mencoba, saat sulit bersabar anda cobalah bersabar. Saat
terlihat tidak ada harapan, dikatakan sulit untuk dilakukan, maka
anda boleh coba lakukan, lihat akhirnya sanggup atau tidak. Bila
anda benar-benar berhasil, anda menemukan memang benar pepatah
mengatakan: ‘Setelah melewati bayangan gelap pohon willow, akan
ditemukan kecerahan bunga dan sebuah desa lain.’ (Zhuan Falun -
Ceramah 9)
Suami Bekerja Tenggang Waktu
Suami sejak dua tahun yang lalu memutuskan untuk tidak bekerja lagi
di kapal pesiar. Dia mengatakan agar bisa melakukan lebih banyak
pekerjaan Dafa. Karena kami merasa masih punya sedikit investasi
untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dulu sebelum saya bertemu Dafa,
saya sangat khawatir bila suami libur agak lama, uang cepat
habis.
Berkat Dafa, saya merasakan perubahan dalam diri saya terkait
masalah uang. Saya percaya Shifu mengatur segalanya asalkan kita
lurus dan melakukan tiga hal. Meski usaha seadanya dari suami
sambil fokus melakukan tiga hal, selalu ada jalan bagi kami dan
keuangan kami tidak mengalami masalah.
Ketika usaha suami terlihat menurun dari sisi pendapatan, Shifu
mengatur dengan mempromosikan jabatan yang saya tidak pernah
harapkan, sehingga kembali menutup kebutuhan keuangan keluarga.
Dulu sebelum Xiulian Dafa, jarang mendapatkan kesempatan pelatihan
apalagi promosi jabatan.
Shifu berkata,
“Selaku seorang praktisi Xiulian, mulai sekarang perjalanan hidup anda akan berubah, Fashen saya akan mengatur kembali bagi anda. Bagaimana mengaturnya? Jadwal hidup seseorang sebenarnya masih tersisa berapa? Dia sendiri juga tidak tahu, sebagian orang setelah satu atau setengah tahun kemudian mungkin akan mengalami sakit parah, sekali sakit mungkin sampai beberapa tahun, sebagian orang mungkin akan mengalami stroke atau penyakit lain, sama sekali tidak dapat bergerak. Dalam perjalanan hidup selanjutnya bagaimana anda dapat Xiulian? Oleh karena itu kami perlu membenahinya bagi anda, tidak membiarkan peristiwa ini sampai terjadi. Namun kami tegaskan lebih dahulu, bahwa hal ini hanya boleh dilakukan bagi orang yang sungguh-sungguh Xiulian, jika sesukanya dilakukan untuk orang biasa adalah tidak boleh, itu sama dengan berbuat kejahatan.” (Zhuan Falun - Ceramah 3, Apa Saja Yang Telah Diberikan Guru Kepada Praktisi)
Saya telah mendapatkan banyak
sekali dari Dafa, tapi saya masih sangat jauh dari kriteria seorang
praktisi Dafa, belum membantu Shifu menyelamatkan lebih banyak
makhluk hidup.
Apabila ada kata-kata yang tidak sesuai Fa, mohon diluruskan.
Heshi!