1. Memperolah Fa dan Hati
Murni
Ketika pertama kali membuka buku, saya merasa sulit bernapas. Tapi
ada kekuatan besar yang mendukung saya ketika terus membacanya.
Saya merasa harus terus membacanya. Makin dibaca, makin tidak bisa
bernapas rasanya. Tapi saya terus membaca. Sudah hampir fajar dan
saya sedang membaca paragraf, ” Xuanguan Menempati Posisi” Ceramah
IV. Saya tiba-tiba merasa lebih baik. Saya tidak pernah begitu
nyaman. Kemudian, saat terus membaca Fa, saya menyadari itu adalah
benda jahat yang menganggu saya belajar Fa karena saya telah
mengundang mereka dengan berlatih qigong kesurupan roh sebelumnya.
Ketika sedang membaca buku, Guru menyingkirkan mereka.
Guru agung telah menyelamatkan saya! Meski saya tidak jelas
mengenai Fa, saya berkeyakinan kuat. Tidak hanya percaya, bahkan
abang, suami, kakak, mertua dan kakak dari suami saya semuanya
mulai berlatih kultivasi Falun Dafa.
Bilamana ada waktu, saya baca buku-buku Dafa. Suatu hari saya
sedang baca “Sebuah Pukulan yang Keras” Petunjuk Penting untuk
Gigih Maju I,
“Hai para pengikut! Kalian jangan selalu baru memahami setelah saya
menunjukkan persoalannya. Sebenarnya semua ada dalam Fa, mengapa
justru tidak lebih banyak membaca buku? Saya usulkan semua orang
menenangkan hati dan membaca 10 kali artikel saya ‘Petunjuk Penting
untuk Gigih Maju’ yang anda sebut Jing Wen, tidak ada gunanya
belajar Fa kalau hati tidak tenang, tenangkanlah hati untuk
belajar.”
Saya pikir, karena Guru suruh membaca 10 kali, saya akan membaca 10
kali.
Ketiga kali saya membaca buku, kata-katanya berubah dadu. Keempat
kali, menjadi hijau. Kelima kali, menjadi biru. Ketika saya membaca
keenam kali, buku itu mulai memancarkan warna emas. Ketujuh kali,
menjadi sangat indah karena semua warna warni bercahaya membaur.
Lebih lagi, beragam cahaya membersihkan tubuh saya dan saya merasa
sangat nyaman.
2. Menghormati Guru dan Melindungi Fa
Pada 20 Juli 1999, Partai Komunis China (PKC) memulai penganiayaan
terhadap Falun Gong dan praktisinya. Unit kerja saya milik seksi
perusahaan dan di bawah pengawasan langsung kepala kejahatan, Zhou
Yongkang. Setiap hari unit kerja dipenuhi rasa takut. Setiap
departemen harus membuat laporan. Saya adalah manajer kantor dan
bertugas meminta tanda tangan dokumen. Ketika saya membaca isi yang
memfitnah Dafa, saya merasa sangat tidak nyaman. Saya merasa
latihan yang begitu bagus diperlakukan tidak adil dan Guru yang
begitu lurus difitnah. Maka saya menyita semua dokumen. Kemudian
ketika perusahaan menggelar pertemuan khusus untuk membahas situasi
penganiayaan Falun Dafa. Mereka menanyakan dokumen itu. Saya
berkata, ”Saya tidak pernah melihatnya.” Pada saat bersamaan saya
memohon perlindungan Guru, sehingga tidak ada seorangpun yang
menyelidiki ke mana dokumen itu hilang. Kemudian memang tidak ada
kabar lebih lanjut. Sebelum ini, karena tidak ada seorangpun yang
pernah melihat dokumen ini, departemen kami tidak pernah menggelar
pertemuan mengenai penganiayaan Falun Dafa.
Setelah insiden “Bakar diri di Tiananmen” yang dibuat oleh PKC dan
disiarkan, kolega-kolega saya semua berkumpul di kantor keamanan
untuk menonton TV. Maka saya memberitahu mereka hal-hal
mencurigakan dalam insiden “bakar diri” itu.
Pada Agustus 2005, anak kolega saya diterima di sekolah yang bagus.
Saya menghadiri perayaan di restoran. Itu dirancang bagi saya untuk
duduk dengan sebelas manajer di unit kerja saya. Orang-orang ini
semuanya anggota PKC. Saya ingin menggunakan kesempatan bagus ini
yang diberikan Guru untuk menyelamatkan makhluk hidup. Saya
memberitahu mereka tentang keluar dari keanggotaan PKC. Tidak ada
dari mereka yang menyela saya dan mereka semua mendengarkan dengan
seksama. Kemudian ketika mereka keluar dari restoran, wakil manajer
mengejar saya dan berkata, ”Tolong bantu saya keluar dari
keanggotaan PKC. Di masa depan jika terjadi pembalasan, kamu akan
melindungi saya.” Saya berkata, ”Bukan saya yang akan melindungimu.
Adalah kepercayaanmu pada Dafa yang memungkinkan Guru Dafa
melindungi kamu.”
3. Menyaksikan Keajaiban Dafa
A. Kesempatan kedua
Setelah meninggalkan unit kerja, saya pergi ke pasar untuk menjual
roti untuk sementara waktu. Ada sekali sebuah traktor membawa
selusian orang dari wilayah lain datang ke kios saya untuk beli
roti. Mereka berkata berasal dari kabupaten lain, jauh dari sini.
Mereka berkata betapa enak roti saya, mereka tidak akan bisa
kembali lagi. Saya tidak mengklarifikasi fakta kepada mereka.
Setelah traktor pergi, saya sangat menyesal! Saya memberitahu Guru,
”Saya bersalah, jika ada kesempatan lagi saya tidak akan
melewatkannya lagi.”
Pada hari kedua, asisten toko keramik memberitahu saya bahwa mereka
ingin membeli roti saya. Tetapi mereka baru bisa mengambil roti
ketika pulang kerja jam 17.00. Mereka menginginkan saya mengantar
roti ke toko mereka. Biasanya, saya pulang sebelum tengah hari
sehingga dapat menyiapkan materi klarifikasi fakta pada sorenya.
Saya pikir itu adalah Guru mengatur kesempatan bagi saya untuk
klarifikasi fakta. Maka saya menyetujui. Jam 17.00 mereka masih
rapat. Asisten toko meminta saya menunggu sebentar. Saya
mengiyakan. Pada saat itu seseorang berteriak, “Hei, ada mobil di
sana ingin membeli roti!” Saya melihat bahwa itu adalah traktor
sehari sebelumnya dan masih membawa begitu banyak orang! Saya tahu
tidak boleh kehilangan kesempatan kali ini. Saat menjual roti
kepada mereka, saya klarifikasi fakta tentang Falun Dafa. Karena
mereka telah mencoba roti saya sehari sebelumnya, mereka hendak
membeli lebih banyak. Saya berkonsentasi untuk klarifikasi fakta
sehingga lupa meminta uangnya. Saat itu seorang nenek tua datang
dan berdiri di sebelah saya dan berteriak, ”Yang ini belum bayar
dan itu juga.” Saya tidak kenal nenek ini dan semua pelanggan saya
pikir dia adalah kerabat saya dan mereka bergegas membayarnya.
Ketika supir traktor akan pergi, saya bertanya, ”Apakah kalian
semua tidak akan kembali lagi?” Mereka menjawab, ”Bibi yang kami
beli tidak cukup! Jadi kami akan kembali lagi nanti!” Saya berbalik
untuk berterima kasih kepada nenek yang menolong saya, tetapi tidak
menemukan. Saat itu air mata saya mengalir. Ini bukan saya yang
menyelamatkan orang, jelas dilakukan oleh Guru!
B. Kertas yang Kependekan Dipotong Namun Ajaib Bisa Memanjang
Lagi
Setelah Hong Yin II diterbitkan, saya bertanggung jawab untuk
menyusun halaman dari buku cetakan. Saat itu, saya tidak punya
pemotong kertas besar, sehingga kertasnya tidak rata di ujungnya.
Saya merasa sangat sedih. Saya berkata kepada Guru, ”Pengikut ini
sangat tergesa-gesa. Saya ingin menyelesaikan buku ini dengan cepat
supaya rekan-rekan praktisi dapat membacanya. Besok saya pasti akan
membuat ujungnya rata.” Malam itu, ada latihan bersama dan ketika
saya melakukan gerakan kedua dan memegang Roda Hukum di atas
kepala, saya melihat tangan kanan saya, dari pergelangan ke bawah,
memanjang. Baik rekan praktisi dan saya tidak tahu apa artinya.
Hari berikutnya, ketika saya kembali pada buku-buku itu, saya
melihat ujung buku-buku itu sudah rata. Saya bertanya kepada suami
saya kapan ia meratakannya. Ia berkata tidak melakukannya. Saya
berkata, ”Itu pasti Guru yang membantu untuk membuat pinggirannya
lurus.” Saya sangat tersentuh dan berteriak, ”Adalah Guru yang
meratakan pinggirannya!”
Suatu hari pada 2007, saya sekali lagi ditunjukkan bagaimana tangan
saya memanjang dan akhirnya mengerti bahwa bukan Guru yang memotong
lurus pinggirannya tetapi Guru yang memanjangkan pinggiran yang
dipotong kependekan.
4. Tercerahkan Melalui Kesengsaraan
A. Gangguan Iblis karena Keterikatan Mentalitas Pamer
Pada Oktober 2005, polisi menggeledah rumah saya. Setelah ditahan
secara ilegal, saya divonis tujuh tahun penjara. Dengan
perlindungan Guru, saya melakukan mogok makan untuk memprotes
penganiayaan. Penjara menolak menerima saya. Empat bulan kemudian
saya pulang ke rumah. Hari berikutnya, untuk menghindari
penganiayaan, saya meninggalkan rumah dan mulai berkelana. Pada
September 2007, ketika jauh dari rumah, polisi sekali lagi
menangkap dan membawa saya ke pusat tahanan. Saya tercerahkan bahwa
ada air dan makanan di Fa. Maka saya pikir tidak akan kelaparan
atau kehausan ketika mogok makan dan tidak akan bereaksi ketika
selang cekok paksa dimasukkan ke perut saya. Kejahatan tidak dapat
melakukan apapun terhadap saya. Setelah “Konferensi Partai ke-17”,
agen-agen rejim sedang menyiapkan pembebasan saya. Saya punya
pikiran in, ”Dua pusat tahanan ini tidak dapat berbuat apapun
terhadap saya. Jika saya dikirim ke kamp kerja paksa, akan saya
mengacak-acak di sana!” Keterikatan kuat ini membuktikan kebenaran
diri sendiri sehingga kejahatan memanfaatkan celah kebocoran saya.
Setelah Konferensi Partai, saya benar-benar dikirim ke kamp kerja
paksa.
B. Membawa Kembali Praktisi yang Tersesat
Kamp kerja paksa ini merupakan tempat paling jahat di seluruh
negeri untuk “merubah” praktisi. Mereka menggunakan kaki tangan
untuk merubah praktisi. Para kaki tangan ini berusaha membujuk saya
dengan alasan sesat dan berusaha merubah saya.
Melihat kaki tangan ini dan mengingat betapa sulitnya Guru nan
belas kasih menyelamatkan kita, saya bertanya kapan mereka mulai
berlatih Falun Dafa. Satu dari mereka mulai pada 1996 dan lainnya
pada 1994. Saya berkata, ”Tidakkah kalian mengecewakan Guru? Jika
kalian menulis surat penyataan untuk melepaskan Falun Dafa,
bukankah kalian telah mengkhianati Guru? Dalam kultivasi masa lalu,
Guru seharusnya telah menyingkirkan kalian. Tetapi Guru kita
berbelas kasih dan tahu kalian menulis surat pengkhianatan ini di
bawah tekanan partai jahat serta surat-surat itu tidak berasal dari
hati kalian. Selama kalian mengakui kesalahan dan menulis
pernyataan khidmat untuk menyangkal surat jaminan, Guru akan tetap
mengakuimu sebagai pengikut.” Saya melafalkan Fa yang saya hapal.
Setelah dua hari berbagi pengalaman, salah satu dari mereka
menangis dan berkata, ”Kamu meluruskan saya, terima kasih!” Saya
berkata, ”Bukan saya yang meluruskan kamu, adalah Guru belas kasih
yang tidak mau meninggalkan seorang pengikut pun.” Meski yang
satunya tidak tersadarkan, ketika kami berpisah, ia mengatakan pada
saya untuk berhati-hati karena para penjaga tak berperasaan.
Kemudian ketika seseorang datang untuk merubah saya, saya malah
merubah mereka.
Setelah ditahan dan disiksa selama dua hari dan semalaman, seorang
praktisi tidak tahan dan “dirubah” secara paksa. Kejahatan ingin
saya berkompromi dan membiarkan praktisi yang “dirubah” ini memaki
Guru di hadapan saya. Saya menatapnya dan berkata, ”Ini bukan
kehendakmu. Guru akan memaafkan kamu.” Setelah ia mendengar
kata-kata saya, ia menangis dan pergi. Setelah itu, ia menulis
pernyataan khidmat dan menyangkal semua sikapnya yang mengkhianati
Dafa serta mengungkapkan akan gigih berkultivasi Dafa.
C. Menyanggah Kata-kata Jahat
Penjaga membuat mantan praktisi, yang tersesat, mencuci otak
praktisi lain. Ia membuat coretan di buku. Ia juga mencoret
kata-kata dan menambahkan kata-katanya sendiri ke dalam ceramah.
Maka saya menghentikan dia membaca. Ia berkata, ”Maka kamu baca.”
Saya mengambil buku darinya dan melihat itu adalah ceramah Guru. Ia
dengan sengaja mengutip bagian yang telah ditandainya untuk dibaca
dan menggunakan metode ini untuk memfitnah Dafa. Saya mengambil
buku darinya dan membaca kata demi kata tanpa ketinggalan satu
katapun. Setelah membaca beberapa paragraf, saya menyerahkan buku
itu ke praktisi lain untuk dibaca. Dengan cara ini, kami belajar Fa
bersama selama setengah hari.
Suatu hari ia mengutip beberapa Fa Guru dan menyalinnya di papan
tulis. Ia berusaha menjelaskan Fa kepada kami dan beberapa praktisi
yang tidak memiliki pemahaman Fa yang jelas dibuat sesat olehnya.
Saya berkata, ”Kamu keterlaluan. Betapa beraninya kamu merubah Fa!”
Saya memberitahu praktisi untuk tidak mendengarkan kata-kata
jahatnya karena ia sepenuhnya mengkhianati Dafa. Dengan cara ini,
dua praktisi lain dan saya mengacaukan kelasnya. Mulai sejak itu,
mereka tidak berani menaruh saya di kelasnya.
D. Menceraiberaikan Apa yang Dinamakan “Belajar” di Kamp Kerja
Paksa
Beberapa hari sebelum Olimpiade 2008, ada babak baru pencucian
otak. Setiap orang di setiap sel dipaksa untuk “belajar” artikel
yang memfitnah Dafa sepanjang malam. Saya pikir tidak boleh
membiarkan kejahatan memfitnah Dafa. Maka ketika praktisi
meneriakkan,”Falun Dafa Hao (baik)” di sel lain, saya melafalkan
puisi “Baik dan Jahat Sudah Jelas,” Hong Yin: “Makhluk hidup
berubah jahat, bencana tak habis-habis datang, Dafa memberi
penyelamatan dalam dunia yang kacau; Tidak membedakan baik dan
jahat, memfitnah Fa langit, Pengikut sepuluh kejahatan menunggu
angin musim gugur.”
Pada saat ini kepala kamp kerja paksa membawa seseorang untuk
menilai. Setelah ia mendengar puisi, ia dengan cepat memberitahu
bawahannya, ”Berhenti belajar.” Mulai saat itu, apa yang dinamakan
sesi “belajar” dihentikan.
E. Menghentikan Penyiksaan
Pada Oktober 2008, bersama praktisi lain saya ingin menyelamatkan
praktisi yang menolak untuk menandatangani “lembar evaluasi
pekerja” maka mengalami penyiksaan “ditarik merentang”. Pelaku
kejahatan pikir saya adalah orang yang memimpin upaya penyelamatan.
Maka saya dipanggil ke kantor di mana tujuh sampai delapan pelaku
kejahatan menggunakan tongkat listrik untuk menyetrum saya
bersamaan. Karena perlindungan Guru, mereka tidak dapat melakukan
apapun terhadap saya. Mereka berkata bahwa tubuh saya bukan
penghantar listrik. Mereka menekan saya ke lantai, membuka sepatu
dan menuangkan air di kaki saya. Mereka terus menyetrum, tetapi
saya tidak bereaksi. Maka mereka memutuskan menggunakan penyiksaan
“ditarik merentang” terhadap saya.
Penyiksaan ini menggunakan bagian atas dan bawah ranjang susun.
Mereka menaruh tubuh atas saya di ranjang bawah di bagian kepala
ranjang. Mereka mengikat kaki ke kaitan kaki di ranjang bawah,
kemudian memborgol lengan ke kaitan di ranjang atas. Punggung saya
tidak dapat lurus juga kaki tidak dapat menekuk. Beban seluruh
tubuh saya tertumpu di tangan. Dalam beberapa menit, saya
bercucuran keringat dan pingsan.
Di bawah penyiksaan ini, saya tidak takut. Saya menenangkan diri
dan mencari ke dalam. Keterikatan apa yang saya miliki sehingga
kejahatan dapat mengambil kesempatan? Saya menemukan banyak
keterikatan. Keterikatan mentalitas pamer, gembira mencapai
sesuatu, mental bersaing, membuktikan kebenaran diri sendiri, hawa
nafsu dan terutama keterikatan pamer yang membesar. Contohnya,
sebelum Olimpiade 2008, ada dua praktisi bersama saya di penjara.
Mereka tidak tahan di setrum tongkat listrik dan menandatangani
“pernyataan jaminan.” Saat itu saya berpikir, ”Apa artinya tongkat
listrik bagi saya?!” Itu adalah keterikatan kuat untuk pamer yang
membuat saya menghadapi tongkat listrik hari ini. Saat bersamaan,
saya memiliki keterikatan bersaing dengan rekan-rekan praktisi.
Guru berkata,”…. Mentalitas pamer ditambah dengan perasaan puas
diri paling mudah diperalat oleh keinginan iblis.” (“Kesimpulan
yang Ditetapkan,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju I)
Saya sekarang mengerti bahwa adalah memalukan untuk dianiaya dan
saya telah menyusahkan Guru. Saya berkata kepada Guru, ”Guru, saya
bersalah. Karena saya tidak berbuat benar, pelaku kejahatan
memiliki kesempatan untuk melakukan penganiayaan, ini sungguh
membuat kerusakan bagi makhluk hidup. Mulai sekarang, saya harus
melakukannya dengan baik dan tidak memperkenankan pengaturan
kejahatan apapun. Saya mohon Guru memperkuat saya.” Saat itu,
kata-kata “menembus kesengsaraan” melintas di benak saya. Saya
teguh percaya pada Guru dan yakin dapat melewati kesengsaraan ini.
Tak peduli bagaimana sakitnya tubuh saya, saya harus menghentikan
penyiksaan. Di masa depan, tidak boleh ada praktisi yang mengalami
penyiksaan ini lagi. Saya pikir, ”Karena kalian merentangkan saya,
saya akan merentangkan kalian.” Saya berteriak kencang, ”Buddha
Maiterya merentang!...kendurkan…” Pada saat itu meski mulut saya
diplakban, saya masih dapat berteriak. Ketika saya berteriak,
”Kendurkan”, borgol yang dikaitkan di jeruji di depan saya
bergerak. Pada saat ini, seorang petugas datang dan bertanya siapa
yang memborgol saya begitu kencang. Ia berkata akan
melonggarkannya. Saya tahu Guru telah menahan kesengsaraan bagi
saya lagi di dimensi lain. Selama dua hari dua malam, praktisi
mendukung lengan kanan saya. Saya tidur dengan kepala bersandar
pada lengan kanan. Ketika haus, praktisi lain memberikan sesuatu
untuk saya minum. Ketika saya lapar, saya diberi susu. Praktisi
lain yang tahu tentang kesengsaraan saya memancarkan pikiran lurus.
Maka, dengan begini saya dapat melewati penyiksaan ini.
Setelah saya diturunkan, saya tidak dapat merasakan bagian kanan
tubuh saya. Petugas mengirim saya ke rumah sakit pusat. Dokter
berkata, ”Jika ia tidak melakukan terapi fisik, ia tidak akan
sembuh dalam delapan sampai sepuluh tahun.” Tetapi setelah saya
dibebaskan dari kamp kerja paksa, tubuh saya sebaik sebelumnya.
Keajaiban ini terjadi karena jiwa kembali ke Dafa.
5. Mewujudkan Martabat Praktisi Dafa
Saya selalu mengingatkan diri sendiri sebagai praktisi Dafa dan
tidak boleh mengecewakan Guru. Ketika saya ditahan di Divisi No. 1,
kepala divisi meminta saya untuk menandatangani “lembar evaluasi.”
Tetapi saya menolak dan ia bertanya kenapa. Saya berkata, ”Seorang
kultivator berpegang hanya pada satu jalan kultivasi. Lembar
evaluasi ditandatangani untuk PKC dan PKC adalah sesat, jika saya
menandatanganinya, maka saya tidak dapat menyelesaikan kultivasi
saya.” Ia berkata, ”Saya akan menandatanganinya atas namamu.” Saya
berkata, ”Jika kamu menandatanganinya juga tidak bermanfaat
bagimu.” Ia berkata, ”Saya menyerah.” Mulai sejak itu, tidak ada
seorangpun minta tanda tangan saya.
Suatu hari, ketua tim berkata, ”Semua ketua tim berkata kamu
meremehkan kami dan tidak pernah menyapa saya.” Saya menjawab,
”Kamu semua mengawasi tahanan. Jika saya menyapa kamu, kamu akan
berpikir saya juga tahanan. Demi kebaikanmu, saya tidak dapat
menyapamu. Jika kita ada di luar, mungkin bisa menjadi teman
baik.”
Pada Tahun Baru 2009, semua tahanan memberi ucapan selamat Tahun
Baru saat makan pagi. Saya yang terakhir masuk ruangan dan
mendengar ketua tim meneriakkan selamat Tahun Baru kepada saya.
Semua orang di ruangan melihat saya. Beberapa praktisi merasa
terhibur dan beberapa penjaga terkejut. Banyak tahanan kagum kepada
praktisi Dafa!
6. Guru Membantu Saya Keluar dari Kamp Kerja
Paksa
Tiga hari sebelum dibebaskan dari kamp kerja paksa, saya bermimpi.
Saya bermimpi kejahatan memperlihatkan sebuah film. Saya menolak
menontonnya dan keluar dari gedung. Sekelompok polisi mengejar saya
dengan senjata. Saya berteriak, ”Guru tolong selamatkan saya!”
Kemudian saya bermimpi ada di kereta dorong. Seperti ada seseorang
mendorong saya. Melalui telepati, saya diberitahu ini adalah jalan
pulang. Saya menengok ke belakang dan melihat orang yang mendorong
saya adalah Guru. Setelah bangun, saya terharu. Dalam hati saya,
pemandangan ini muncul: Pada 2005, polisi menciduk saya dan saya
berteriak, ”Guru tolong selamatkan saya!” Pada saat itu, Fashen
Guru menuju ke bawah saya dan mengangkat saya ke atas. Sepertinya
saya telah memasuki awan dan merasa sangat nyaman. Polisi menyeret
saya dari lantai tiga ke lantai satu tetapi saya tidak terluka sama
sekali. Tiga hari kemudian, saya keluar dari kamp kerja paksa
secara terhormat.
Ketika saya mengenang proses kultivasi saya selama lebih dari
sepuluh tahun, Guru membantu untuk membersihkan saya ketika saya
dipenuhi karma. Tetapi kejahatan mengambil celah kebocoran karena
keterikatan saya. Saya ditahan. Keterikatan saya membesar dan
beberapa kali hampr mati di alat penyiksaan. Guru menolong saya
kembali dari ambang kematian. Saya tidak tahu berapa banyak
kesusahan yang diderita Guru untuk saya. Tidak ada kata-kata yang
dapat mengungkap terima kasih saya kepada Guru. Saya hanya dapat
mengkultivasi diri saya sendiri dengan baik dan rajin di masa
depan. Saya akan menyelamatkan makhluk hidup lebih banyak dan
memenuhi sumpah janji pra-sejarah dan mengikut Guru pulang.
Saya bersujud dan menyembah Guru belas kasih dan agung!
Terima kasih rekan-rekan praktisi! Jika ada yang kurang tepat mohon
ditunjukkan.
Chinese version click here
English
version click here