(Minghui.org)
Hidup layaknya perahu hanyut. Menghadapi samudra besar, seseorang
mungkin akan tersedot ke pusaran air atau terhantam oleh gelombang
yang bergulung dan menjadi kehilangan arah. Jika seseorang memiliki
sistem navigasi, seseorang dapat dengan aman berlayar ke
pantai.
Tessa Li merasa beruntung
menemukan jalur spiritualnya lebih cepat
Tessa Li adalah seorang gadis
muda yang bahagia. Dengan berkultivasi Falun Gong (juga dikenal
sebagai Falun Dafa), dia merasa beruntung telah menemukan sistem
navigasi yang akan membimbingnya dalam memilih dengan benar satu
jalur yang akan membawanya ke rumah dengan selamat dari sekian
banyak jalur beragam dalam kehidupan.
Tessa mulai berlatih Falun Gong sekitar tahun 2002 ketika Sekolah
Minghui dimulai di lingkungannya. Sekolah ini dikhususkan untuk
anak-anak dari praktisi Falun Gong. Misinya adalah untuk membuka
portal anak-anak menuju kebijaksanaan dan membimbing mereka
mengikuti Sejati-Baik-Sabar agar menjadi warga yang baik, bermoral,
dan jujur.
Tessa duduk di kelas tiga pada saat itu. Dia menghadiri Sekolah
Minghui pada akhir pekan dan kamp Minghui di musim panas. Dia
belajar lima perangkat latihan dan membaca buku utama dari Falun
Gong yaitu Zhuan Falun dengan bantuan pin-yin, sistem fonetik
Mandarin yang menggunakan abjad Inggris untuk membantu membaca
huruf-huruf Mandarin, di mana ayahnya mengunduh untuknya.
Dua tahun di Sekolah Minghui memberikan dasar yang kuat kepadanya
untuk berkultivasi. Meskipun lemah saat masih kecil, fisik dia
sekarang kuat dan penuh percaya diri.
Dia menemani ayahnya mengikuti kegiatan Falun Gong di mana dia ikut
serta di beberapa proyek. Untuk saat ini, dia adalah seorang
anggota dari Tian Guo Marching Band, menggunakan bakatnya untuk
memperlihatkan keindahan Falun Dafa.
Pada April 2007, ketika Tessa duduk di kelas tujuh, gurunya melihat
kemampuannya dan mendorong dia untuk berpartisipasi dalam kontes
Akademi Prestasi Amerika Serikat. Dia memenangkan penghargaan
bahasa Inggris.
Sebagai orang Tionghoa, dengan bahasa Inggris yang bukan bahasa
ibunya, ini merupakan prestasi besar. Tessa merasa bahwa berlatih
Falun Gong telah memberikannya kebijaksanaan.
Di rumah, adik laki-laki Tessa biasanya cukup nakal, tapi dia mampu
tidak hanya mengabaikan perilaku negatif adiknya dengan berlatih
belas kasih dan kesabaran, tetapi juga membantunya mempelajari
ajaran dan latihan Falun Gong.
Tessa Li meniup flute di Tian Guo
Marching Band
Ketika Tessa masuk SMP, dia sudah
membaca Zhuan Falun, buku utama dari Falun Gong, selama empat
tahun. Dengan beberapa pemahaman dasar tentang prinsip-prinsip
bimbingan Falun Gong, dia bisa memikirkan orang lain terlebih
dahulu dengan mengikuti prinsip-prinsip Sejati, Baik, dan
Sabar.
Di SMU, sering ada kegiatan siswa, pertemuan sosial, dan pesta
perayaan. Tessa tahu bahwa sebagai seorang kultivator, dia tidak
seharusnya minum (alkohol), dan menjauhi hal-hal seperti itu.
Seiring Tessa tumbuh lebih dewasa, dia menemukan bahwa keyakinannya
terus-menerus memberikan tempat yang aman di tengah-tengah bahaya
dan perangkap masyarakat.
"Ada begitu banyak bencana alam maupun buatan manusia yang terus
terjadi. Setelah berlatih Falun Gong, saya memiliki rasa aman.
Semua hal-hal buruk di dunia tidak dapat mengusik hati saya yang
damai dan tenang," katanya.
Sekarang Tessa adalah seorang mahasiswa tahun ketiga di perguruan
tinggi. Dia memiliki banyak pekerjaan rumah, namun dia memastikan
untuk menyeimbangkan dengan baik antara akademis dan latihan
kultivasinya. Tidak peduli seberapa sibuk, dia tidak pernah lalai
membaca buku-buku Falun Gong atau melakukan latihan. Baginya,
mengintegrasikan latihan kultivasi ke dalam kehidupan sehari-hari
adalah hal yang paling wajar untuk dilakukan.
“Saya datang ke dunia ini demi Dafa,“ katanya.
Chinese version click here
English
version click here