(Minghui.org)
Empat siswa sekolah menengah mendapatkan pelajaran yang tidak
terduga di kegiatan ini ketika mereka melewati Gedung Pemerintahan
di Wellington, Selandia Baru, pada tanggal 20 November.
Ally, Mary Jane, Josephine dan Reed kebetulan tiba bersamaan dengan
Xi Jingping, ketua Partai Komunis Tiongkok (PKT), yang sedang
melakukan kunjungan kenegaraan. Mereka terkejut melihat protes
damai Falun Gong, dan bertanya.
Ally berkata, “Saya mempelajari
sejarah komunisme di Vietnam, tetapi saya pikir komunisme telah
menjadi bagian dari masa lalu. Saya tidak tahu ia masih menghantui
Tiongkok hari ini. Saya mendukung kalian! Mari bekerja sama untuk
menghentikan penganiayaan.”
Mary Jane mengatakan ia akan mempelajarinya lebih jauh lagi di
internet, setelah mendengar kejahatan pengambilan organ
tubuh.
Praktisi menyerukan untuk menghentikan penindasan terhadap Falun
Gong yang telah berlangsung selama 15 tahun, dan mengadili para
pelakuknya (Jiang Zemin, Zhou Yongkang, dll.)
Pengacara Kerry Gore, juru bicara
Falun Gong, diwawancarai oleh media lokal.
Tulisan pad Spanduk: “Falun Dafa baik,” “Hentikan Pengambilan Organ
Tubuh Praktisi Falun Gong,” dan “Adili pelaku utama Jiang Zemin,
Zeng Qinghong, Luo Gan, dan Zhou Yongkang” khusus diperlihatkan
untuk pejabat tinggi Tiongkok yang sedang berkunjung.
Rombongan pemimpin Tiongkok Xi Jinping melintas di depan protes
damai, tidak bisa menghindar dari spanduk-spanduk yang
menyolok.
Adam (kiri), seorang pejalan kaki, mempelajari Falun Gong.
Empat murid sekolah menengah mendukung Falun Gong setelah
mengetahui fakta.
Penumpang dalam rombongan
kendaraan Xi melihat keluar saat mereka memasuki halaman Gedung
Pemerintahan, kediaman Gubernur Jendral Selandia Baru. Mereka
dihadapi oleh spanduk besar yang menyatakan “Falun Dafa baik,”
“Hentikan Pengambilan Organ dari Praktisi Falun Gong,” dan “Adili
Pelaku Utama Jiang Zemin, Zeng Qinghong, Luo Gan, dan Zhou
Yongkang.”
Media lokal melaporkan bahwa Falun Gong sedang mengadakan protes
damai di sini di Selandia Baru sedangkan praktisi di Tiongkok
dianiaya secara brutal dan bahkan menjadi korban pengambilan paksa
organ tubuh.
Beberapa media lokal utama mewawancarai Kerry Gore, juru bicara
Falun Gong di Selandia Baru. Gore meminta Pemerintah Selandia Baru
untuk mengangkat masalah hak asasi manusia dengan delegasi
Tiongkok, dan membantu menghentikan penindasan dan kekejaman
pengambilan organ.
Praktisi Falun Gong Nick
mengatakan seharusnya ada lebih banyak orang lagi yang mengetahui
fakta tentang Falun Gong.
Seorang pejalan kaki bernama Adam
menanyakan apa yang tertulis di Spanduk. Seorang praktisi
menjelaskan fakta kepadanya. Ia berkata, “Semoga beruntung!
Selandia Baru adalah negara bebas. Semua orang dapat menyatakan
pendapat. Saya mendukung kalian!”
Mark, seorang penjaga keamanan di Gedung Pemerintahan, berkata ia
pernah tinggal lama di Hong Kong. Ia berkata, “Saya tahu Falun
Gong. Upaya praktisi menentang penganiayaan mengingatkan saya pada
protes damai Gandhi di India. Partai Komunis telah membohongi
rakyat Tiongkok, dan mengubah mereka menjadi mesin, bukannya
seorang individu yang memiliki kebebasan berpikir.”
Berlawanan dengan protes damai praktisi Falun Gong, siswa Tiongkok
tiba dengan bus, dan berkumpul untuk menyambut kedatangan delegasi
Tiongkok. Seorang pejalan kaki bertanya apakah mereka datang secara
sukarela. Salah satu dari mereka menjawab, “Tidak. Kami dibayar.”
Mereka menolak untuk menjawab saat ditanya oleh seorang reporter
TVNZ siapa yang mengatur mereka datang.
Seorang Tionghoa yang tampaknya adalah penanggung jawab
memerintahkan para siswa untuk menutupi spanduk Falun Gong. Mereka
mengendarai mobil dan memarkirnya di depan praktisi beberapa kali,
mencoba untuk menutupi spanduk, tetapi selalu di usir oleh
polisi.
Chinese version click here
English
version click here