(Minghui.org) Pada 21 dan 22 November 2014, sebelum Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa tahun 2014 di Jakarta, para praktisi dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul bersama di Jakarta, melakukan beberapa kegiatan untuk meningkatkan kesadaran publik akan penganiayaan Partai Komunis Tiongkok terhadap praktisi Falun Dafa (disebut pula Falun Gong) yang masih terus terjadi di Tiongkok.
Aksi Damai di depan Kedubes Tiongkok pada hari Jumat, 21 November
2014
Selama dua hari berturut-turut, praktisi melakukan aksi damai di depan Kedubes Tiongkok, di Mega Kuningan, yang bertujuan menyuarakan agar pemerintah komunis Tiongkok segera menghentikan genosida mereka terhadap rekan-rekan praktisi di Tiongkok, terutama kejahatan pengambilan organ tubuh skala besar dari para praktisi Dafa yang masih hidup.
Rejim komunis Tiongkok selain
menganiaya praktisi Falun Dafa di daratan, juga telah mendemonisasi
citra Falun Dafa dengan menyebarkan banyak kebohongan yang utamanya
bertujuan untuk membangkitkan kebencian orang-orang Tionghoa
terhadap Falun Dafa, termasuk yang ada di luar daratan Tiongkok.
Dengan demikian, banyak orang secara sadar maupun tak sadar telah
diseret ke dalam kejahatan PKT dan sesungguhnya mereka tengah
dicelakakan PKT. Prinsip alam semesta adalah adil, tak peduli
seseorang terlibat penganiayaan karena percaya pada propaganda
kebohongan PKT, atau tengah menjalankan perintah, setiap perbuatan
tetap akan ada konsekuensinya. Perbuatan memfitnah, memukul,
melakukan kekerasan dan menganiaya akan mendapat hukuman langit
yang setimpal, sementara perbuatan yang berpijak pada kebenaran,
keadilan akan mendapatkan pahala, berkah kebajikan. Ini adalah
hukum alam yang selamanya benar, dan tak ada siapapun yang terlolos
dari jaringnya.
Aksi damai di depan Kedubes Tiongkok yang dilakukan oleh para
praktisi di banyak negara, sesungguhnya juga tengah
memberikan kesempatan sekali dan sekali lagi kepada para staf di
perwakilan Tiongkok, agar menimbang dengan akal budi dan nurani
mereka apakah secara membuta mengikuti jejak dan kebijakan rejim
dalam memfitnah dan mengekang praktisi Falun Dafa di luar negeri
atau memilih memisahkan diri dari sepak terjang rejim PKT yang
penuh lumuran darah dan catatan kelam.
Membentangkan spanduk anti penganiayaan dan spanduk lainnya pada
hari Sabtu, 22 November 2014
Praktisi mengenakan pakaian tradisional dari berbagai daerah, yang
mencerminkan keberagaman asal usul dari para praktisi
barisan genderang pinggang
Tian Guo Marching Band
Dalam kegiatan publik selama dua hari, setelah membaca spanduk-spanduk anti-penganiayaan yang dibentang oleh para praktisi serta melihat penampilan Tian Guo Marching Band maupun barisan Genderang Pinggang praktisi, banyak orang yang tengah melintas - mengekspresikan simpati dan dukungan moril mereka dengan memberikan acungan jempol.