Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Belajar dari Praktisi yang Sudah Meninggal (Bagian 1)

13 Maret 2014 |   Oleh: praktisi China


(Minghui.org) Kultivasi sangat serius. Ketika salah satu rekan praktisi meninggal, saya sangat sedih dan menyesal.

Qiu dan saya berada di kelompok klarifikasi fakta yang sama. Dia pergi keluar hampir setiap sore dengan praktisi lain untuk membantu orang melakukan tiga pemunduran, mengklarifikasi fakta, membagikan materi klarifikasi fakta, dan membantu proyek-proyek lain. Meskipun ia melakukan hal ini dengan sepenuh hati, ia telah ditangkap dua kali dan dihukum kerja paksa. Dia mengalami banyak hal.

Sayangnya Qiu tidak mengerti perlunya mengultivasi diri sendiri, jadi dia tidak mampu menyelesaikan langkah-langkah terakhir dari perjalanan kultivasi. Tahun ini, saya telah melihat empat rekan praktisi meninggal, dan satu lagi lolos dari kematian. Setelah berpikir tentang semua kejadian ini, saya menemukan bahwa para praktisi ini memiliki dua masalah utama.

1. Ketidakmampuan Membedakan Konsep Manusia dan Memahami Fa

Beberapa praktisi sering menggunakan konsep manusia untuk melihat hal-hal dalam kultivasi. Mereka berbicara tentang aturan-aturan dengan konsep dan pemahaman manusia biasa. Jika seseorang tidak dapat mengidentifikasi konsep manusia, konsep itu akan memblokir dan mencegah mereka memahami Fa.

Guru pernah menggunakan contoh bahwa ketika master Tao melompat ke dalam kendi anggur, murid baru mengikutinya dan melompat juga. Pengikutnya tidak mempunyai konsep.

Jika Anda adalah pengikut itu, apakah Anda juga melakukannya tanpa konsep? Banyak orang mungkin berpikir bahwa kendi anggur itu terlalu kecil untuk melompat ke dalamnya, tapi ini adalah konsep manusia. Paragraf pertama di "Lunyu" (Zhuan Falun) menyarankan agar kita mengubah konsep manusia kita! Saya berpikir bahwa mengubah konsep manusia adalah hal yang paling sulit dilakukan. Ketika kita tidak waspada kita bisa jatuh ke dalam pola pikir manusia biasa.

Qiu mulai mengalami kesulitan bergerak pada musim semi 2013. Saya pergi mengunjunginya dan bertanya apa yang dia rasakan. Dia mengatakan, "Kaki saya mati rasa dan sulit untuk bergerak." Saya bertanya apakah itu benar-benar mati rasa. Dia berkata, "Ini benar-benar mati rasa, dan dingin." Dia menganggapnya sebagai gejala realitas, dan ia tidak bisa melihat pola pikir manusianya untuk mencari keterikatannya.

Saya mengatakan kepadanya bahwa seorang praktisi tidak harus menggunakan pola pikir manusia biasa untuk melihat sesuatu. Saya juga menceritakan pengalaman saya dalam menyingkirkan "karma penyakit." Dia merasa bahwa apa yang saya katakan benar, tapi dia tidak bisa menerima atau memahaminya.

Apa itu konsep manusia? Dalam pemahaman saya, itu adalah apa yang seseorang lihat, dengar, atau pengalaman pribadi selama hidupnya. Hal-hal ini membuat pola pikir tertentu. Kemudian, ketika seseorang mengalami kesengsaraan, ia akan menggunakan pola pikir ini untuk berpikir tentang masalah. Jika seseorang merasa tidak nyaman dan berpikir tentang ketidak nyamanan ini sebagai "penyakit",  seketika mereka akan berpikir tentang pergi ke rumah sakit untuk menyembuhkannya.

Untuk menerobos pola pikir ini, dan mengubah konsep kita, kita tidak harus menggunakan metode manusia biasa untuk melihat masalah. Tentu saja hal ini sangat sulit untuk dilakukan, jadi kita harus membiarkan sisi kita yang mengerti, bagian dari kita yang sesuai dengan Fa, menyingkirkan konsep manusiawi kita. Kita tidak harus membiarkan konsep manusia kita mengendalikan pikiran kita.

Dalam Zhuan Falun Guru menyatakan bahwa praktisi harus menggunakan prinsip tingkat tinggi untuk melihat masalah penyakit. Banyak praktisi memahami hal ini dari permukaan terluar, dan percaya bahwa tidak minum obat atau suntikan adalah semua yang harus mereka lakukan. Saya tidak percaya bahwa hal itu mudah. Kita perlu mengubah konsep manusia, dan menggunakan mentalitas dewa untuk menganggap masalah ini agar berhasil. Kita harus benar-benar menyingkirkan konsep bahwa ini penyakit.

Menghindari menggunakan konsep manusia bukan hanya terhadap masalah "penyakit". Kita harus melihat semua masalah menggunakan pola pikir seorang dewa. Hal ini benar-benar menyingkirkan konsep manusia. Seseorang yang menggunakan konsep manusia tidak dibenarkan bila dilihat dari tingkat yang lebih tinggi, sebagai dewa melihat semua masalah tanpa konsep.

Juli 2012 seorang praktisi bernama Zhang menderita karma penyakit. Ketika saya ke rumahnya untuk belajar Fa, dia harus bergerak keluar dari tempat tidur untuk mendapatkan segelas air. Praktisi yang membantu memeluknya sampai khawatir, dan berkata, "Jangan bangun lagi, jika Anda butuh sesuatu panggil saja, kami akan membantu Anda mengambilnya. Tidak mudah bagi Anda untuk bangun, jadi diam saja di tempat tidur."

Sepintas kata-kata ini tampak seperti membantu, tetapi berasal dari konsep manusia, dan memperlakukan praktisi sebagai manusia biasa. Zhang mengatakan, "Terima kasih", berarti ia menerima konsep-konsep manusia. Jika dia tidak melihat dirinya sebagai orang sakit, dan sebaliknya melihat kesulitannya sebagai cara untuk meningkatkan Xinxing dan pemahaman Fa, gejala penyakit akan lenyap, karena dewa tidak memiliki penyakit.

Untuk menyingkirkan karma penyakit, pertama-tama kita harus mencapai pola pikiran Dewa, dan tanpa syarat bertindak sesuai dengan standar Dafa. Apakah itu adalah masalah kultivasi pribadi atau penganiayaan kekuatan lama, jika kita dapat memperlakukan semua masalah dengan pikiran lurus, masalah utama akan terpecahkan.

Ketika saya melihat Zhang dalam kondisi seperti ini, saya selalu ingin mengatakan beberapa kata, tapi saya tidak memiliki keberanian untuk mengatakan sesuatu.

Dua bulan kemudian ketika dia meninggal, saya sangat menyesal tidak berbicara. Sebagai sesama praktisi, bukankah saya juga bertanggung jawab padanya? Mungkin beberapa kata dari saya akan membantunya.

Bersambung ke: Bagian 2

Chinese version click here

English version click here