(Minghui.org) Seribu lebih mahasiswa dan staf fakultas di Lisbon, Portugal menandatangani petisi untuk menyerukan diakhirinya pengambilan organ oleh negara terhadap narapidana tak bersalah di Tiongkok.
Praktisi Falun Gong di Portugal melakukan kampanye untuk membangkitkan kesadaran terhadap pengambilan organ secara paksa di Tiongkok dari narapidana tak bersalah, kebanyakan adalah praktisi Falun Gong. Upaya mereka mendapat dukungan dari administrator kampus, di mana memberi izin untuk memutar video informasi, membagikan materi dan mengumpulkan tanda tangan di kampus tersebut.
Mahasiswa di sebuah kampus hukum menonton video tentang penganiayaan Falun Gong di Tiongkok
Mahasiswa Hukum: Terima Kasih atas Kesempatan Ini
Di sebuah kampus hukum di Lisbon, menyediakan tempat bagi praktisi Falun Gong untuk menyiarkan film dokumenter yang memenangkan penghargaan: Davids and Goliath pada 24 November 2014.
Seorang mahasiswa meneteskan air mata ketika menandatangani petisi. Ketika praktisi berterima kasih kepadanya, ia melambaikan kedua tangannya dan berkata, ”Saya sangat berterima kasih atas kesempatan ini untuk membantu menyelamatkan mereka yang ditahan di Tiongkok!”
Dua mahasiswa lainnya ingin menandatangani petisi tetapi sudah terlambat masuk kelas. Praktisi memberitahu mereka: “Jangan khawatir. Profesor kalian masih ada di sana. HAM merupakan bagian dari kurikulum kalian. Masalah ini [pengambilan organ] sangan berkaitan erat dengan studi kalian!”
Mereka setuju dan menandatangani petisi sebelum buru-buru memasuki ruang kelas.
Dekan Seni Liberal Memperpanjang Waktu untuk Pengumpulan Tanda Tangan
Dekan dari sebuah kampus seni liberal mendengar tentang penganiayaan di Tiongkok dan pengambilan organ secara paksa, memperkenankan praktisi untuk mengadakan pengumpulan tanda tangan di pintu masuk kampus. Ia juga berkata kepada mereka, “Jika satu hari tidak cukup, saya akan memberikan tambahan waktu.”
Seorang mahasiswa dari Brasil meneteskan air mata setelah menonton film Davids and Goliath. Namun demikian, ia merasa bingung, karena beberapa teman kuliahnya yang pernah mempelajari bahasa Mandarin di Institut Konfusius memberitahu dia tentang informasi negatif Falun Gong, karena dipengaruhi oleh propaganda kebencian rezim Komunis Tiongkok.
Praktisi menjelaskan bahwa Institut Konfusius merupakan corong dari Partai Komunis Tiongkok (PKT). Partai memfitnah Falun Gong untuk membenarkan penganiayaannya di Tiongkok. Sementara itu, Falun Gong memperoleh popularitas di seluruh dunia, di mana jumlah orang yang ikut berlatih semakin bertambah banyak.