(Minghui.org)
Pada tanggal 24 April, praktisi Falun Gong dari Washington DC
mengadakan nyala lilin di depan Kedutaan Besar China untuk
memperingati Permohonan Damai 25 April yang ke-14. Beberapa orang
memberikan pidato tentang pengalaman mereka dianiaya dan disiksa di
China.
Peringatan nyala lilin di depan
Kedutaan Besar China di Washington DC
Ma Chunmei (wanita) dari Virginia
berbicara tentang bagaimana dia telah ditangkap empat kali dan
dipenjara di kamp kerja paksa dua kali sejak penganiayaan Falun
Gong dimulai pada tahun 1999. Di kamp kerja paksa, dia disiksa
dengan parah dan diperintahkan untuk melakukan kerja berat.
Suaminya terpaksa menceraikannya. Tiga dari adik perempuannya
ditangkap karena berlatih Falun Gong. Ma mengatakan bahwa salah
satu saudara perempuannya, Ma Chunling ditangkap lagi September
lalu, dan dihukum dua tahun di kamp kerja paksa. Dia sekarang
dipenjara di Kamp Kerja Masanjia.
Praktisi mendirikan papan layar
besar di atas truk, mengekspos kejahatan PKC memanen organ praktisi
Falun Gong yang dipenjara
Yu Zhenjie (wanita) dari
Washington DC menghadiri Permohonan Damai 25 April di Beijing 14
tahun yang lalu. Dia ditangkap secara ilegal dan disiksa karena ia
menolak untuk meninggalkan keyakinannya pada Falun Gong. Dia
bercerita, "Putri saya, adik, kakak, dan adik ipar semua dipenjara
di kamp kerja paksa karena mereka tidak mau melepaskan keyakinan
mereka. Ayah saya meninggal karena begitu banyak anak-anaknya
dianiaya. Suami saya dipaksa untuk menceraikan saya. Tapi apa yang
telah saya katakan kepada Anda hanyalah puncak gunung es dari
penganiayaan ini."
Umur Enam puluh tujuh tahun Wang Chunrong adalah ketua dewan sebuah
perusahaan akuntansi yang besar dengan lebih dari 100 karyawan di
Dalian. Pada Agustus 2007, dia ditangkap karena keyakinannya, dan
perusahaan akuntansinya ditutup oleh pemerintah. Wang dijatuhi
hukuman tiga tahun dan dipenjara di kamp kerja Masanjia dan Kamp
Kerja Yaojia. Pada peringatan nyala lilin, Wang menceritakan
pengalaman pribadinya disiksa di kamp kerja paksa.
Jamil Lawrence, seorang pengacara dari Washington DC, juga
menghadiri upacara lilin dan sangat tersentuh oleh pidato-pidato.
Jamil mengatakan bahwa ia merasa terhormat untuk berdiri dengan
para praktisi ini, memperjuangkan hak-hak asasi manusia. Dia
mengatakan bahwa dia ingin kedutaan Cina dan seluruh dunia untuk
mendengar suara praktisi. "Dari sudut hukum dan hak asasi manusia,"
katanya, "masyarakat internasional harus membantu menghentikan
penganiayaan.”
Chinese version click here
English
version click here