Kemanapun Li pergi, di Kedutaan
Besar China di Berlin, Kantor Kanselir Jerman, Hotel
InterContinental Berlin, atau Bellevue Palace – kantor resmi
presiden Jerman – Li selalu melihat praktisi Falun Gong melakukan
aksi damai dan mendesak dia agar menghentikan penganiayaan.
Pada 25 Mei meskipun turun hujan dan dingin, praktisi berkumpul
bersama di depan Kedutaan Besar China di Berlin dan bertahan di
sana sampai malam hari.
Hari berikutnya juga turun hujan, namun tidak menghentikan praktisi
untuk pergi ke Kantor Kanselir Jerman untuk memperagakan latihan
dan membangkitkan kesadaran masyarakat.
Praktisi juga mengadakan nyala lilin pada larut malam di dekar
Bellevue Palace dan Hotel InterContinental, tempat penginapan
delegasi China.
Kebanyakan para pejalan kaki berhenti untuk berbicara dengan
praktisi, menandatangani petisi untuk menyerukan diakhirinya
penganiayaan. Orang-orang yang tidak mengetahui tentang
penganiayaan sangat terkejut ketika menyadarinya. “Saya tidak bisa
memercayai apa yang kalian katakan kepada saya!” tangis seorang
wanita muda. “Oh Tuhan! Saya tidak bisa memercayainya!”
Praktisi Menceritakan Pengalaman di Kamp Kerja Paksa
China
Guo Jufeng menceritakan kembali pengalamannya ditangkap dan ditahan
sebanyak empat kali di China. Ia mengatakan bahwa ia datang ke
Berlin untuk memohon keadilan bagi temannya, Lu Kaili.
“Lu Kaili adalah orang yang sangat baik,” kata Guo. “Kami ditahan
di penjara yang sama pada dua kali kesempatan yang berbeda.
Bersama-sama, Lu Kaili ditahan secara ilegal selama 10 tahun sejak
penganiayaan Falun Gong dimulai 14 tahun yang lalu. Lu menderita 23
macam penyiksaan di 6 kamp kerja paksa dan penjara di Provinsi
Liaoning.”
Guo khususnya menyebutkan Kamp Kerja Paksa Masanjia yang terkenal
jahat itu, yang terletak di Distrik Yuhong, Kota Shenyang. Ia
mencatat bahwa kamp ini menduduki area yang sangat besar, lebih
dari 930 ha ladang padi dan sayuran. Praktisi dipaksa untuk bekerja
di ladang ini di bawah terik sinar matahari, selama lebih dari 14
jam sehari.
Kaki mereka terendam air selama kira-kira 7 jam sehari, dan
meskipun mereka mengenakan sepatu bot, sepatu bot mereka penuh
dengan air juga. Adalah sulit untuk berjalan di lumpur lengket dan
sering sepatu bot yang tidak sesuai ukuran akan terlepas dari kaki
mereka. Beberapa praktisi pingsan karena sangat panas dan jam kerja
yang sangat panjang.
Lu dipaksa untuk menguliti jagung dan menanam padi. Setelah
mengalami penyiksaan fisik, tekanan mental, terlalu banyak bekerja,
dan menderita kekurangan gizi kronis, kaki Lu membengkak sampai
tidak bisa jalan. Namun demikian, alih-alih menawarkan bantuan
medis, para penjaga memasukkan dia ke keranjang dan membawanya ke
ruangan untuk menguliti jagung.
Selama dua tahun dan sembilan bulan, Lu menjadi lumpuh dan tidak
bisa berjalan. Ia sekarang ditahan di rumah sakit Penjara Jinzhou,
Provinsi Liaoning. Sudah 18 bulan sejak keluarga dan pengacaranya
diperbolehkan untuk menjenguknya.
Seorang praktisi yang berani memprotes penganiayaan di Masanjia,
berulang kali dipukul punggungnya dengan sepotong kayu. Punggung
menjadi sangat bengkak; timbul bisul, dan kemudian dipenuhi
belatung. Ketika ia melepaskan bajunya, beberapa belatung yang
merangkak di kulitnya terlepas dan jatuh ke lantai. Ini adalah
pemandangan yang sangat mengerikan!
“Meskipun saya berada 8.000 km lebih dari China,” Guo Jufeng
menjelaskan, “Saya sangat menghargai perjuangan Lu Kaili untuk
kebebasan dan hak menjalankan keyakinannya.”
“Perasaan ini,” kata Guo, “sering membuat saya terbangun dan
gelisah, tidak dapat tidur. Dua belas teman Falun Gong saya telah
dianiaya sampai meninggal dunia. Saya tidak ingin kehilangan Lu
Kaili juga. Saya akan melakukan apapun yang dapat saya lakukan
untuk membantunya karena ia telah memperlihatkan keberanian dan
kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi penganiayaan ini.”
Praktisi dan banyak orang-orang baik hati di seluruh dunia sedang
bekerja tanpa lelah untuk menghentikan penganiayaan Falun Gong di
China. Selama kekejaman ini tidak berakhir, praktisi akan terus
menyerukan dan mengakhiri penganiayaan ini.
Chinese version click here
English
version click here