(Minghui.org) Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa bagi para praktisi Indonesia tahun 2014 kembali diadakan di ibu kota Jakarta pada Minggu, 23 November 2014. Sekitar 500 praktisi turut serta dalam konferensi yang dimaksud untuk saling berbagi pengalaman serta pemahaman dalam berkultivasi Falun Dafa, dan meningkat secara keseluruhan dalam satu tubuh.
Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa
Pada kesempatan sakral tersebut,
13 orang praktisi dari berbagai wilayah Indonesia seperti Jakarta,
Depok, Tangerang, Medan, Malang, Bali berbagi pengalaman mereka
dalam belajar Fa, memancarkan pikiran lurus serta mengklarifikasi
fakta.
Praktisi asal Depok membuka konferensi dengan sharingnya yang unik.
Karena perusahaan tempat ia bekerja mengalami kesulitan finansial,
dia termasuk salah satu yang kehilangan mata pencarian dan harus
segera menerobos situasi tersebut. Ia mendapat ide untuk berdagang
buah keliling. Praktisi tersebut menyadari bahwa dirinya bukan
sekedar pedagang buah biasa tetapi juga seorang praktisi pada masa
pelurusan Fa. Ternyata cobaan hidup tersebut, malah menuntunnya
bertemu banyak orang yang berbeda setiap harinya, dan memberinya
kesempatan untuk mengklarifikasi fakta Falun Dafa kepada lebih
banyak makhluk hidup.
pemandu acara
Praktisi Jakarta yang juga
anggota Tian Guo Marching Band berbagi kesannya dalam mengikuti
pawai budaya saat pelantikan Presiden Jokowi Oktober lalu. Ia
merasakan pengaturan Guru yang sangat cermat di tengah ketidak
teraturan di permukaan, dan terheran-heran bagaimana Tian Guo
Marching Band akhirnya berkesempatan tampil di tangga Istana
Merdeka, mengumandangkan lagu ‘Falun Dafa Hao’.
Praktisi pria dari Bali yang sebelum berkultivasi Falun Dafa, harus
bolak balik dokter dan rumah sakit karena masalah jantung dan
ginjal, setelah tekun belajar Fa – merasakan keajaiban Dafa dan
memperoleh kembali kesehatannya. Beliau berbagi bagaimana mengatasi
ujian malas untuk tetap membantu klarifikasi fakta pada para turis
Tiongkok yang datang ke Bali. Praktisi usia 60 tahun bercerita
bagaimana hatinya tetap tak tergerak saat dicaci maki oleh orang
yang hendak ia tolong. Falun Dafa tidak hanya meningkatkan
kesehatan fisik dan emosinya, tetapi juga telah membuat hubungan
dengan para karyawannya menjadi lebih harmonis. Dulu ia harus
berteriak-teriak untuk menyuruh para karyawan, namun pekerjaan
tetap tidak dilakukan. Sekarang dia cukup mencari ke dalam, dan
para karyawan tanpa banyak disuruh, melakukan tugasnya
masing-masing.
salah satu praktisi berbagi pengalaman
Seorang dosen asal Jakarta
bercerita bagaimana seorang suster biara Katolik menuntunnya
memasuki pintu Dafa. Sementara sang suster hanya terhenti pada
aspek berlatih Gong, dosen ini setelah membaca buku Zhuan Falun,
merasa inilah yang ia telah lama tunggu dan cari. Meskipun banyak
tentangan dari keluarga pada awalnya, bahkan harus kehilangan
usahanya, ia tetap percaya dan teguh pada Fa, dan situasi pun
mengalami perubahan. Ketika praktisi yang melakukan aksi damai di
depan kedubes Partai Komunis Tiongkok mengalami tekanan dari
seorang polisi kawasan, dia berbagi bagaimana praktisi bahu membahu
untuk mengklarifikasi fakta kepada petugas dan pada akhirnya
menerobos situasi dan memperoleh kembali hak asasi dasar mereka
yaitu: kebebasan untuk mengemukakan pendapat di muka umum.
Praktisi asal Bali yang saat ini menetap di Jakarta bercerita
pengalamannya selama magang di kantor pusat Epoch Times di New
York. Dia bercerita bagaimana rekan-rekan praktisi di New York
memanfaatkan waktu secara ketat untuk mematut diri dan melakukan
tiga hal, membentuk suatu lingkungan yang mencari ke dalam
dan saling bekerjasama. Pengalamannya dalam membantu penjualan
tiket Shen Yun Symphony Orchestra telah meninggalkan kesan yang
mendalam baginya.
suasana ruang konferensi
Seorang praktisi pria asal
Jakarta berbagi pengalamannya bergabung dengan rekan-rekan yang
mengklarifikasi fakta ke instansi pemerintah. Meskipun yang
bergabung sedikit, tetapi dia merasa bahwa Guru terus menuntunnya
dan membukakan pintu untuk meningkat dalam tiap kesempatan. Suatu
saat ia diberikan kesempatan bicara di hadapan anggota DPR, Komnas
HAM dan pejabat kepolisian dalam sebuah acara LSM. Kesempatan
tersebut digunakannya untuk mengangkat kejahatan PKT terhadap
praktisi Falun Dafa di Tiongkok dan ternyata disiarkan langsung
oleh sebuah stasiun televisi.
Keluarga dari Bali tampil bertiga (ayah, ibu dan putri sulung)
berbagi pengalaman kultivasi mereka bersama Barisan Genderang
Pinggang. Sang ibu yang sakit-sakitan, sang suami yang awalnya
hanya berniat mengantar sang ibu untuk berlatih Dafa agar lebih
sehat, kemudian semakin memahami Dafa dan akhirnya beserta tiga
putri mereka semuanya berkultivasi dalam Dafa. Sang putri sulung
bercerita bagaimana berangkat ke ibu kota bersama kedua adiknya
untuk mengikuti kirab budaya saat pelantikan Presiden Jokowi.
Terutama bagaimana dia menghibur adik bungsunya agar tidak menangis
dan mengeluh dalam menghadapi berbagai kesulitan saat pawai. Dia
juga menemukan keterikatan pamer yang kuat dan rasa gembira hati
saat melihat sambutan massa yang hangat dan luar biasa. Rekan
praktisi lain di barisan genderang pinggang dengan belas kasih
mengingatkan agar menyadari kekurangannya.
Seorang praktisi asal Medan berbagi pengalamannya dalam
memanfaatkan media sosial untuk mengklarifikasi fakta kepada
orang-orang yang berada di benua Afrika. Melalui media sosial
tersebut dia dapat memanfaatkan waktu untuk mengklarifikasi fakta
sambil bekerja di balik meja. Pada hari Minggu ia tetap bergabung
bersama rekan lain, keluar untuk membagikan materi klarifikasi ke
masyarakat luas.
Konferensi yang dimulai pada pukul 9 pagi, berakhir pada pukul
17.30. Praktisi berbagai daerah dengan ceria saling berfoto
bersama maupun bersalaman di akhir acara. Seorang praktisi asal
Jawa Tengah berkata pada koresponden Minghui bahwa dia telah
menemukan kekurangan diri dan merasakan jarak kesenjangan dalam
kultivasinya. Beberapa lainnya berkata, beberapa sharing yang
dibacakan telah membangkitkan semangat mereka untuk lebih gigih
maju membantu Guru meluruskan Fa dan menyelamatkan lebih banyak
makhluk hidup.