(Minghui.org)
Dahulu saya pernah menjabat direktur departemen penting di Tentara
Pembebasan Rakyat China. Waktu itu kesehatan fisik saya sangat
lemah, dan saya merasa pekerjaan itu tantangan besar buat saya.
Saya menderita penyakit perut, seperti radang lambung dan luka
usus, juga penyakit ambeien. Juga menderita radang ginjal,
hepatitis, rematik, migrain dan urticaria (gatal dan benjol pada
kulit). Meski sudah berusaha dengan bermacam-macam pengobatan,
kesehatan saya tak pernah membaik. Begitu sampai di rumah sepulang
kerja, saya harus segera berbaring di sofa lantaran menanggung
penderitaan yang sangat berat.
Suatu malam pada bulan November
1996, bos saya yang sudah pensiun lebih awal karena menderita sakit
datang mengunjungi saya dan memperkenalkan Falun Gong. Menurut dia
latihan ini sangat bagus, dan sudah banyak orang menjadi sehat
setelah berlatih. Di depan beliau saya tidak ingin menolak, dan
karena desakannya, beberapa buku Dafa yang beliau bawa saya terima.
Tetapi di antara buku-buku itu tidak terdapat buku utama Zhuan
Falun. Namun ia mengatakan, saya bisa membelinya di toko
buku.
Keesokan harinya saya pergi ke toko buku mencari buku Zhuan Falun.
Si penjual mengatakan bahwa buku itu tinggal satu-satunya yang
dimiliki. Jadi saya mengetahui bahwa buku itu tidak mudah
diperoleh, namun demikian saya tetap tidak menghargainya. Bukannya
membaca Zhuan Falun dengan rajin, saya malah hanya melihat beberapa
halaman jika senggang atau sebelum tidur. Tidak lama kemudian bos
menengok saya lagi dan menanyakan apakah saya sudah mulai membaca
buku-buku itu. Saya tidak ingin beliau kecewa, jadi saya jawab
sudah. Atas undangannya yang ramah saya pergi ke tempat latihan
belajar gerakan Falun Gong.
Meski saya tidak rajin berlatih, Guru yang penuh belas kasih tidak
menyerah pada saya, dan masih memperlakukan saya sebagai praktisi.
Beliau membersihkan tubuh saya, yang membuat saya merasakan bebas
dari penyakit. Saya mulai makan dengan enak, tidur pulas dan penuh
tenaga. Saya dapat menangani pekerjaan saya sehari-hari bahkan juga
bekerja lembur. Lebih dari 16 tahun hingga sekarang, saya tidak
pernah pergi ke rumah sakit atau memerlukan obat. Andaikan saya
tidak belajar Falun Gong, saya akan menghabiskan biaya dari
Angkatan Darat atau Negara puluhan ribu yuan untuk keperluan
pengobatan dan perawatan kesehatan saya.
Saya dilahirkan di pedesaan dan tumbuh dalam kehidupan yang
sederhana dan hemat. Keluarga isteri juga hidup dalam situasi yang
sama. Beberapa tahun setelah bergabung dengan Angkatan Darat dan
setelah dipromosikan menjadi kader, uang tabungan kami kirim untuk
membantu kedua keluarga kami yang hidup di pedesaan. Jadi akhirnya
kami tidak mempunyai tabungan lagi, dan mulai lagi hidup dengan
sederhana dan hemat.
Dalam karier saya maju dengan cepat. Segera setelah saya menjadi
praktisi Falun Gong, saya dipromosikan dari Direktur Pelaksana
menjadi Direktur Pengawas, yang membawahi kira-kira selusin agen
penting yang tersebar di beberapa provinsi dan kota-kota besar.
Dengan posisi seperti saya, akan sangat mudah mengambil keuntungan
tambahan untuk pribadi. Meskipun begitu, karena saya menjadi
praktisi Falun Gong, kesempatan itu tak pernah saya gunakan, dan
saya tak pernah mau menerima suap dari siapa pun. Penghasilan
tambahan dari Angkatan Darat saya donasikan kepada Proyek Harapan
(suatu badan yang membantu anak-anak yang kurang mampu).
Ketika reputasi Dafa dirusak dan difitnah oleh Partai Komunis China
(PKC), ada beberapa orang yang datang menyelidiki saya, mencoba
mencari “bukti” untuk menuduh saya. Bos dan teman-teman sekerja
semuanya sangat memuji saya, bahwa saya tak pernah korupsi. Mereka
mengatakan kepada para penyidik: “Kami memerlukan lebih banyak
pemimpin seperti dia!”
Saya menemui banyak keajaiban, yang dirasakan juga oleh orang-orang
di sekitar saya. Sebagai contoh, suatu malam sehabis mandi, saya
melihat buku Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju 1 bersinar. Ketika
saya naik perahu menuju ke suatu pulau, sebuah buku Zhuan Falun
tergeletak di dasar perahu. Air masuk ke dalam perahu, semua barang
menjadi basah kuyup, tetapi buku itu tetap kering tak tersentuh.
Pada perjalanan yang sama, ketika saya duduk bermeditasi di atas
tempat tidur, tiba-tiba laut menjadi tenang tak ada ombak seperti
di atas danau. Kader yang pergi bersama saya terkejut dan
mengatakan: “Kita telah berkali-kali melewati laut ini tak pernah
setenang ini. Ini yang pertama kali. Sungguh menakjubkan!”
Sejak peristiwa “25 April” tahun 1999, petugas dari Angkatan Darat
mulai memeriksa dan mengganggu para praktisi. Suatu hari manajer
saya datang menayakan: “Apakah Anda yang manandatangani petisi
mendukung aktivitas ‘25 April’? Saya tahu pada waktu itu Anda pergi
ke luar kota, sebaiknya Anda mengatakan kepada saya bahwa Anda tak
tahu manahu soal itu.” Maksud dia sepanjang saya menyetujui bahwa
saya tidak menandatangani petisi dan tak punya sangkut paut dengan
itu, tidak akan mempengaruhi saya atau pekerjaan saya. Waktu itu
saya menjabat sebagai Direktur departemen penting. Jika saya
memilih mengingkari tanda tangan di petisi itu, saya pasti akan
dipromosikan seperti pendahulu saya di pos ini.
Di hadapan tantangan semacam itu, karier dan penerimaan penghasilan
lebih banyak, saya tetap memilih yang benar, berdiri pada sisi
keadilan dan menjadi praktisi yang lurus. Jawab saya: “Memang benar
saya keluar kota waktu itu, dan saya membubuhkan tanda tangan pada
petisi itu, karena saya percaya bahwa hal itu memang adalah apa
yang harus saya lakukan.”
Setelah itu beberapa orang teman sejawat dan beberapa orang bos
datang mengatakan kepada saya hal yang sama, tetapi saya tidak mau
mengubah pendirian saya. Waktu itu kami sedang membuat laporan
kegiatan, dan salah seorang dari bos mengatakan kepada saya, “Di
segala bidang kamu sangat bagus, saya harap jangan keras kepala
pada isu petisi itu.” Kemudian saya diminta menulis surat jaminan
berjanji untuk melepaskan Falun Gong. Jika saya setuju berhenti,
saya boleh terus bekerja. Di dalam surat jaminan itu saya membuat
daftar tentang manfaat yang saya peroleh baik fisik maupun mental
setelah berlatih Falun Gong. Saya tulis juga bahwa saya dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik sejak saya mulai berlatih, dan
tak ada yang salah dengan latihan Falun Gong. Saya katakan juga
bahwa saya tak akan melepaskan keyakinan saya.
Suatu hari di awal tahun 2000, tanpa memberitahu saya sebelumnya,
bos memberi informasi bahwa telah diputuskan oleh tim pimpinan,
saya akan dipindahkan dari departemen. Beberapa orang bos dari
departemen lain mengatakan telah didiskusikan dalam rapat apakah
saya dipindahkan ke wilayah lain atau tidak, belum memperoleh
kesepakatan. Mereka juga mengatakan bila saya mau menghadap ke
seorang bos tertentu dan mengakui bahwa keyakinan kepada Falun Gong
itu salah, saya masih bisa tetap tinggal. Saya terkejut. Namun saya
tidak mengubah pendirian saya. Pada akhirnya saya memilih
mengundurkan diri dari Angkatan Darat.
Mereka yang mengundurkan diri dari Angkatan Darat biasanya
diperlakukan dengan kasar, dan saya akan sulit mendapat kesempatan
baik di masa depan. Walaupun begitu, saya masih memegang teguh
keputusan saya mengundurkan diri dari Angkatan Darat.
Setelah keluar, saya bermimpi Guru membantu menyadarkan saya.
Beberapa hari kemudian saya diterima bekerja di bagian Sumber Daya
Manusia suatu perusahaan, sebagai karyawan biasa, dan gaji saya
sangat rendah dibanding sebelumnya. Awalnya merepotkan saya, tetapi
kemudian teringat ajaran Guru:
“…ditinjau
dari penglihatan mereka, bahwa jiwa manusia, menjadi manusia
bukanlah tujuan, melainkan agar anda balik ke asal kembali ke jati
diri, balik kembali. melainkan agar anda balik ke asal kembali ke
jati diri, balik kembali.” (Zhuan Falun)
“Memang benar praktisi Gong berkata: "Manusia biasa punya sesuatu
yang mereka kejar, kita tidak mengejarnya. Yang dimiliki manusia
biasa, kita juga tidak tertarik. Sedangkan yang kita miliki,
manusia biasa sekalipun menginginkan juga tidak akan memperoleh."
(Zhuan Falun Crm IX, Kesadaran”)
Keterikatan saya berangsur-angsur
lenyap. Sekali lagi saya mulai dengan pekerjaan baru dan lingkungan
yang baru. Saya bersikap rendah hati dan ketika rasa bangga diri
saya kesampingkan, saya menjadi gampang bergaul. Saya mengusulkan
pengaturan sumber daya manusia dan manajemen penggajian, dan dalam
mengerjakan itu, saya menggunakan standar praktisi. Lambat laun
nada bicara saya berubah, dari bernada perintah yang terbentuk
selama di angkatan, menjadi bernada melayani para karyawan sebagai
manajer sumber daya manusia. Siapa saja yang ingin mentraktir makan
saya tolak. Dengan cepat saya dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan kerja, dengan selalu mengingat ajaran Guru:
“Kepala
pabrik itu sendiri telah menerima kunjungannya dan berkata:
"Setelah para karyawan ini mempelajari Falun Dafa anda, mereka
datang bekerja lebih awal dan pulang lebih lambat, dan dengan
sungguh-sungguh melakukan pekerjaan, tidak pernah memilih-milih
tugas apa saja yang diberikan oleh pimpinan, serta sudah tidak
saling berebut kepentingan.” (Zhuan Falun)
Dalam waktu dua tahun,
pengetahuan dan kemampuan saya telah berkembang dari sumber daya
manusia meningkat ke bagian-bagian yang lebih besar di perusahaan.
Saya tidak peduli apa yang saya kerjakan, sepanjang itu diperlukan
saya ambil dan saya selesaikan. Saya selalu bekerja sama dengan
yang lain dan menyelesaikan tugas dengan cara yang luar
biasa.
Seperti yang Guru katakan:
“Kita
mengerjakan suatu proyek riset ilmiah, tugas apa pun yang diberikan
pimpinan, atau menyelesaikan suatu pekerjaan apa pun, kita selalu
dapat secara sangat jelas dan mengerti melakukannya dengan
baik.” (Zhuan Falun)
Dengan segera saya telah diakui
oleh karyawan-karyawan lain dan para manager, dan mendapat
penghargaan setiap tahunnya. Saya dipromosikan menjadi kepala
departeman dan gaji saya dinaikkan. Selain itu saya masih berlatih
Falun Gong, saya harus mencari cara terbaik untuk menangani masalah
dan konflik. Sejalan dengan usia yang bertambah, pikiran saya
menjadi lebih jernih. Suatu ketika saya harus menempuh ujian, waktu
itu saya sempat melihat sekilas buku pedoman yang baru direvisi
sebelumnya. Tidak saja lulus dua macam ujian, juga mendapat
penghargaan karena nilainya bagus. Ini nyata sekali bahwa Guru
telah membuka kebijakan saya. Ketika perusahaan akan mengadakan
beberapa perubahan, bos menunjuk saya untuk mengerjakan itu
semua.
Kemudian, saya ditangkap polisi karena ketahuan menyampaikan
bahan-bahan klarifikasi fakta, dan dijatuhi hukuman selama satu
tahun penjara. Ketika saya kembali masuk ke perusahaan, atasan saya
mengatakan bahwa dia benar-benar kehilangan saya. Sebenarnya segala
yang saya lakukan adalah memegang teguh kriteria seorang praktisi.
Saya berperilaku lurus, dan mencari ke dalam ketika konflik
mencuat. Karena memegang prinsip inilah saya mendapat kepercayaan
dan dihormati banyak orang.
Meskipun perusahaan telah diubah statusnya dari perusahaan negara
menjadi perusahaan swasta, masih juga mendapat tekanan dari PKC
karena saya berlatih Falun Gong. Oleh karena itu jabatan saya
diturunkan menjadi perwakilan yang menangani suatu proyek dan gaji
saya dipotong sepertiganya. Rekanan yang telah mempercayakan proyek
kepada kami mempunyai banyak keluhan terhadap manajer yang lama,
dan proyek itu krisis kepemimpinan. Saya tak mempedulikan penurunan
jabatan itu, saya harus menyelesaikan tugas, menjadikan diri
sebagai contoh yang baik bagi yang lain dalam menangani masalah
dengan wajar. Dengan cara ini tim saya berpenampilan baru. Setiap
orang ingin melibatkan diri berusaha bersama-sama. Saya
menyeimbangkan hubungan antara mereka yang terlibat dengan baik,
dan manajemen membaik secara dramatis. Jika ada kesalah pahaman
dengan orang lain, saya selalu ingat yang dikatakan Guru:
“Jadi anda
sekalian harus ingat betul akan hal ini, bila menemui masalah apa
pun, masalah yang runyam, tidak menyenangkan hati, atau telah
terjadi perselisihan dengan seseorang, anda harus memeriksa diri
sendiri, mencari pada diri sendiri, dengan demikian anda baru dapat
menemukan penyebab dari masalah yang tak terpecahkan.” (Ceramah Fa
Pada Konferensi Pertama Amerika Utara)
Saya selalu mencari ke dalam dan
memperhatikan orang lain dalam segala hal yang saya lakukan. Saya
mendapat penghargaan dari para kolega dan perusahaan. Jika ada
kesempatan berbincang-bicang dengan teman sekerja, saya ceritakan
juga tentang Falun Gong dan penganiayaan.
Selama menjabat sebagai perwakilan, saya dikenal sebagai salah satu
dari dua orang karyawan terbaik. Rekanan yang mempercayakan
pekerjaan kepada kita di proyek ini memberikan bonus pada akhir
tahun, yang tak pernah dilakukan kepada siapa pun sebelumnya. Dalam
jangka satu tahun, saya ditarik kembali ke pekerjaan lama, dan gaji
saya dinaikkan sepertiga kali lebih tinggi daripada sebelum ada
penganiayaan. Ketika saya meninggalkan pekerjaan sebagai
perwakilan, tim saya ingin mempertahankan saya. Mereka semua
mengatakan saya adalah teman kerja yang luar biasa.
Selama 14 tahun penganiayaan, saya tetap teguh memegang keyakinan
saya, klarifikasi fakta, dan membantu teman-teman dan sanak famili
keluar dari PKC. Saya berharap bahwa rakyat tidak tertipu oleh
kebohongan PKC. Meskipun diganggu oleh komite manajemen komunitas
lokal, ditangkap polisi dan dimasukkan ke dalam kamp kerja paksa,
saya tetap memelihara keteguhan dan kedamaian hati.
Saya menjadi praktisi Falun Dafa sejak 1996. Kendati telah melalui
banyak kesulitan, menghadapi banyak tantangan serta perlakuan tidak
adil. Bagi beberapa orang sepertinya saya tidak mendapat apa-apa,
tidak mendapat kemasyhuran atau harta benda. Sanak famili
mengasihani saya, teman sekerja dan para sahabat tidak bisa
mengerti saya dan bahkan menyesali keadaaan saya.
Namun dengan bangga saya dapat mengatakan bahwa saya memperoleh
begitu banyak dari Dafa. Menghadapi hinaan, kritik, dan
penganiayaan, saya merasakan bahwa Guru yang penuh belas kasih
selalu mendampingi saya. Saya terbebas dari penyakit, dan tidak
lagi menderita dalam dunia ini, dan alam pikiran saya meningkat.
Dengan yakin saya mempercayai pilihan pertama saya, berkultivasi.
Saya akan menjalani jalur ini dengan teguh dan mantap di setiap
langkah, hingga saat terakhir kultivsi saya.
Mohon tunjukkan bila ada kekurangan.
Chinese version click here
English
version click here