(Minghui.org) Hari Minggu tanggal 21 Juli 2013, ratusan praktisi Falun Dafa Bali mengadakan kegiatan di Pantai Legian Kuta. Kegiatan dimulai pukul 15.00 dengan latihan gong bersama di tepi pantai. Seragam warna kuning, putih dan biru nampak menyelimuti sore itu. Barisan yang panjang dengan warna-warni cerah menarik perhatian pengunjung pantai. Sebelum acara dimulai sempat hujan disertai angin mengguyur lokasi.
Prosesi pawai di tepi Pantai Legian Kuta
Kegiatan pawai dimulai pukul
16.30 mengambil rute sepanjang pantai Legian ke Selatan dan
Barat dengan beberapa kelompok seperti: Tian Guo Marching Band
memimpin barisan, disusul spanduk seruan hentikan penindasan dan
foto-foto praktisi yang meninggal karena dianiaya di China,
panji-panji dan spanduk Sejati-Baik-Sabar, kemudian barisan
genderang pinggang. Suara marching band disusul oleh barisan
warna-warni dan gemuruh genderang pinggang dengan ciri Tiongkok
membuat wisatawan yang berjemur dan bersantai berdiri, ada yang
mengambil ponsel, kamera dan camcorder mendekati prosesi yang
sedang lewat di depannya. Semua mata tertuju pada prosesi yang
sedang melintas di depannya. Seorang wisatawan dari Brasil berkata
kepada praktisi, ”Saya suka dengan marching-nya.”
Disamping kegiatan pawai bersamaan juga team klarifikasi fakta
menyebarkan brosur dan mengumpulkan tandatangan petisi “hentikan
pengambilan organ paksa dari praktisi Falun Gong yang masih hidup
di China”. Petisi dilakukan di tepi jalan dengan memajang gambar
pengambilan organ serta gambar lainnya yang berhubungan dengan
penganiayaan. Banyak wisatawan yang lewat memberikan dukungan
tandatangan dan memberi komentar seperti “Hentikan penindasan”,
“Damai dan tanpa kekerasan”, dan banyak lagi dalam bahasa inggris.
Beberapa wisatawan segera menandatangani di punggung praktisi.
Dukungan antusias dari penonton memberi semangat team klarifikasi.
Komentar lain seperti: “Saya mau menandatangani ini karena
menyangkut nyawa, tentu saja saya mau, kenapa tidak”.
Wisatawan menandatangani petisi memberi dukungan
Team yang mengklarifikasi fakta
dengan brosur dan lotus kertas menyebar di seputar acara dan
mengikuti prosesi pawai sepanjang pantai. Ada seorang wisatawan
tidak percaya apa yang dia dengar dari praktisi tentang pengambilan
organ praktisi yang masih hidup di China. Praktisi dengan sabar
menjelaskan dan memberikan link beritanya di website agar dia dapat
melihat lebih jauh.
Media cetak lokal mewawancarai koordinator acara seputar
Falun Dafa, Penganiayaan di China, pengambilan organ praktisi yang
masih hidup, serta maksud dan tujuan acara ini.
Media cetak mewawancarai koordinator acara
Setelah matahari terbenam dilanjutkan dengan acara nyala lilin bersama sambil memegang foto-foto praktisi yang dianiaya sampai meninggal di China. Model huruf dengan nyala lilin bertuliskan “Stop Persecution of Falun Gong in China” menghakhiri kegiatan seruan tersebut. Puisi pujian dan hormat kepada Dafa serta praktisi yang berkorban demi membuktikan kebenaran Dafa berkumandang mengiringi nyala lilin di malam itu. Banyak wisatawan yang mengabadikan momen ini dan ikut berpose di depan lilin.
Foto praktisi yang meninggal dan seruan “Hentikan Penganiayaan
Falun Gong di China”