(Minghui.org)
Saya mulai berlatih Falun Gong pada musim gugur 2011. Sebelumnya
saya menganggap Falun Gong itu sejenis dengan qigong lainnya yang
hanya menyehatkan tubuh dan latihan kebugaran.
Pada mulanya saya tidak tahu
mengapa para praktisi harus keluar melakukan klarifikasi fakta
tentang Falun Dafa. Saya pikir demi kesopanan, saya tidak pernah
menanyakan hal itu. Saya meluangkan waktu membaca buku-buku Dafa,
tetapi pemahaman saya tentang Fa terbatas.
Kemudian saya baru mengerti mengapa para praktisi menempuh resiko
keselamatan hidupnya mengatakan kepada orang-orang tentang fakta.
Adalah rasa belas kasih mereka, demi untuk menyelamatkan manusia.
Waktu itu saya masih mempunyai pikiran untuk melindungi diri
sendiri, dan menimbang-nimbang kapan saya berani melakukannya.
Apakah saya bisa membantu mereka? Berkali-kali saya bertanya kepada
diri sendiri.
Ketika membaca Zhuan Falun untuk pertama kali, saya langsung
terserang diare. Saya tahu Guru sedang memurnikan tubuh saya. Saya
bermimpi melihat mata yang besar. Guru menerbangkan sebuah mata
untuk menyembuhkan penyakit saya. Itulah pengalaman saya, dan saya
bertanya kepada diri sendiri, “Mana mungkin itu palsu?”
Saya menanyakan kepada teman praktisi apa yang harus saya lakukan.
Dengan sopan dia menjawab bahwa saya harus belajar Fa lebih banyak,
nanti akan tahu sendiri apa yang yang harus dilakukan. Setelah itu
saya melakukan tiga hal. Enam bulan kemudian, saya merasakan ada
pengertian yang mendalam terhadap Fa dan menyebarkan bahan
klarifikasi fakta. Saya menganggap diri sendiri sebagai seorang
kultivator dan merasa baik terhadap diri sendiri.
Sementara itu saya terganggu oleh mimpi buruk setiap hari. Pada
malam hari saya merasakan sepertinya substansi hitam memasuki ruang
di sekitar saya, dan energi hitam masuk ke tubuh saya. Pada keadaan
demikian saya tidak dapat mencari ke dalam, tetapi saya mengatakan
kepada diri saya sendiri, jangan takut.
Namun ada hal lain yang terjadi. Dari dalam lubuk hati saya timbul
suatu pertanyaan, “Mengapa terjadi semacam ini pada saya? Apakah
ini masalah saya?” Guru mengerti kebingungan itu, lalu mengirimkan
kata: “kosong” ke dalam mimpi saya. Tiba-tiba saja saya menyadari
keterikatan saya, suka pamer. Meski tidak terlihat oleh teman-teman
praktisi karena tersimpan di dalam hati, tetapi sejak mulai
berkultivasi sifat itu sudah melekat pada diri saya. Saya selalu
menganggap diri saya lebih unggul dari orang lain, memiliki
pemahaman lebih baik, lebih cerdas, dan karena itu punya pikiran
mungkin saya berasal dari tingkat yang sangat tinggi. Pikiran
semacam itu selalu berkecamuk dalam kepala saya.
Ketika terbangun, saya memancarkan pikiran lurus untuk
menghilangkan pikiran semacam ini. Setelah itu saya menyadari bahwa
kultivasi ini adalah masalah yang serius, pikiran saya harus tulus.
Saya juga mengerti mengapa banyak praktisi baru yang tidak
benar-benar memperoleh Fa. Kekuatan lama mencegah mereka untuk
memahami Fa, dan tanpa bantuan Guru kita tidak akan pernah mendapat
kesempatan memperoleh Fa.
Saya ingin mengatakan kepada teman-teman praktisi: Marilah kita
rajin dalam berkultivasi dan menjadi praktisi yang sejati. Terima
kasih Guru, dan terimakasih teman-teman praktisi!
Chinese version click here
English
version click here