(Minghui.org) Dari dalam Fa kita semua mengetahui, kehidupan di dalam triloka semua terendam di dalam Qing (perasaan), dan awalnya kultivator yang mempunyai tekad berkultivasi keluar dari triloka, juga sering terlihat sudah sangat tua, masih belum lepas dari Qing, sehingga membuat langkah gigih maju terhambat, mengasihiani diri sendiri, menganggap diri sendiri terpelajar, badan sehat tapi berkeluh-kesah di dalam hati, dan terbenam di dalam tingkat berkhayal.
Guru pernah mengatakan,
“Penampilan terbesar dari Shan adalah belas kasih.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa Washington D.C. 2009)
Orang demikian apabila membantu
orang adalah tanpa pamrih, berbeda dengan Qing, di dalam Qing
terdapat Shan, juga terdapat bagian egois, Shan yang demikian
membantu orang adalah mengharapkan balasan. Ketika sekali merasa
diri sendiri telah berbuat banyak tapi yang di dapatkan tidak
sesuai dengan harapan, maka dalam hati akan merasa kecewa, jadi
dari cinta berubah menjadi benci. Qing keluarga dan Qing
pria-wanita semua sama, manusia biasa ketika mencurahkan perasaan
kepada orang lain, maksud tujuannya adalah sangat kuat. Kata-kata
omelan dan keluhan selama ribuan tahun semua adalah sama, awalnya
saya sangat baik terhadapnya, ternyata dia demikian terhadap
saya.
Karena di dalam perasaan Qing terkandung keinginan memperoleh, maka
secara alami akan, “Berharap mendapatkan kebahagiaan,” dan
“Berharap tidak mendapatkan penderitaan.” Ketika muncul keinginan
memperoleh, adalah suatu kebocoran, karena ada prinsip Fa yang
mengekang, “’Yang tidak kehilangan tidak akan memperoleh,’ (Zhuan
Falun)” kehidupan yang masih memliki keinginan memperoleh
tingkatnya adalah terbatas, yang didapatkan Buddha atau iblis, yang
didapatkan orang budiman atau orang licik, jika diri sendiri berada
di dalam Qing tidak akan bisa membedakan secara jelas.
Kecenderungan Kebiasaan Memperoleh Manfaat
Selalu berkeinginan agar orang lain baik terhadap diri sendiri
adalah tidak rasional, misalnya dalam pengertian perasaan, tidak
peduli bagaimana orang tua baik terhadap anak, anak tetap
menganggapnya itu adalah sebuah keharusan, bahkan sekali saja
merasa orang tua mengabaikannya, dia menjadi benci, dia beranggapan
orang tua seharusnya baik terhadap dirinya, tentu saja, baik
terhadapnya puluhan tahun, hanya sekali kurang memperhatikan, dia
lalu membenci orang tuanya. Contoh Qing pria-wanita juga ada yang
demikian, istri ulang tahun, suami menghadiahkan kado secara
mendadak untuk menyenangkan istri. Merasa sangat bagus, namun jika
istri dari jauh-jauh hari sudah membuat syarat suami harus membeli
apa untuknya, apabila yang di beli tidak membuatnya puas, lalu
bertengkar dengan suami. Hal yang sama namun hasilnya berbeda.
Karena manusia memiliki keinginan memperoleh, sehingga membuat
dirinya merasa tidak bahagia dan sempurna, keterikatan memperoleh
ini akan semakin bertambah kuat, itu adalah serakah.
Jadi seorang yang tidak pernah merasa puas, tidak memiliki istilah
membalas budi. Dalam hati dia merasa Anda berhutang padanya, apa
pun yang Anda berikan, dia masih merasa kurang, bagaimana bisa
memahami utang budi. Qing keluarga dan Qing pria-wanita perwujudan
antara budi dan benci kebanyakan adalah demikian. Bukankah
kultivator juga ada yang demikian, membuat syarat terhadap Guru,
menuntut bagaimana cara Guru harus menyelamatkan dirinya.
Berkhayal Kebahagiaan Secara Berlebihan
Membicarakan dari tingkat kehidupan manusia, ketika orang tidak
bisa mengontrol perasaan dan emosi, sering kali adalah dikendalikan
oleh Qing. Manusia biasa yang belum mempunyai pasangan, namun di
dalam hati kecil selalu mendambakan nanti akan memperoleh seorang
kekasih yang saling mencinta, diri sendiri bagaimana melindunginya
atau dia melindungi dirinya. Saat setelah pernikahan, setiap
kata-kata yang meluncur keluar adalah kesal terhadap suami,
istrinya bagaimana tidak baik, terutama ibu yang mempunyai
anak.
Itu karena diri sendiri berpikiran muluk-muluk terhadapnya,
sebenarnya kehidupan duniawi semua adalah hambar, bahkan semua
kebanyakan penuh kesengsaraan. Di dalam kehidupan kesengsaraan,
orang demi memperkaya perasaan bahagia, melalui tulisan yang penuh
perasaan cinta atau adegan drama percintaan untuk mengekpos keluar
sisi keindahan percintaan, menganggap keindahan yang sekejab
sebagai peringatan dan merindukannya. Di dalam perasaan hati yang
terluka, akan mengenang salah satu masa lalu yang indah yang hanya
sekejab itu, mendengar lagu sedih percintaan untuk menghibur diri.
Kebahagiaan di dalam film drama percintaan adalah dibuat
berdasarkan khayalan dan nafsu birahi. Banyak sekali pria dan
wanita menganggap novel dan drama percintaan yang bahagia sebagai
standar percintaan dirinya yang akan datang. Seorang manusia biasa
jika ditanya apa itu kebahagiaan, dijamin pikirannya segera mencari
salah satu adegan drama percintaan.
Dia akan menggunakan perasaan bahagia palsu yang kental untuk
dijadikan perbandingan apa yang dialami dirinya, ternyata banyak
yang tidak bisa memuaskannya. Melihat pasangannya mengapa tidak
seperti yang diinginkan. Wanita yang memiliki pikiran
kekanak-kanakan seperti itu sangat banyak, merasa mencari
seorang pria harus memiliki dasar materi baru bahagia, yang
banyak uang tetapi terlalu tua, mencari yang muda kurang matang,
mencari yang matang merasa tidak bisa berbicara manis merayu yang
membuatnya senang, mencari yang semua sesuai selera tetapi tidak
bisa melakukan pekerjaan rumah. Pokoknya ada kebiasaan memilih yang
tidak habis-habis, pokoknya memilih ini-itu masih merasa tidak
mendapatkan yang terbaik. Qing, diri sendiri sebenarnya
menginginkan apa, semua manusia belum tentu jelas.
Di atas adalah dilihat dari sisi khayalan Qing, sebenarnya ingin
melihat jelas Qing dalam triloka, harus berkultivasi
menghilangkannya baru bisa melihat dengan jelas “Tidak bisa melihat
jelas, karena berada di dalamnya, jika ingin melihat jelas harus
berada di luar), memang benar demikian.
Tidak Melepaskan Qing Pria-Wanita, Dalam Hati Pasti Ada
Standar Idaman Lawan Jenis
Puluhan tahun diduniawi yang pendek selalu tidak bisa menahan
sendirian dan kesepian, tidak mencapai taraf hati bersih tanpa
keinginan, dalam jalur kultivasi sekali bertemu lawan jenis yang
dikagumi, manusia selalu akan merasa lawannya adalah cinta
sejatinya. Sebenarnya, semua karena tidak mendapatkan lawan jenis
yang diinginkan, dalam hati lalu membumbui dalam khayalan,
berkhayal berlebihan terhadap lawan jenisnya. Beberapa pria dan
wanita yang berpendidikan tinggi, bermain-main di dalam permainan
kata indah terhadap idolanya. Jika benar-benar tinggal bersama,
barangkali akan berpisah dengan perseteruan. Jika benar mendapatkan
pasangan yang sesuai selera, setelah mendapatkannya juga hanya
merasa segar beberapa hari. Keingianannya telah tercapai, setelah
merasa biasa, juga akan demikian lagi, sekali lagi menemukan
lainnya, merasa baik lalu akan berkhayal lagi.
Selalu setelah mendapatkan wijen merasa tidak puas lalu bermaksud
mendapatkan semangka, setelah mendapatkan semangka, karena
semangka, “lebih berat,” lalu ingat kembali kelebihan wijen yang
“ringan.” Apabila manusia tidak melepaskan Qing keinginan
memperoleh, selalu berkhayal, satu lagi pasti lebih bagus,
berkhayal dengan standar tinggi terhadap lawan jenis. Saya percaya
yang pernah beberapa kali berhubungan dengan wanita, pasti akan
mempunyai sebuah buku kesimpulan, di dunia sama saja tidak ada yang
bagus. Berbicara dari tingkat kultivasi, manusia merasa paling
cocok, hanyalah bagus ditingkat manusia saja, apa yang disebut
paling bagus juga tidak melebihi taraf manusia.
Pria Berkultivasi yang Paling Utama adalah Melepaskan
Nafsu
Berbicara dari sisi kultivator pria, benar-benar berkultivasi
menghilangkan nafsu baru paling krusial, karena pria tidak ada
perasaan mengandalkan wanita, ketika terluka juga tidak akan
mencari wanita untuk menghiburnya. Ketika diri sendiri memutuskan
tidak berdekatan dengan nafsu seks, sejak itu tidak akan
menggunakan kemampuan di sisi nafsu seks, kehidupan yang tersisa
sudah akan sangat sederhana, bisa bertahan hidup untuk berkultivasi
sudah cukup. Tuntutan standar kehidupannya sangat rendah. Apa yang
disebut dengan pengejaran nama, keuntungan semua tidak ada artinya,
apa yang disebut keinginan pamer adalah sangat lemah, sudah tidak
ada pikiran mau mendapatkan perhatian dari lawan jenis supaya
berkesan baik terhadapnya. Banyak keinginan, karena memutuskan
nafsu seks akan terceraiberaikan.
Ada yang ingin mencari pasangan atau menikah, saya katakan coba
Anda menggali-gali hati diri sendiri, apakah Guru ada mengatur
jalan yang demikian? Apa muksud tujuan Anda mencari pasangan atau
menikah? Menikah bisa menyelesaikan masalah Anda yang mana?
Yang merasa tidak puas terhadap pernikahannya, Anda bercerai lalu
masalah apa yang Anda selesaikan?
Banyak persyaratan untuk berkeluarga Anda sendiri tidak tersedia,
percuma saja Anda berpikir banyak. Dan pada saat sekarang, karena
mengerti tuntutan prinsip Fa, juga tidak berani berbuat kesalahan
terhadap hal pria-wanita, namun tidak sanggup mencapai sama sekali
terlepas dari nafsu seks, jadi sangat mudah hatinya dikendalikan
nafsu seks. Ketika muncul keinginan untuk berkeluarga, segera sudah
tidak bisa menahan keinginan untuk hidup berkeluarga secara normal.
Keinginan hati tercuat keluar, lalu mencari alasan untuk menonton
film porno, secara buatan menambah materi pikiran di sisi nafsu
seks. “Nafsu keinginan seks” mengendalikan orang menonton video
porno memperkuat materi kehidupan nafsu seks. Apabila keinginan
nafsu seks tidak terputus, diri sendiri juga masih memelihara dan
membesarkannya.
Organ seks pria sebenarnya tidak sepenuhnya dikendalikan oleh jiwa
prima, dalam proses menghilangkan nafsu seks, diri sendiri akan
bisa merasakan, seringkali ada respon fisiologis, bukan instruksi
jiwa prima diri sendiri. Dalam proses kultivasi secara nyata
menghilangkan nafsu seks, seharusnya bisa merasakan itu, tetapi itu
bukan penyakit namun disebut penyakit seks pria.
Saya sendiri juga bertemu dengan orang yang mempunyai hati ini,
rekan praktisi pria bermaksud mencari rekan praktisi wanita, merasa
bagaimana juga praktisi lebih bersih dari manusia biasa. Dan ada
rekan praktisi wanita bermaksud mencari rekan praktisi pria, merasa
dia berkultivasi dengan baik tidak ada masalah nafsu seks
pria-wanita. Sebenarnya hati seorang kultivator kadangkala sama
seperti hati manusia biasa.
Dalam ceramah Fa Guru mengatakan:
“Anda ingin mencari seorang gadis yang murni, gadis suci sudah sangat sulit.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa New York Tahun 2007)
Lingkungan di Daratan China sudah
demikian, semua wanita demikian, yang pria sudah lebih rendah lagi.
Sekarang benda-benda porno sangat banyak, suami manusia biasa yang
bernafsu seks berat, bisa menarik wanita yang berkultvasi jatuh
terperosok ke bawah. Apa yang disebut penelitian kehebatan teknik
bermain seks, membuat kultivator sama sekali sudah tidak memiliki
perasaan sakral lagi. Sekarang rekan praktisi wanita yang bermaksud
mencari dan menikah dengan manusia biasa, Anda sendiri harus sadar,
harus bertanggung jawab terhadap lingkungan kultivasi diri sendiri.
Membicarakan pasangan pria bukan hanya sesederhana bergandengan
tangan.
Tidak Memiliki Qing Hanya Belas Kasih Bagaimana
Rasanya?
Tanpa nafsu dan tanpa berkeinginan memperoleh adalah paling bebas,
di luar bertemu dengan orang apa dan masalah apa, hati diri sendiri
tetap tidak tergerak. Dan sebaliknya tercemar sedikit hal, diri
sendiri bertambah sebuah tanggung jawab harus memerhatikannya
dengan baik, tanggung jawab terhadap keluarga dan masyarakat semua
berdatangan. Itu karena disebabkan oleh tingkat pasangannya,
memerhatikannya tidak mungkin mencapai taraf tinggi sampai tanpa
egois dan demi dia, harapan wanita agar suami atau anaknya menjadi
naga dilimpahkan secara paksa kepada suami atau anak untuk
diwujudkan, apabila tidak menerima konsep manusia ini, pasangan
akan selalu merasa tidak senang, kata omelan dan menyalahkan akan
masuk telinga mulai dari tidur hingga hari kedua saat mata masih
belum terbuka. Hidup di satu atap yang sama, berhadapan dengan hati
manusia yang demikian adalah tidak bisa terelakkan. Masalah
keluarga semacam ini, bukanlah ketika sendirian, hati tidak
tergerak baru bisa diselesaikan, diri sendiri harus memiliki taraf
toleran xinxing (kualitas watak) yang super besar, dari bimbingan
pemahaman prinsip Fa yang belas kasih menyadarinya. Fakta
membuktikan, belas kasih waktu itu hanya bisa berperan sebentar,
setelah lewat beberapa waktu kembali seperti sediakala, bagaimana
juga hati manusia adalah mengandalkan diri sendiri berkultivasi
menghilangkannya. Karena hati manusia belum dihilangkan, maka hati
manusia yang diekspos keluar oleh Guru akan sering kambuh
berulang-ulang, dan dimaafkan berulang-ulang kali, berulang-ulang
tiada henti.
Manusia Seperti Ikan, Qing Seperti Air
Ketika memahami prinsip ini, namun dalam hati masih berpikiran
kacau balau. Kita bicara dari kekuatan materi ini, mikro sel
partikel tubuh manusia semua terendam di dalam partikel Qing,
contohnya ikan hidup di dalam air. Anda mau ikan beradaptasi ke
kondisi daratan tanpa air, adalah sangat menderita. Membutuhkan
sedikit demi sedikit menggunakan Fa untuk meluruskan setiap
pemikiran, tutur kata dan prilaku.
Bermeditasi pikiran tidak tenang, sembarangan berpikir di dalam
Qing, itu karena dikendalikan oleh kekuatan partikel Qing yang
menggerakkan pemikiran kita. Seperti kekuatan arus aliran air, yang
memimpin ikan berenang, kelihatannya adalah ikan sendiri yang
berenang, sebenarnya adalah terbawa arus air. Pikiran manusia tidak
pernah menjadi tuan bagi dirinya sendiri. Hati benar-benar tanpa
pikiran macam-macam, akan mencapai taraf sekali tidak bergerak bisa
mengatasi puluhan ribu yang bergerak. Hati diri sendiri murni
sampai taraf unsur gangguan apapun tidak bisa menggoyahkan.
Sebaliknya dalam hati semakin terikat, pasti suatu ketika akan
kehilangan akal sehat, itu akan menimbulkan banyak hati manusia.
Misalnya sebuah keluarga dan pernikahan yang baik, diri sendiri
merasa sangat menyayangi, tetapi ketika diri sendiri terlalu
terikat, tidak bisa melepaskan hati. Ketika bermeditasi selalu
teringat baru-baru ini suami atau istri atau pasangan
mengatakan apa, berjalan bersama dengan siapa, dia lebih baik
dengan dia daripada saya. Bermacam-macam kecurigaan dan merasa
tidak tenang, dengan pikiran yang demikian apa yang bisa dihasilkan
dari latihan?
Diri sendiri harus memahami dari prinsip Fa, apa yang diinginkan
seseorang adalah kebebasan, Anda suka atau peduli dengan siapa,
hari ini suka apa, besok suka apa, semua adalah kebebasan, juga
tingkatan dia yang menentukan, diri sendiri berdasarkan prinsip Fa
secara belas kasih menasehati pasangan jangan melakukan sesuatu
tindakan atau pernikahan yang bertolak belakang dengan logika,
namun apakah dia mau mendengar atau tidak adalah masalah xinxing,
masalah xinxing pasangan bukanlah kita yang menentukan, diri
sendiri merasa gelisah dan cemas juga tidak ada gunanya, lebih baik
sama sekali tidak usah memikirkannya. Bentuk apa saja selalu tidak
bisa mengoyahkan keteguhan hati untuk berkultivasi.
Apabila kekuatan lama menggunakan pernikahan keluarga untuk
menghancurkan siapa saja, adalah sangat mudah seperti membalikkan
telapak tangan. Seorang kultivator yang sangat mantap, baru akan
bisa membuat seluruh lingkungan berjalan searah dengan xinxing diri
sendiri, baru bisa mencapai meluruskan semua yang tidak lurus di
medan diri sendiri, baru bisa berefek “’Cahaya Buddha menerangi
seluruh penjuru, menegakkan kebenaran memberi penerangan.’ (Zhuan
Falun)” Dan orang yang kultivasinya tidak mantap, dengan sendirinya
mudah terseret atau dikendalikan oleh lingkungan dan keluarga. Pada
dasarnya pondasi kultivasinya kurang bagus, ditambah lagi
lingkungan belajar Fa dirusak, benar-benar langsung jatuh ke
bawah.
Jangan Sembarangan “Merasa Iba”
Dalam masyarakat sekarang banyak wanita yang menjadi nyonya kedua,
istri muda, wanita bar, wanita yang semacam ini, juga selalu
berkeinginan setelah mendapatkan uang cukup, mau mencari pria untuk
menikahinya. Kultivator jangan karena nafsu dan hati lain bercampur
aduk menerima orang yang seperti itu. Anda berpikir timbul hati
belas kasih menerimanya, orang-orang melihat pilihan Anda karena
dikendalikan oleh nafsu seks dan pikiran tidak jernih, dalam hati
mendambakan orang akan merasa berhutang budi pada Anda, menganggap
pasangan nanti akan bersama-sama melewati hari-hari yang
bahagia.
Dua orang tumbuh dalam lingkungan yang berbeda, konflik keluarga
adalah tidak terhindarkan. Manusia biasa mengatakan: “Ayam rumah
berkelahi sampai seluruh rumah kacau balau, ayam hutan berkelahi
sampai beterbangan.” Wanita yang mempunyai latar belakang demikian,
bilamana keluarga terjadi konflik, dia akan mengisahkan semua
kekesalannya pada teman atau keluarganya, mungkin akan meminta
teman membantunya. Dan wanita yang dalam jangka panjang selalu
berhubungan dengan pria, ketika keluarga terjadi konflik, dia akan
mencari pria lain untuk mendapatkan apa yang disebut menghibur diri
sendiri. Dan kebiasaan selalu mendapatkan uang dengan mudah dan
menghabiskannya dengan cepat, tidaklah akan betah bersama-sama
melewati gelombang kehidupan.
Dengan Membawa Khayalan Keindahan
Dengan hati manusia selalu berkhayal berharap nanti akan
mendapatkan sebuah kebahagiaan, dan lain-lain, semua adalah
khayalan, selemari angan-angan, semua adalah tidak nyata. Diri
sendiri harus melihat dengan jelas dan melepaskan penderitaan
duniawi.
Menggunakan sepotong Fa Guru, Berbagi dengan kita semua:
“Bagi seorang manusia, apa arti dari hidup ini? Adalah menikmati sensasi dari proses kehidupan manusia di tengah keterikatan pada kepentingan, serta terjerembab di dalam Qing. Coba anda sekalian pikirkan betapa menyedihkan? Bagaimana rasanya? Setelah mendapatkan sesuatu merasa senang, tidak mendapatkan merasa pedih, makan daging terasa sedap, makan gula-gula terasa manis, namun di dunia juga ada kesusahan, ada kepedihan, ada pahit getir, masih ada sensasi dari orang berusia muda yang disebabkan oleh keterikatan pada hubungan perasaan, juga ada sensasi dari orang yang berbeda tingkatan terhadap pengejaran, perolehan dan kehilangan dari diri sendiri di dalam jalan hidupnya, sedangkan perolehan dan kehilangan semacam ini juga bukanlah sesuatu yang dapat diperoleh secara proporsional dengan upaya diri sendiri yang sungguh-sungguh. Manusia memang demikianlah hidup di dunia, betapa menyedihkan wahai manusia, namun manusia malah tidak dapat melihat jelas di tengah apa yang disebut realitas, juga tidak ingin melihatnya dengan jelas.” (Penguraian Fa pada Konferensi Praktisi Wilayah Asia Pasifik)
Prinsip sepertinya setumpuk,
sebenarnya semua berasal dari kultivasi secara nyata, semua pasti
akan mengerti. Harus menggunakan seluruh kehidupan untuk
berkultivasi secara nyata, jangan berhenti di Qing yang tidak nyata
dan dalam khayalan memboroskan waktu diri sendiri.
Pemahaman diri sendiri, karena tingkat terbatas, jika ada yang
kurang harap dengan belas kasih menunjukkannya.