(Minghui.org) Selama konferensi berbagi pengalaman
kultivasi Falun Dafa baru-baru ini, sebuah kalimat meninggal kesan
yang mendalam pada diri saya: “Seorang praktisi pernah
memberitahukan saya kapan pun seorang praktisi tertentu
datang ke stan tiket Shen Yun, penjualan tiket itu akan mulai
bergerak dan berjalan lancar. Banyak tiket terjual. Walaupun saya
mengatakan ‘hebat’, di dalam hati saya tidak sungguh-sungguh
gembira untuk praktisi itu atau untuk banyak makhluk yang
terselamatkan.”
Saya bertanya kepada diri sendiri, “Dapatkah saya sungguh-sungguh
gembira atas keberhasilan orang lain saat menjual tiket Shen Yun?”
Saya pikir sedikit banyak saya dapat melakukannya, tetapi tidak
segembira jika saya yang menjual tiket itu sendiri. Ini tidak masuk
akal: Siapa pun yang menjual tiket orang-orang akan tetap
terselamatkan. Lalu apa bedanya saya yang menjual tiket itu atau
orang lain yang menjualnya?
Saya lalu mengingat-ingat pernah suatu kali saya mendengar seorang
praktisi dengan gembira mengatakan: “Akhirnya!” Ia baru saja
menjual tiket pertama setelah berhari-hari. Saya senang
mendengarnya. Namun pikiran lain muncul: “Saya juga menjual
tiket.”
Keadaan mental saya persis seperti contoh yang Guru berikan di
Zhuan Falun, ketika orang lain dapat nilai 100 dalam ujian,
bukannya gembira untuk orang itu, seseorang menyatakan “Saya juga
dapat nilai 100.” Ini adalah iri hati membuat saya tidak bisa
sungguh-sungguh gembira untuk orang lain.
Saya tidak menaruh perhatian pada masalah iri hati sebab saya tidak
berpikir itu sebagai masalah besar bagi saya. Sekarang saya
menyadari bahkan hanya sedikit saja masalah itu ada dapat
mempengaruhi keefektifan saya dalam menyelamatkan orang.
Guru mengajarkan kita di Zhuan Falun:
“Dalam hal ini berlaku sebuah ketentuan: Manusia dalam
berkultivasi, jika sifat iri hati tidak disingkirkan tidak akan
memperoleh buah sejati, mutlak tidak akan memperoleh buah
sejati.”
Saya harus menyingkirkan iri hati.
Tidak Sabar
Saat saya mendistribusikan materi pemasaran Shen Yun dari rumah ke
rumah di daerah pemukiman, saya menemukan masalah lain: tidak
sabar.
Seorang praktisi, saya, dan dua anak bekerja bersama memasukkan
materi ke kotak surat, yang diizinkan di sini kecuali ada tanda
“tidak menerima.” Hari mulai gelap dan saya memperhatikan anak saya
mulai melambat. Saya menjadi tidak sabar, walaupun saya tidak
berbicara.
Saat saya pergi ke mobil untuk mengambil materi lagi, saya
meletakan kunci di dalam mobil. Begitu saya menutup pintu dengan
tangan penuh brosur, saya teringat bahwa kunci mobil ada di dalam.
Saya terpaksa harus menelepon suami untuk membawakan kunci
cadangan, dan butuh waktu satu jam hingga ia tiba.
Saya menenangkan diri dan mencari ke dalam. Saya sadar
ketidaksabaran saya cukup parah. Sekarang, karena kunci tertinggal
di mobil, kami punya waktu lebih banyak untuk membagikan
materi.
Segera ujian lain datang. Putri saya dan saya berjalan ke sebuah
daerah perumahan dan tidak dapat menemukan kotak surat beberapa
rumah. Kami mencarinya, saya mengingatkan diri sendiri untuk tidak
gelisah; ini adalah ujian bagi kesabaran saya.
Saya mencarinya dengan teliti dan menemukan pintu masuk ke rumah
itu di sebuah jalur kecil di samping. Biasanya saya akan berpikir
itu adalah jalan menuju ruang bawah tanah, tetapi saya menemukan
kotak surat di sana, tepat di sisi jalan.
Ada rumah lain yang kami dekati terlihat seperti hanya ada satu
rumah, tetapi begitu diperhatikan ternyata adalah dua rumah. Jika
saya tidak sabar, saya akan melihatnya.
Apa yang terjadi hari berikutnya membuat saya memikirkan masalah
ini lebih jauh. Putra saya bermain piano, musiknya indah dan halus.
Ia biasanya tidak sabar dan cemas, dan akan terefleksi dalam musik.
Saya selalu berpikir pribadinya menyebabkan masalah dalam
musiknya.
Tetapi hari itu, halus dan tidak terasa adanya ketidaksabaran. Saya
tiba-tiba sadar bahwa ketidaksabarannya adalah cermin dari masalah
saya, hanya saja saya tidak pernah melihat ke cermin itu. Saya
tidak pernah melihat ke dalam, dan selalu berpikir itu adalah
masalahnya. Sekarang ketidaksabaran saya hilang, musiknya menjadi
halus.
Guru berkata dalam “Ceramah Fa pada Konferensi Fa Amerika Serikat
Barat:”
“Jika pihak ketiga melihat antara mereka berdua ada pertentangan,
saya katakan pihak ketiga itu juga bukanlah secara kebetulan
diperlihatkan hal ini, anda pun perlu berpikir: Mengapa saya
diperlihatkan pertentangan antara mereka? Apakah saya sendiri masih
terdapat suatu kekurangan? Ini baru betul.”
Apa pun yang kita hadapi, kita harus mencari ke dalam. Selama kita
melakukan itu, kita akan dapat menemukan masalah kita dan
meningkat. Pengalaman saya memberitahukan saya ini sungguh-sungguh
benar.
Chinese version click here
English
version click here