Sambungan dari:
Bagian 4
(Minghui.org) Setelah terbitnya Ceramah Fa pada
Konferensi Fa Internasional di Amerika Serikat Barat Tahun 2013,
praktisi yang telah memiliki lingkungan klarifikasi fakta di daerah
tujuan wisata semakin gigih maju mengajak semua berperan baik
langsung ke tempat wisata atau membantu memancarkan pikiran
lurus.
Kami merangkum beberapa
pengalaman praktisi Bali yang membantu orang-orang asal daratan
China menarik garis pemisah dari kejahatan Partai Komunis China
serta melakukan pemunduran diri dari PKC dan organisasi afiliasinya
di tempat wisata. Berikut beberapa pengalaman yang
disampaikan:
Pengalaman praktisi A
Usaha Kita Semua dan Bantuan Shifu
Mari sama-sama memancarkan pikiran lurus terhadap tempat-tempat
tiga pemunduran di daerah-daerah wisata di Bali. Kita adalah satu
tubuh kesatuan, orang yang mundur di lokasi A bukan semata karena
teman-teman di lokasi A, orang yang mundur di lokasi B juga bukan
karena semata teman-teman di lokasi B, namun karena Shifu dan kita
semua, serta dukungan pikiran lurus kita semua.
Mungkin awalnya ia ke lokasi wisata C, D, A sudah dibersihkan unsur
kejahatan di baliknya lalu ke lokasi wisata B - baru mundur, ini
sangat mungkin terjadi, karena orang yang makan di lokasi wisata A
besoknya ketemu juga di D.
Memajang Formulir Tiga Pemunduran dan Diamati dari
Kejauhan
Selamat Gigih Maju Teman-teman
Agar teman-teman lebih semangat memancarkan pikiran lurus untuk
proyek tiga pemunduran kita, tadi di meja pengunduran diri tanpa
kita arahkan tamunya menghampiri formulir dan mundur sendiri.
Pemunduran wisatawan China itu saya yakin berkat pemancaran pikiran
lurus kita semua. Mari kita sama-sama perkuat pikiran lurus agar
yang berjodoh mencari jalan mereka, apa pun peran yang kita lakoni
saya pahami keagungan De-nya sama [De= Substansi putih,
kebajikan]
Berikut ceritanya: Saya hari ini selepas kerja pergi ke lokasi
wisata A sekitar pukul 16.00, teman yang lebih awal datang
mendekati saya dan berkata, ”Formulir tiga pemunduran yang
diletakkan di meja batu di tepi jalan ada yang mundur. Wisatawan
China-nya lihat kiri kanan di saat mau mundur agar tidak dilihat
oleh pemandu wisata.” Tidak terasa saat mendengar, mata saya
berkaca-kaca hampir meneteskan air mata, teringat awal-awal
merintis proyek tiga pemunduran di sana. Saat saya mau duduk tempat
duduknya sangat kotor, saat kelelahan memegang spanduk tiba-tiba
sehelai daun jatuh menutupi kotoran itu dan akhirnya saya bisa
duduk. Shifu maha belas kasih, saya diingatkan lagi awal proyek
pemunduran berdiri, banyak hal yang harus saya kultivasikan
terutama hati manusia. Hari ini karena saya susah mendapat parkir
berputar sampai dua kali - hati manusia sudah tergerak, panas dan
sesak, banyak asap kendaraan, tetapi setelah mendengar ada yang
mundur di meja batu yang diamati dari jauh, saya cari ke dalam,
hati manusia saya lebih dominan. Terima kasih Shifu sudah
mengingatkan saya, dan saya sadari siapapun yang berjodoh akan
mundur, walau tidak kita dekati tetapi kalau sudah memahami fakta
kebenaran akan mencari tempat atau kesempatan untuk mundur dan
menarik garis pemisah dari kejahatan.
Mengklarifikasi Fakta kepada Pramu Wisata Lebih
Mendalam
Sebenarnya praktisi harus memiliki inisiatif sendiri. Praktisi di
lokasi wisata A biasanya selalu menghampiri pramu wisatanya untuk
menjelaskan apa yang mereka lakukan kepada wisatawannya. Mereka
biasanya ada yang mengerti, kadang ada yang tidak. Pramu wisata
China banyak, saya yakin kalau praktisi harus berinisiatif dan
tidak menunggu dan mengandalkan orang lain. Saya pahami jika
membentuk tim klarifikasi fakta kepada pramu wisata, praktisi akan
kurang inisiatif dan saling mengandalkan. Kita harus bertanya pada
diri sendiri, kenapa pramu wisata ini tidak baik responnya. Saya
biasanya langsung mendekati mereka dan memberi penjelasan. Pramu
wisata biasanya tidak asing lagi, paling orang itu-itu saja, yang
baru sangat sedikit. Kita kalau langsung bertemu mereka di
lapangan, lepaskan konsep apa pun, dekati dan klarifikasi fakta
lebih mendalam. Setelah itu, beberapa malah meminta kami membagikan
materi klarifikasi kepada wisatawannya. Kita harus mencoba, sekali
tidak mau besok bertemu dekati lagi sampai dia memahami
fakta.
Hanya pengalaman yang sangat dangkal tolong diluruskan dengan belas
kasih.
Pengalaman praktisi B
Tadi malam sepulang kerja teman Xiulian sharing mengenai situasi
tiga pemunduran di sebuah lokasi wisata.
Berikut ceritanya: Dia mendekati wisatawan China untuk memberi
brosur kecil. Wisatawan itu mengatakan sudah dapat. Dia bertanya
lagi, "Apakah anda sudah mundur?" Wisatawan menjawab, "Boleh saya
lihat?" dalam bahasa Inggris, lalu ditunjukkan formulir tiga
pemunduran, dibacanya dan berkata, "ok, ok, ok" lalu pergi. Saya
bertanya apa ia bilang ‘ok, ok’ menolak atau tanda setuju, katanya
ok tanda setuju.
Lalu saya sharingkan apa yang pernah saya sharingkan dengan
praktisi lain bahwa tidak semua wisatawan China mau pegang pulpen
untuk centang formulir tiga pemunduran. Kita yang harus membantunya
asal ia bilang ‘ok’ atau ‘mengangguk tanda setuju’.
Tunjukkan nama samaran yang mana dia mau pilih, dan diantara tiga
kolom pionir muda, liga pemuda, atau partai yang mana dia mau
pilih. Kita yang membantu centang dan menulis tanggal. Kita harus
tanggap melihat wajahnya begitu menggangguk tanda setuju berarti
dia sudah mundur.
Lain halnya kalau ia mau menggunakan nama asli, dia harus menulis
namanya sendiri karena kita tidak bisa menulis Mandarin.
Setelah saya sharing seperti itu, teman Xiulian merasa sedih
Klarifikasi fakta belum tuntas. Dalam hal ini saya yang salah,
seharusnya saya mensharingkan hal ini sebelumnya sehingga kejadian
ini tidak terjadi. Ini pelajaran, kita dalam proses, semoga hal ini
tidak terulang lagi.
Bersambung ke:
Bagian 6