(Minghui.org)
Para praktisi Falun Dafa di Singapura menggelar aksi damai pada
tanggal 17 Juli 2013, di Hong Lim Park, menyerukan kepada
orang-orang dari semua lapisan masyarakat untuk menaruh perhatian
dan membantu menghentikan penganiayaan Falun Gong yang telah
berlangsung selama 14 tahun di China, khususnya pengambilan organ
secara paksa dari praktisi Falun Gong yang masih hidup.
Praktisi Falun Dafa di Singapura memperagakan lima perangkat
latihan di Hong Lim Park
Praktisi Falun Dafa di Singapura mengadakan aksi damai di Hong Lim
Park untuk memrotes penganiayaan Falun Gong oleh rezim China
Praktisi Falun Dafa di Singapura mengadakan lilin malam di Hong Lim
Park untuk mengenang para praktisi yang meninggal dunia akibat
penganiayaan
Praktisi Falun Gong berpidato di
rapat umum itu. Sedangkan praktisi lainnya membentangkan spanduk
dan memperagakan latihan Falun Dafa.
Saat menjelang malam, praktisi menyalakan lilin dan duduk dengan
tenang, memberi penghormatan khidmat bagi para praktisi di China,
yang meninggal dunia di dalam penganiayaan. Setidaknya 3.697
praktisi telah meninggal dunia karena penganiayaan. Jumlah
sesungguhnya praktisi yang meninggal karena penganiayaan jauh
melebihi ini.
Banyak pejalan kaki meminta brosur yang berisikan informasi tentang
Falun Gong dan penganiayaan terhadapnya. Mereka menandatangani
petisi untuk menuntut agar penganiayaan ini segera dihentikan.
Kebanyakan dari mereka terkejut dan marah oleh fakta bahwa rezim
China mengambil organ praktisi saat mereka masih hidup dan
menjualnya untuk keuntungan.
Pengambilan Organ Secara
Paksa Seharusnya Segera Diberhentikan
Aymeric, seorang konsultan keuangan berhenti di depan meja Falun
Dafa. Ia (pria) mengatakan pernah mendengar tentang penindasan di
China, tapi ini adalah pertama kalinya dia mengetahui tentang
pengambilan organ praktisi saat mereka masih hidup. Dia mengatakan,
"Meskipun hubungan antara China dan negara-negara barat telah
membaik, namun masalah HAM di China belum meningkat. Ini adalah isu
yang telah diabaikan. Setiap negara berusaha untuk menghindari
masalah ini agar tidak menyinggung China. Sayang sekali, dalam
hubungan luar negeri, kepentingan bisnis selalu
diprioritaskan."
Ketika Ann, seorang apoteker asal Perancis, mengetahui bahwa rezim
komunis China berada di belakang skandal pengambilan organ hidup,
dia (wanita) tidak percaya. Dia berkata, "Sulit dipercaya bahwa
sebuah pemerintah bisa melakukan kejahatan seperti itu. Saya
terkejut! Saya pikir hanya gangster yang berani melakukan hal
seperti itu." Dia mengatakan bahwa dia tahu tentang penganiayaan
tapi tidak menyadari begitu brutal dan tidak manusiawi. Dia segera
menandatangani petisi untuk menghentikan pengambilan organ
hidup.
Evan adalah seorang mahasiswa asal Kanada. Dia (pria) mengagumi
upaya damai dan gigih praktisi. Ia belajar ilmu sosial di sekolah
dan mengetahui dari para praktisi bahwa Partai Komunis China
bukanlah China dan tidak mewakili orang-orang China.
Jay adalah seorang insinyur komputer asal Afrika Selatan. Ia (pria)
menandatangani petisi untuk memprotes pengambilan organ hidup.
"Pengambilan organ dari orang yang masih hidup adalah salah.
Kejahatan keji seperti itu harus segera dihentikan," katanya.
Penindasan Dimulai pada 20 Juli 1999
Zhou (wanita) ingat reaksinya pada 14 tahun yang lalu ketika rezim
China memulai pelarangan secara nasional terhadap Falun Gong.
"Menyakitkan, saya tidak bisa menahan tangis. Mengapa mereka tidak
membolehkan latihan yang begitu indah ini? Penganiayaan ini sama
sekali salah."
Zhou menjadi praktisi 15 tahun yang lalu pada tahun 1998. Sebelum
berlatih, dia tersiksa oleh berbagai penyakit dan dirawat di rumah
sakit berkali-kali. Setelah berlatih, dia bisa berjalan dan naik
sepeda secepat yang diinginkannya dan menjadi sehat walafiat.
"Setelah penganiayaan dimulai, banyak praktisi yang saya kenal
ditangkap. Beberapa diantaranya terpaksa meninggalkan rumah untuk
menghindar penganiayaan lebih lanjut, beberapa lainnya kehilangan
pekerjaan, bahkan ada yang bercerai dengan pasangan mereka karena
keluarga mereka tidak tahan terhadap tekanan," kenang Zhou.
"Melihat begitu banyak orang tertipu oleh propaganda dan kebohongan
rezim China dan memiliki kesalahpahaman terhadap Falun Dafa, saya
memutuskan ingin memberitahu mereka apa yang telah terjadi. Saya
belum berhenti memberitahu orang-orang tentang fakta kebenaran,
bahkan sehari pun setelah saya ke luar negeri."
Memperoleh Manfaat dari Upaya Gigih Praktisi dalam
Klarifikasi Fakta
Wang berusia 66 tahun. Jika praktisi tidak mengklarifikasi fakta
tentang penganiayaan Falun Dafa setiap hari, ia (pria) tidak akan
menjadi seorang praktisi. "Saya membaca berita laporan palsu
tentang Falun Gong. Banyak kali saya bertemu dengan praktisi di
jalanan mengklarifikasi fakta. Saya mencoba untuk memberitahu
mereka untuk tidak melakukan hal ini, supaya mereka tidak diganggu.
Pada saat itu saya tidak tahu betapa bagusnya Falun Dafa."
"Dua tahun lalu, saya mendapat selebaran dari praktisi lagi.
Setelah pulang ke rumah, saya membacanya. Saya sangat terinspirasi
oleh cerita praktisi. Saya telah berlatih sesuatu yang lain dan
tidak pernah bisa menyingkirkan rasa sakit di kepala dan dada saya.
Rasa sakit itu begitu berat hingga saya merasa dekat dengan
kematian, dan rumah sakit tidak bisa menemukan apa yang salah.
Meski saya hanya berlatih Falun Dafa selama beberapa bulan, rasa
sakit menghilang. Saya tidak akan berlatih apapun selain Falun Dafa
selama sisa hidup saya," kata Wang.
Chinese version click here
English
version click here