Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Babak Baru Penganiayaan Dimulai oleh Kantor 610 di Kota Urumqi

1 Feb. 2014 |   Oleh seorang koresponden Minghui di Xinjiang


(Minghui.org) Pada November 2013, petugas dari Kantor 610 Kota Urumqi memulai sebuah babak baru dari pelecehan dan penganiayaan dengan target praktisi Falun Gong. Sebagai bagian dari usaha rezim untuk mengubah praktisi dan memaksa mereka untuk meninggalkan keyakinan mereka, pejabat Kantor 610 telah mencoba untuk “menjamin” kebebasan praktisi dari pusat pencucian otak lokal pada 2013 dengan memerintahkan mereka untuk menandatangani perjanjian untuk tidak pernah lagi berlatih Falun Gong.

Sejumlah cabang telah berpartisipasi dalam babak baru penganiayaan ini, termasuk Kantor-kantor 610 dari Distrik Tianshan, Distrik Shayibake, Distrik Xishi, Distrik Midong, dan Perusahaan Konstruksi dan Produksi Xinjiang.

Para praktisi dibawa ke kantor-kantor administrasi kependudukan lokal, dimana para pejabat mencoba untuk memaksa mereka menandatangani dokumen untuk meninggalkan keyakinan mereka. Banyak dari praktisi yang ditahan dan keluarga mereka menentang penganiayaan dengan menolak untuk patuh pada perintah.

Penganiayaan di Dalam Pusat Pencucian Otak

Bertahun-tahun, Kantor 610 Kota Urumqi telah menahan praktisi di dalam pusat pencucian otak. Kantor ini menyebarkan polisi kota dan lokal, serta petugas keamanan dari kantor masyarakat dan kependudukan, untuk mengumpulkan praktisi dengan berbagai cara. Seorang praktisi berbicara kepada wartawan bahwa polisi telah merusak pintu dan masuk ke rumahnya. Praktisi yang lain menceritakan polisi melompati pagar rumahnya dan menerobos masuk seperti penjahat.

Pusat pencucian otak dijalankan oleh Kantor 610 Urumqi yang berlokasi di gedung tertutup di Nashan, jauh dari kota. Dalam fasilitas seperti penjara, setiap praktisi dipenjara di dalam sebuah ruangan dengan dua “asisten,” yang dilatih untuk memperlakukan praktisi seperti seorang kriminal. Mereka mengikuti praktisi selama 24 jam sehari dan menyiksa mereka secara verbal.

Kantor 610 Urumqi juga merekrut berbagai orang dari wilayah lain untuk membantu usaha penganiayaan mereka, termasuk Zhang Yongjun (mantan kepala Kantor 610 Penjara No. 5 Xinjiang), peneliti dari Institusi Ilmu Pengetahuan Sosial Xinjiang, dan beberapa mantan praktisi yang balik menentang Falun Gong di bawah tekanan penganiayaan dari para pejabat.

Tambahan untuk siksaan secara fisik, praktisi ditahan di pusat pencucian otak menjadi subyek penyiksaan secara psikologis. Setelah memaksa praktisi untuk menonton video propaganda yang memfitnah Falun Gong, para petugas memerintahkan mereka untuk menulis tiga pernyataan untuk meninggalkan kepercayaan mereka. Mereka yang menulis pernyataan itu diperintahkan untuk membacanya keras-keras di depan lainnya.

Seorang anggota staff di dalam fasilitas mengingat seorang wanita pingsan ketika sedang membaca pernyataannya. Bahkan setelah membacakan pernyataan mereka, praktisi yang telah “berubah” harus menginjak foto Guru Li Hongzhi, pendiri Falun Gong, sebelum mereka dibebaskan.

Bagi mereka yang menolak untuk bekerjasama, pusat pencucian otak mengintensifkan penyiksaan, termasuk tidak diperbolehkan tidur, lebih banyak video propaganda, dan siksaaan secara verbal dan pengawasan secara terus menerus. Untuk aksi protes, beberapa praktisi sesekali mengadakan mogok makan.

Seorang praktisi memberitahu wartawan bahwa pelaku kejahatan telah memaksanya meminum bir dan mengancam akan mengubahnya ke minuman keras jika ia tetap menolak untuk “diubah.” Karena ajaran Falun Gong melarang praktisi untuk meminum alkohol, ini adalah bentuk lain dari siksaan mental, disamping efek langsungnya terhadap kesehatan.

Beberapa praktisi juga dibawa ke kamp kerja paksa dan pusat penahanan untuk penyiksaan berkepanjangan.

Penganiayaan Finansial

Kantor 610 Urumqi juga menggunakan sanksi ekonomi untuk menghukum praktisi, seperti memerintahkan para pemilik perusahaan untuk menahan gaji atau uang pensiun dan menolak memproses manfaat pensiun. Para pemilik perusahaan sering ditekan untuk memecat karyawan yang berlatih Falun Gong.

Karena pelecehan dan penganiayaan di atas, para praktisi yang memiliki usaha sering tidak bisa membuka usahanya secara normal. Anggota keluarga juga mendapatkan efeknya: Oleh asosiasi, banyak yang ditolak dipromosikan atau mendapat tugas penting. Jadi, mereka juga adalah korban dari penganiayaan.

Chinese version click here
English version click here