I. Cuci Otak, Tidak Boleh
Tidur dan Kerja Fisik yang Melelahkan
Pada 2004, praktisi ini ditahan di Divisi Tiga Masanjia dari Tim
No. 5. Tim dipimpin oleh Guan Liying dan kaki tangannya yang tidak
lagi berlatih Falun Gong di mana mengawasinya sepanjang hari.
Mereka meneriaki, menyiksa dengan hinaan, memfitnah dan berkomentar
sinis terhadapnya.
Karena ia bertahan dari cuci otak, tidurnya dikurangi. Segera
setelah menutup mata, mereka akan membangunkannya dan berkata,
”Tulis tiga sumpah melepaskan Falun Gong sehingga kami tidak
dikaitkan dan dihukum.” Selama 20 hari terus menerus, ia hanya
diperkenankan tidur tiga sampai empat jam setiap malam.
Pada Oktober 2004, tahanan kerja paksa mulai memanen jagung. Ini
pekerjaan melelahkan bahkan bagi pemuda yang sehat karena
intensitas tinggi kerja fisiknya. Guan dengan sengaja menggunakan
pekerjaan ini untuk mengoyahkannya karena ia telah bertahan dari
cuci otak sampai saat itu. Setelah memanen jagung, ia mengalami
sakit parah di tangannya dan pusing-pusing karena kesehatannya
sudah memburuk.
Ketika orang lain istirahat, ia dipaksa bekerja di ladang setiap
hari. Menahan sakit menusuk di lengan dan tangannya, ia menarik
bongkol jagung satu persatu. Pada malam hari, ia begitu kesakitan
hingga tidak dapat tidur. Lengannya begitu pegal sehingga hampir
tidak bisa diangkat. Jari-jarinya begitu kaku sehingga tidak dapat
mengepal. Punggungnya pegal dan kaku.
Akhirnya lengannya begitu sakit sehingga tidak dapat bekerja,
tetapi Guan memaksanya pergi ke ladang. Ia melakukan yang terbaik
untuk menahan sakit hingga dibebaskan pada April 2006. Lengan dan
tangannya hampir tidak berfungsi pada waktu itu. Tangannya sakit
bahkan ketika melakukan kerja ringan. Ia hampir tidak bisa
melakukan pekerjaan kecil seperti berpakaian sendiri, mencuci baju
atau menulis.
II. Ditahan di Kurungan; Masa Penahanan
Diperpanjang
Karena ia tidak memenuhi permintaan Guan, ia dipindahkan ke Tim No.
3. Ketua tim wanita, yang bernama akhir Dong, melakukan berbagai
masalah padanya. Ketika ia tidak dapat menyekop salju, Dong
meneriaki, memerintahkannya untuk menemui dokter tapi bayar sendiri
dan memperpanjang masa penahanannya.
Ia mempunyai seorang teman satu sel yang mengetahui bahwa ia adalah
pendatang baru di bagian ini, dan seorang manula yang menolak untuk
dicuci otak. Tahanan itu mengambil kesempatan ini untuk
mengincarnya pada suatu malam. Saat ia menyiapkan ranjang, tahanan
itu mulai menghinanya dan mereka saling berdebat. Pada malam itu,
penjaga yang bertugas adalah kepala divisi Li Yuming. Ketika Li
memanggilnya untuk datang ke kantornya, ia tidak datang. Li
memerintahkan dua penjaga pria untuk menyeretnya ke suatu ruang
gelap yang kecil. Li berniat menjadikannya sebagai contoh.
Ruangan di mana ia ditempatkan seukuran ranjang tanpa jendela.
Lantainya ditutupi selimut robek, ada kursi besi dekat tembok dan
sepasang borgol tergantung di kursi. Speaker ditaruh di
langit-langit, yang menyiarkan dengan suara sangat keras.
Makanannya hanya terdiri dari semangkuk sop sayur dan sepotong roti
basi. Penjaga terus menerus mengawasinya. Jika ia menolak makan, ia
akan dicekoki. Pada musim dingin ia kelaparan dan basah kedinginan
di situ. Ia ditahan di sel itu selama 20 hari.
III. Dipaksa Duduk di Bangku Plastik Kecil
Pada April 2005, praktisi tua ini dikirim ke pengawasan ketat di
Divisi ke-1, di mana praktisi Falun Gong yang teguh ditahan. Para
praktisi ini menolak mengenakan seragam kamp kerja paksa, bekerja
dan mengenakan tanda nama. Hari-hari mereka sangat susah. Penjaga
yang bertugas di kelompok ini adalah Zhang Lei. Zhang akan berjalan
di antara mereka, kadang menendangi mereka. Ia memaksa mereka duduk
di bangku plastik kecil untuk waktu yang lama. Bangku ini sangat
kecil dan keras. Duduk di situ untuk waktu lama akan menyebabkan
sakit yang amat sangat dan ngilu di tulang ekor. Akhirnya, kulit
seseorang akan menjadi hitam lebam di tempat posisi duduk bangku
plastik dan kadang kulitnya terluka.
Pensiunan guru ini tidak dapat tahan lagi dan berkata pada praktisi
lain, ”Memaksa kita duduk di bangku kecil ini adalah penganiayaan.”
Ia kemudian mengambil sejumput kecil kapas dan duduk di lantai.
Penjaga Zhang melihat hal ini. Ia mendatanginya, menendang kapas
itu, kemdian mendorong dan menyeretnya ke kantor penjaga. Di situ
ia memborgolnya ke pipa pemanas. Zhang berkata, ”Batang yang
menonjol keluar busuk duluan. Siapa yang menyuruh kamu memimpin?”
Dokter memeriksa kulitnya dan berkata ia tidak dapat duduk lagi di
bangku. Tetapi, setelah dokter pergi, Zhang masih memaksanya duduk.
Ia memandanginya dengan mata marah dan mengincarnya setiap
saat.
Suatu kali, penjaga menyeretnya ke gudang kamp dan memaksanya
menulis surat pernyataan untuk melepaskan Falun Dafa. Ketika ia
menolak, mereka menindihnya ke lantai. Ketika ia berusaha bangkit,
mereka akan mendorongnya ke lantai lagi. Ini di tengah musim
dingin. Mereka memaksanya berbaring di lantai sedingin es selama
setengah hari.
IV. Cekok Paksa secara Brutal
Di penjara ini tubuhnya menderita luka parah dan pensiunan guru ini
menjadi sangat lemat. Dua kali ia pingsan. Ini terjadi sekali
sewaktu ia ke ruang mandi. Setelah beberapa langkah ia jatuh
pingsan. Kali lainnya, dalam perjalanan ke WC, ia harus memegang
lengan praktisi lain. Ia mulai jatuh dan pingsan. Beberapa praktisi
membawanya ke ranjang.
Zhang Lei kemudian mencekok paksa terhadapnya, berkata ia pingsan
karena tidak mau makan. Beberapa penjaga memeganginya dengan kasar.
Mereka memegang tangan dan memencet hidung serta menutup mulutnya.
Ia tidak dapat bergerak atau bernapas. Ia bertanya-tanya apakah
mereka mencoba untuk membunuhnya dan meronta dengan segenap
kekuatan. Akhirnya, mereka merenggangkan pegangannya dan ia dapat
bernapas.
Ia terengah dan berkata keras, ”Apa yang kalian lakukan? Kalian
ingin mencekik saya?”
Seorang penjaga menjawab, ”Kami takut kamu tidak mau makan
sendiri.”
Pada akhir Juli 2005, ia melakukan mogok makan selama 61 hari.
Selama itu ia menderita siksaan lain – hukuman cekok paksa. Zhang
dengan beberapa penjaga berpakaian jubah putih medis menyeretnya ke
ruang cekok. Mereka mendorongnya ke lantai dan memegang tangan dan
kakinya dengan kencang. Anggota staf medis, mungkin dokter,
mendorong selang panjang dari hidung ke perutnya. Selang itu
menyentuh beberapa organ dalam dan jantungnya berdebar kencang. Ia
merasa amat sakit bilamana selang itu menyentuhnya. Setelah itu
seluruh tubuhnya gemetaran tak henti. Ia sering menangis tanpa
kendali. Ini terjadi tiap hari. Ia dicekoki berbagai macam cairan
berwarna-warni.
V. Babak Baru Penyiksaan Praktisi Falun Gong oleh
Penjaga
Pada Febuari 2006, masa tahanan dari guru ini seharusnya berakhir,
tetapi masanya diperpanjang dua bulan lagi. Saat itu, sekelompok
penjaga baru tiba. Mereka memperlakukan praktisi lebih kejam lagi.
Kelompok penjaga ini termasuk Ma Jishan dan Liu Yong. Mereka mulai
menyiksa tahanan segera setelah mereka tiba. Mereka mengabaikan
semua kondisi fisik dan akan memukul praktisi yang menolak
mengenakan seragam kamp kerja paksa atau yang menolak bekerja.
Mereka juga mengurung mereka di sel kecil atau memaksa mereka
berdiri untuk waktu lama menghadap tembok. Beberapa digantung
dengan borgol dan beberapa diborgol ke ranjang. Pensiunan guru ini
diborgol dan dirantai, didorong oleh beberapa penjaga di selasar.
Seluruh tubuhnya bengkak dan kaki kanannya begitu bengkak sehingga
kulitnya mengkilat. Dengan hanya menyentuh tubuhnya sudah
menyebabkan kesakitan yang amat sangat. Ia kesakitan hingga malam
hari. Ketika ia duduk untuk mengurangi sakit, dia dimarahi.
Ia dipaksa untuk berdiri tegak dan diam segera setelah bangun di
pagi hari. Jika ia bergerak sedikit saja, penjaga akan meneriaki
dan menggampar wajahnya. Ia selalu hampir pingsan dan perlu
menopang dirinya di jeruji ranjang. Karena ia menolak memaki
seragam kamp, penjaga menolak kunjungan keluarga untuknya. Meski
keluarganya pergi ke kamp kerja paksa berkali-kali, mereka pergi
dengan sangat sedih karena tidak dapat menemuinya.
Praktisi ini adalah saksi hidup dari apa yang terjadi di Kamp Kerja
Paksa Masanjia, bagaimana sarang horor ini menyiksa dan menganiaya
praktisi Falun Gong. “Laporan investigasi” dari Tim Investigasi
Liaoning yang disponsori pemerintah tidak memberikan gambaran
jelas. Bagaimana bisa kriminal menyelidiki dirinya sendiri? Apakah
mungkin mereka akan mengungkap kejahatan mereka sendiri?
Saya memohon ke semua praktisi yang telah ditahan secara ilegal dan
disiksa merekam apa yang terjadi pada mereka dan membuat semua
orang tahu tentang penganiayaan ini.
Chinese version click here
English
version click here