(Minghui.org) Dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila, Sabtu, 4 Oktober 2014, CICS bekerja sama dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sejarah Provinsi Jawa Timur kembali menggelar acara Lomba Pidato dan Lagu Perjuangan se-Jawa Timur dengan tema Mengawal Pancasila dari ancaman radikalisme yang bersumber dari paham Marxisme, Leninisme dan Komunisme.
Lomba yang diadakan di Museum 10
Nopember, Tugu Pahlawan Surabaya, diikuti oleh siswa-siswi dari 30
kabupaten di Jawa Timur. Drs. Herman Pratikno selaku ketua acara
mengatakan bahwa visi acara ini adalah agar siswa-siswi bisa
mengenal bahaya laten dari komunisme.
Pada kesempatan tersebut, mengetahui bahwa praktisi Falun Gong di
Tiongkok juga tengah mengalami penindasan kejam oleh rejim komunis
Tiongkok, pihak panitia juga memberikan kesempatan kepada praktisi
Falun Gong Surabaya agar menceritakan kekejaman yang terjadi di
Tiongkok termasuk kejahatan pengambilan organ dari para praktisi
Falun Gong yang masih hidup. Praktisi juga memutarkan cuplikan
video Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis yang mengulas watak
keji Partai Komunis Tiongkok, yang sejak pendiriannya telah menelan
lebih dari 80 juta nyawa rakyatnya dalam berbagai kampanye
politiknya seperti Revolusi Kebudayaan dan lainnya.
Drs. Susijanto, guru sejarah sebuah SMA swasta mengatakan bahwa ia
selalu menyebutkan kasus Falun Gong di Tiongkok kepada para
muridnya sebagai contoh kekejaman komunis yang nyata dan masih
eksis hingga kini.
Di luar ruangan, panitia juga mengijinkan praktisi Falun Gong
memasang meja kecil mengumpulkan petisi tandatangan yang ditujukan
kepada Komisioner Tinggi HAM PBB agar membantu menghentikan
kejahatan pengambilan organ paksa dari para praktisi Falun Gong
yang masih terus berlangsung di Tiongkok. Hampir dua ratus peserta
yang hadir, tanpa tersisa turut menandatangani petisi tersebut, dan
menyatakan dukungan mereka bagi penghentian penganiayaan Falun Gong
di Tiongkok.