Los Angeles
Times
Pada edisi 8 Juni, Los Angeles Times, wartawan mewawancarai
beberapa pemrotes saat mereka memegang spanduk yang menyerukan
perhatian atas penganiayaan sepanjang rute iring-iringan mobil
Xi.
Praktisi Falun Gong, sebuah latihan spiritual yang berdasarkan pada
prinsip Sejati-Baik-Sabar, telah menunggu sepanjang hari dengan
harapan dapat mengirim pesan ke pemimpin China.
“Falun Gong menolong kami mencapai hati yang damai,” kata Lily Yu,
wartawan lepas dari San Fransisco yang bekerja untuk media
berbahasa Mandarin. “Hidup menjadi lebih harmonis. Tetapi di China,
pengikutnya ditangkap, dimasukkan ke kamp kerja dan disiksa.”
Penulis mengutip praktisi lain, Xiao Wang, yang menggambarkan
beberapa penindasan di China. Ayahnya telah divonis 4 tahun
penjara. Ketika terakhir bertemu, pensiunan hakim itu menjadi kurus
kering, kehilangan lebih dari 15kg berat badan dan hampir tidak
bisa berjalan. Ia menghadiri kegiatan ini untuk menyuarakan
keadilan bagi ayahnya.
Zhenbo Chen berusia 49 tahun mengatakan melalui penterjemah bahwa
ia ditahan 18 bulan di kamp kerja paksa. Ketika diperintahkan untuk
menulis surat pernyataan melepaskan Falun Gong, ia menolak dan
kemudian tangannya direntangkan sepanjang jendela, diborgol
selama 7 hari tanpa makanan dan minuman.
“Saya harus bertahan,” katanya “dan harus terus hidup. Saya ingin
memberitahu seluruh dunia apa yang terjadi pada saya di kamp kerja
paksa ini.”
Chen, wanita, terlihat damai duduk di rumput di bawah pohon dengan
kaki disilangkan. Ia sebelumnya adalah seorang akuntan yang korup.
Falun Gong merubahnya: temperamennya hilang, juga stres yang
dideritanya. Kesehatannya meningkat dan ia menerima hukuman
pemenjaraannya.
“Ya, saya telah memaafkan mereka,” katanya terhadap mereka yang
menahannya dan penjaga yang sewenang-wenang padanya. “Saya tidak
membenci mereka. Saya kasihan pada mereka.”
Penulis mencatat bahwa Chen tidak begitu cepat memaafkan Partai
Komunis dan pemimpin China, tapi masih berharap Presiden Xi akan
mendengarkan permohonan keadilan mereka.
KESQ TV
Pada 7 Juni, berita KESQ TV melaporkan sekitar ratusan orang
menghadiri rapat umum di dekat jalan Bob Hope dan Gerald Ford pada
kesempatan kunjungan Presiden China Xi Jinping ke AS.
Laporan itu menyatakan bahwa sejumlah praktisi Falun Gong –
kelompok yang dianiaya oleh pemerintah China – termasuk di
antaranya yang berkumpul di Bandara Internasional Palm Springs, di
mana Presiden Obama juga hadir.
“Pendukung Falun Gong mengatakan – Presiden China Jiang Zemin
memulai penganiayaan dan menyiksa 100 juta praktisi Falun Gong pada
1999. Penggantinya, Hu Jintao dan Xi, telah membiarkan penganiayaan
itu berlanjut, menurut Himpunan Falun Dafa Amerika Serikat Bagian
Barat Daya.
Praktisi memulai aksi damai [ada Kamis, jam 09.00 di Jalan Bob
Hope, mengenakan kaos kuning dengan prinsip latihan
Sejati-Baik-Sabar tercetak di belakang mereka.
Mereka berlatih lima gerakan di belakang barikade.
“Salah seorang koordinator, Vicky Jiang, berkata bahwa anggota
kelompok ini datang dari sekitar California dan Arizona, serta
beberapa telah menderita di China karena berlatih Falun Gong.
Tujuannya adalah menyakinkan Xi dan pemimpin lain untuk
menghentikan penganiayaan yang termasuk di dalamnya penyiksaan,
pengambilan organ dan kamp kerja paksa, serta meminta
pertanggungjawaban mereka yang terlibat.”
‘Kami ingin Presiden Obama untuk mempertimbangkan HAM dalam
pembicaraan dengan Presiden Xi,’ kata Jiang, yang datang dari San
Fransisco.”
Laporan itu menyatakan bahwa seorang praktisi lain, Dafang Wang,
yang juga dari San Fransisco, berkata adik perempuan dan abangnya
ditahan dan disiksa karena berlatih Falun Gong di China 12 tahun
lalu. Adik perempuannya disiksa hingga meninggal dunia setelah
empat bulan di kamp kerja paksa dan abangnya masih di
penjara.
“Adik perempuan saya sangat, sangat ramah. Ia selalu ingin menjadi
orang baik tetapi telah dibunuh karena keyakinannya,” kata
Wang.
Wang berkata para penjaga menggunakan tongkat listrik untuk
menyetrumnya di pusat tahanan Beijing, tetapi akhirnya bisa keluar
dengan bantuan suaminya dan seorang penjaga yang bersimpati pada
Falun Gong. Ia mendarat di AS dengan visa turis kemudian meminta
suaka.
“Saya ingin memohon kepada Obama dan Xi untuk mengakhiri
penganiayaan ini di China. Ada banyak kasus seperti keluarga, abang
dan adik saya, terjadi setiap hari,” katanya.
KMIR TV
Pada 6 Juni, KMIR TV melaporkan sekelompok praktisi Falun Gong
berkumpul di luar Sunnylands untuk memprotes selama kunjungan
Presiden Xi Jinping, karena pemerintah China secara sistematis
membunuh pengikutnya dan hendak membasminya.
Falun Gong menjadi sangat popular pada 90-an, membuat presiden
waktu itu Jiang Zemin melancarkan penganiayaan di mana ribuan orang
tak bersalah telah terbunuh.
Reporter mewawancarai korban penganiayaan yang selamat Ma Chunmei,
yang menggambarkan kesengsaraannya:
“Saya mengalami tiga hari tidak boleh tidur. Mereka mencekoki saya
ketika saya melakukan mogok makan dengan selang karet dan darah
berceceran di mana-mana.” Ma berkata bahwa ia diculik dua kali dan
dimasukkan ke kamp konsentrasi di mana ia mengalami hal tak
terbayangkan, seperti digantung lengannya, kaki tergantung di
udara.
“Falun Gong percaya pada Sejati, Baik dan Sabar dan itu kebalikan
dari apa yang rejim komunis percaya di China,” kata Ma.
Ma berkata bahwa dua presiden ini bertemu di AS adalah kesempatan
baik untuk membuat perubahan, karena negara ini membela demokrasi
dan kebebasan. “Saya sungguh hendak Presiden Obama menjunjung
prinsip-prinsip itu dan mendesak Presiden Xi Jinping menghentikan
penganiayaan terhadap Falun Gong.”
Koran The Desert Sun
Pada artikel 7 Juni di The Desert Sun melaporkan sekitar 100 orang,
semuanya berpakaian kuning, berkumpul untuk menunjukkan dukungan
mereka kepada Falun Gong, sebuah latihan spiritual yang dilarang
oleh pemerintah China pada 1999. Alih-alih berteriak-teriak,
kelompok itu melakukan latihan meditasi yang merupakan inti dari
keyakinan mereka.
“Lear Zhou, 39, berasal dari Shanghai tetapi pindah ke San
Fransisco dua tahun lalu, berkata ia bergabung dengan pemrotes
karena pemerintah China telah memenjarakan empat teman-temannya
karena keyakinan pada Falun Gong. Salah seorang temannya begitu
rapuh hingga meninggal dunia segera setelah dibebaskan dari kamp
kerja paksa.”
“Adalah penganiayaan yang menyebabkan kematiannya,” kata Zhou
sambil berjalan sepanjang Jalan Bob Hope, bersiap untuk melakukan
protes.
Artikel ini juga menjelaskan bahwa menurut laporan yang dikeluarkan
oleh Komisi Kebebasan Kepercayaan Internasional AS, lebih dari
3.500 praktisi telah meninggal dunia akibat penganiayaan selama 14
tahun terakhir. Depnagri AS menyatakan paling tidak setengah dari
jumlah tahanan resmi di kamp kerja paksa China adalah praktisi
Falun Gong.
“Baru-baru ini, pemerintah China telah berulangkali dituduh
mengambil organ dari tahanan Falun Gong. Selama konferensi pers
Kamis, perwakilan dari Doctors Against Force Organ Harvesting (Para
Dokter Menentang Pengambilan Organ Paksa), Dr. Dana Churchill,
berkata Falun Gong adalah korban dari genosida.” menurut laporan
itu.
“Ini salah satu tindakan paling jahat yang pernah dilakukan. Ini
adalah membunuh orang karena kepercayaan spiritual mereka dan
pengambilan organ dari orang yang masih hidup,” kata
Churchill.
Sumber: Minghui.org, Los Angeles Times, KESQ TV, KMIR TV, The
Desert Sun
Chinese version click here
English
version click here