Dalam rangka untuk meningkatkan
diri, saya harus mematuhi dua hal. Salah satunya adalah tidak hanya
meningkatkan jumlah waktu yang saya habiskan untuk belajar Fa,
tetapi juga untuk belajar dengan pikiran fokus. Saya harus
memastikan memahami semua yang saya baca pada permukaan, disamping
mencoba memahami makna lebih dalam di balik setiap karakter atau
kalimat. Ketika kita sampai pada tingkat yang lebih tinggi, para
Dewa, Buddha, dan Tao di balik Fa akan mengungkapkan makna yang
lebih dalam bagi kita. Ini bukan sesuatu yang kita bisa pahami
dengan sengaja menggali ke permukaan makna dari kata-kata
tersebut.
Hal lain adalah mencari ke dalam dalam kehidupan kita sehari-hari.
Ketika saya memeriksa diri atas masalah apa pun yang saya alami,
Guru tahu bahwa saya memiliki tekad untuk berkultivasi dan akan
memberi saya petunjuk.
Saya harus mencari ke dalam ketika saya terusik. Ada keterikatan
tertentu yang belum saya ketahui, tapi hal itu menyebabkan saya
merasa terusik. Ini adalah sesuatu yang harus saya temukan dan
singkirkan. Hanya dengan tetap tak tergerak saya bisa lulus ujian.
Juga, ketika karma pikiran muncul, kita harus mencoba untuk
menyingkirkannya dengan menolaknya dan mengubah konsep kita,
bukannya secara membuta mencari ke dalam.
Contoh
Suatu pagi ketika saya membuat sarapan, suami marah karena apa yang
saya masak terlalu sederhana dan membosankan. Dia pergi tanpa
makan. Dia sering membelikan saya buku masakan, menunjukkan bahwa
saya perlu meningkatkan keterampilan memasak saya. Seorang praktisi
pernah mengatakan kepada saya bahwa saya harus lebih peduli pada
suami dan memasak hidangan yang lebih baik. Namun, saya tidak
melihatnya demikian setelah mencari ke dalam. Keluarga saya tidak
kaya, dan masakan saya sama seperti kebanyakan ibu rumah tangga
lainnya. Sikap suami adalah refleksi dari keterikatan dan ujian
bagi saya. Saya menjadi marah, yang berarti bahwa saya harus
mencari ke dalam untuk mencari tahu keterikatan apa yang
menyebabkan saya marah. Saya seharusnya tidak dengan niat mencoba
untuk menyenangkan atau bersikap baik pada seseorang. Setelah saya
melepaskan keterikatan hati, suami berhenti mengomentari apa yang
saya masak.
Seorang praktisi seharusnya tidak pilih-pilih makanan. Saya yakin
saya tidak boleh terlalu khawatir untuk memasak hidangan tertentu,
melainkan hanya memasak apa yang tersedia. Setelah saya melepaskan
keterikatan terhadap makanan, saya melihat kekuatan Fa. Suami akan
makan apa pun yang saya masak. Jika saya tidak ingin daging,
keluarga saya akan memberi tahu saya bahwa mereka mual dengan
daging, dan saya tidak perlu memasaknya. Ketika saya mulai bisa
makan lagi, keluarga saya akan memilih-milih lagi. Mereka akan
mengatakan bahwa daging rasanya enak. Bagi praktisi yang paling
penting bahwa kita terus gigih dalam kultivasi. Jika saya
melakukannya dengan baik, lingkungan saya akan berubah.
Demikian pula, jika saya benar-benar bisa melepaskan keterikatan
pada keluarga dan berhenti mencemaskan orang tua dan anak-anak,
saya bersikap baik kepada semua orang di sekitar saya. Keluarga
saya tidak akan memusatkan perhatian mereka pada saya atau
menyalahkan saya karena tidak cukup peduli pada mereka. Fa serba
mampu dan bisa menyelesaikan semua masalah sepanjang kita
meningkatkan diri.
Bukan keahlian biasa
Saya merasa bahwa beberapa praktisi menyikapi mencari ke dalam
sebagai sebuah keahlian biasa dan sering jatuh ke dalam kebiasaan
terus-menerus mencari ke dalam. Sebagai contoh, keluarga praktisi A
mengatakan bahwa A tidak peduli pada mereka, sehingga A mulai
mencari ke dalam dan memutuskan bahwa ia harus lebih peduli pada
mereka. Pada akhirnya, A menghabiskan begitu banyak energi sehingga
keterikatan kepada keluarganya menjadi semakin besar. Saya tidak
mengatakan bahwa kita seharusnya tidak peduli pada keluarga kita,
karena Fa mengharuskan kita untuk menjadi orang baik. Jika kita
tidak melakukan sesuatu yang salah, kita seharusnya mencari ke
dalam dan melihat apakah kita telah tergerak oleh komentar manusia
biasa. Kita tidak harus melakukan segala sesuatu yang mereka
beritahu kita.
Kita tidak seharusnya mengutip kata-kata Guru di luar konteks.
Sebagai contoh, Praktisi B menderita sakit dan praktisi C dan D
pergi untuk melihat B. Setelah itu, C dan D mulai mencari ke dalam
dan melihat banyak kesalahan mereka dan menemukan banyak
keterikatan mereka. Entah bagaimana saya pikir mereka bingung kapan
mencari ke dalam dan kapan tidak. Di permukaan mereka tampaknya
telah menemukan banyak kekurangan. Namun, ketika kita mencari ke
dalam, kita harus melakukannya berdasarkan Fa bukan hanya
melakukannya untuk suatu tujuan. Jika kita terus-menerus digenggam
oleh sesuatu, itu juga merupakan keterikatan dan kita telah
beranjak dari ekstrem satu ke yang lain.
Ada satu masalah lain. Ketika seorang praktisi menderita kesusahan,
rekan lain cenderung menuduhnya tidak melakukan dengan baik.
Mungkin benar bahwa kejahatan tengah memanfaatkan celah praktisi.
Namun, bisa juga benar bahwa seorang praktisi yang gigih tengah
menjalani ujian. Setelah mengalami penderitaan tidak berarti
seorang praktisi tidak melakukan dengan baik. Mengomentari praktisi
lain sembarangan adalah tidak bertanggung jawab dan mengganggu
praktisi. Setiap orang menempuh jalan yang berbeda, dan kita tidak
pernah bisa menghakimi apa yang sebenarnya terjadi, dan kita tidak
dapat menentukan kebenaran dari berbagai hal. Kita seharusnya tidak
membuat komentar yang tidak bertanggung jawab.
Ketika kita belajar Fa dengan baik, kita dapat mencari ke dalam
berdasarkan Fa dan melakukan tiga hal dengan baik untuk
menyelamatkan lebih banyak makhluk hidup.
Di atas adalah pengalaman pribadi saya. Mohon tunjukkan yang
salah.
Chinese version click here
English
version click here