Ketika Li Zhengxun dari Desa
Lijia sedang berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong,
polisi dari kantor polisi setempat menangkapnya. Mereka membawanya
ke Pingdu, di mana dia masih ditahan sampai sekarang.
Sheng dan Qu Yuanzhi, keduanya
berasal dari Kota Zhugou, mereka pergi ke Kecamatan Jiudian di Kota
Pingdu untuk membagikan brosur Falun Gong. Sekitar pukul 5 sore,
mereka berbicara dengan seorang pemuda di Desa Zhangjia dan
memberinya brosur. Pemuda itu meminta brosur lain dan kemudian
menghubungi Kantor Polisi Jiudian untuk melaporkannya. Lima petugas
dari Kantor Polisi Jiudian menangkap Qu serta Sheng dan membawa
mereka ke Kantor Polisi Jiudian.
Keluarga mereka mendengar tentang penangkapan tersebut dan pergi
untuk meminta polisi agar melepaskan mereka. Pihak keluarga tidak
diizinkan bertemu dengan mereka. Mereka menunggu di luar sampai
tengah malam berharap bisa bertemu dengan anggota keluarga mereka
yang ditahan. Pada tengah malam mereka pulang, tapi kembali
keesokan harinya pada pukul 7 pagi. Petugas Kantor Polisi
Jiudian mengatakan kepada mereka bahwa wanita-wanita itu telah
dikirim ke Kota Pingdu malam sebelumnya, yang mana hanyalah sebuah
kebohongan.
Di kantor polisi, Qu Yuanzhi merasa pusing dan tidak enak badan.
Kantor polisi menolak melepaskannya. Pukul 9 pagi keesokan harinya,
setelah keluarga Qu sudah meninggalkan kantor polisi, wanita-wanita
itu dibawa ke Kantor Polisi Kota Pingdu.
Tidak lama kemudian, petugas Kantor Polisi Kota Pingdu membawa
Sheng ke Pusat Penahanan Jimo di Qingdao. Mereka membawa Qu ke
Rumah Sakit Umum Pingdu untuk menjalani pemeriksaan. Kemudian
mereka membawanya ke Pusat Penahanan Pingdu, memberitahunya bahwa
dia akan berada di sana selama 15 hari. Mereka menyita semua barang
pribadinya dan menyuruhnya untuk meminum beberapa obat dan
menandatangani beberapa formulir, tapi dia menolak permintaan
mereka.
Qu Yuanzhi, di usia 40-an, memiliki banyak masalah kesehatan
sebelum berlatih Falun Gong. Dia sering pingsan dan karena itu
tidak bisa tahan melakukan pekerjaan apa pun untuk waktu yang lama.
Setelah berlatih, dia cepat pulih dan kemudian bisa bekerja di mana
pun.
Setelah ditahan secara ilegal, dia melakukan mogok makan. Dia
menjadi sangat lemah. Pada pagi hari tanggal 26, dia mengatakan
kepada petugas jaga bahwa dia merasa sangat lemah. Mereka
membiarkan suami dan putranya menjemput dan membawanya
pulang.
Setelah pulang ke rumah, Qu dan suaminya pergi ke kantor polisi
untuk mengambil barang-barang pribadinya. Cui Jiwei, direktur di
kantor tersebut, sedang tidak ada. Dompet dan ponsel Qu berada
dalam laci yang terkunci, dan tidak ada orang lain yang bisa
mengambilnya. Polisi meminta mereka untuk kembali keesokan harinya,
untuk mengambil barang-barangnya.
Mereka mengatakan bisa diambil di hari berikutnya, tapi kemudian
diberi alasan lagi. Kemudian polisi mengatakan kepada suami Qu
bahwa dia harus membayar biaya hidup saat dia ditahan. Hal ini
membuatnya marah. Bagaimana mereka bisa meminta hal seperti itu,
ketika dia tidak melakukan kesalahan apapun dan mereka bahkan tidak
mengembalikan barang-barangnya? Dua ponsel, uang tunai, kartu bank,
juga tasnya belum dikembalikan padanya.
Pada tahun 2012, polisi di Pingdu menangkap praktisi Falun Gong
yang berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong. Dua belas
praktisi dihukum dan dikirim ke kamp kerja paksa.
Kantor Polisi Jiudian: Cui Jiwei, direktur: +86-13370818885
(selular)
Kantor 610 di Pingdu, Zhang Jinrong, : 86-13953216049
(selular)
Zhao Wubin, kepala bagian: 86-15253263357 (selular), +86-
532-87339058 (selular)
Liu Jie: 86-15866870870 (selular)
direktur Tang Longwen: Kantor Polisi Pingdu 86-13606306367
(selular), 86-53266587001 (kantor)
Tim Keamanan Nasional: Mo Zhuping: +86- 53266587129 (kantor),
86-13806395321 (selular), 86-53287358369 (rumah)
Chinese version click here
English
version click here