(Minghui.org)
Pada 31 Agustus dan 1 September 2013, sekitar 200 koordinator Falun
Dafa dari sekitar Taiwan berkumpul di Taichung untuk sesi berbagi
pengalaman. Mereka belajar Fa bersama dan berbagi pengalaman
kultivasi mereka supaya dapat meningkat bersama dan saling
mendukung dalam jalur kultivasi mereka.
Mencari ke Dalam adalah
Senjata Fa
Praktisi A menceritakan pengalaman ini: Suatu hari A dan B
bertengkar dan pergi ke C untuk meminta pendapatnya. C berkata,
”Tunggu, saya mencari ke dalam dulu jika saya punya suatu
keterikatan.” Baik A dan B mengerti apa yang salah adalah Xinxing
(watak, kualitas moral) mereka saat itu. Mereka berhenti bertengkar
dan marah.
Praktisi D berkata dalam proses koordinasi, ia secara tidak sadar
menghakimi praktisi lain dan ingin menunjukkan kekurangan mereka.
Hasilnya sering berlawanan dengan maksud D. Kemudian D berhenti
terikat pada keterikatan praktisi lain. Ia mengerti mereka berbuat
kesalahan karena tidak punya pemahaman bagus pada Fa. D merubah
fokusnya dan mulai percaya pada praktisi lain dan mengantisipasi
bahwa suatu hari mereka akan meningkat bersama dalam Fa.
Praktisi E merasa bahwa kondisi kultivasinya berkaitan dengan
tugasnya sebagai koordinator. Maka itu, jika tidak berkultivasi
dengan baik, sepertinya akan menghambat kemajuan proyek yang
dijalankan kelompok. Selama lima bulan terakhir, ia belum pernah
merasa sehat dan bahkan berhenti bernapas beberapa kali pada malam
hari. E mencari ke dalam dan menyadari sudah lama tidak berlatih
bersama dalam kelompok dan berhenti secara teratur dalam menelepon
ke China untuk klarifikasi fakta. Kesehatannya tidak meningkat
hanya dengan lebih banyak belajar Fa. Setelah E memperbaiki
kekurangannya dalam berlatih, kesehatannya meningkat dan makin
banyak praktisi ikut proyek yang ditanganinya.
Praktisi F berkata bahwa terdapat emosi yang tidak perlu diantara
berbagai praktisi. Ketakutan terjadinya konflik menghalangi
beberapa praktisi untuk berbagi pemahaman secara mendalam. Ini
mudah menyebabkan kerugiaan dalam membuktikan kebenaran Fa. F juga
berbagi bahwa ketika kita melihat praktisi lain tidak berbicara
atau berbuat berdasarkan Fa, (di samping kita mencari ke dalam
terlebih dahulu) kita perlu membicarakannya dan mengingatkan mereka
dengan belas kasih, tanpa terikat pada hasilnya.
Percaya pada Guru dan Fa
Seorang praktisi dari Taiwan Timur menceritakan bagaimana seorang
praktisi berusia 74 tahunan di lingkungannya sering bersepeda motor
kecil selama 90 menit untuk bertemu dengan praktisi lain dan
berbagi pemahaman dengan mereka. Ia tidak bisa membaca atau
berbicara bahasa Mandarin. Perlu dua tahun baginya untuk
menyelesaikan baca buku Zhuan Falun. Ketika ia menemukan kata-kata
yang tidak dikenalnya, ia meminta bantuan kepada anak, cucu atau
tetangganya.
Suatu hari, praktisi ini menemukan dua tumor di kakinya. Ia tidak
menaruh perhatian padanya dan terus melakukan tiga hal. Tumor itu
kemudian menghilang. Di lain waktu, ia melihat genangan darah di
bawahnya setelah bermeditasi. Ia sedikit merasa takut, tetapi
kemudian menganggap bukan masalah besar. Hari berikutnya setelah
bermeditasi, ia menemukan darah lagi. Ia menyadari menstruasinya
datang, seperti yang disebutkan di dalam Zhuan Falun (wanita manula
menstruasi lagi setelah berlatih Falun Gong).
Seorang praktisi dari Taiwan Utara berkata bahwa seorang praktisi
setempat ditabrak oleh mobil ketika ia sedang mengendarai sepeda
motor. Dua kendaraan bertabrakan dan ia terlempar ke udara. Ia
hanya punya satu pikiran sebelum mendarat: ”Akan baik-baik saja.”
Supir mobil itu menghampirinya, ingin membawanya ke rumah sakit,
tetapi ia menolak. Supir lainnya memperbaiki motornya dan praktisi
itu pergi ke tempat latihan untuk melakukan latihan. Ia sembuh
sepenuhnya dalam dua hari.
Seorang praktisi di Taiwan Utara berkata bahwa seorang praktisi
muda menderita infeksi perut dengan bengkak parah dan peradangan.
Tetapi, ia teguh percaya pada Fa dan Guru serta memberi tahu ibunya
agar jangan mengkhawatirkan dirinya. Pikiran lurusnya membantu ia
sembuh secara ajaib.
Bersikap Rendah Hati
Praktisi G berkata adalah tanggung jawab koordinator untuk membantu
praktisi lain supaya meningkat sebagai kesatuan tubuh. Tetapi,
konsep manusia sering merubah tanggung jawab ini menjadi ingin
menasihati orang lain. Ia mengerti bahwa seorang koordinator tidak
boleh menempatkan dirinya di atas praktisi lain. Malahan, ia harus
bersikap rendah hati di antara praktisi lain dan menempuhkan dengan
mantap bersama praktisi lain di setiap langkah. Di sisi lain,
adalah salah bagi koordinator jika tidak berbagi pemahaman dengan
praktisi lain karena takut berbuat salah. Ini tidak melakukan tugas
suci yang dimaksudkan Guru bagi koordinator.
Seorang praktisi dari Taiwan Selatan sering langsung menunjukkan
kesalahan praktisi lain. Setelah praktisi lain mengingatkannya
untuk tidak berbuat seperti itu, ia kemudian tidak mau berbicara
untuk waktu lama. Setelah ia menonton video ceramah Guru kepada
praktisi Australia, ia terkesan dengan belas kasih Guru ketika
beliau menunjukkan kesalahan praktisi. Mulai saat itu, ia berkata
dalam hati untuk melenyapkan ketidakramahan hatinya dan
mengingatkan rekan-rekan praktisi atas kekurangan mereka dengan
kebaikan yang sesungguhnya.
English
version click here