(Minghui.org)
Tahun-tahun terakhir ini di daerah setempat dan daerah lainnya,
sering terdengar adanya rekan praktisi yang menderita karma
penyakit, setiap mendengar berita penganiayaan terhadap rekan
praktisi, hati saya merasa sedih, apalagi ada rekan praktisi yang
dianiaya sampai meninggal, setelah mendengarnya saya merasa sangat
prihatin.
Dalam masalah ini, saya akan
membicarakan pengalaman dan pemahaman diri sendiri ketika menerobos
ilusi karma penyakit, berbagi dengan rekan praktisi. Jika ada yang
tidak benar harap rekan praktisi tunjukan.
Di masa pelurusan Fa, gangguan dan penganiayaan yang saya alami
tidaklah sedikit, besar kecil sudah pernah saya alami, tetapi saya
dengan sangat cepat berhasil menerobosnya, bahkan tidak
berkepanjangan. Setelah memahaminya, ketika berhasil mencari
keterikatan yang tersembunyi atau menemukan di mana ada kekurangan,
atau di bagian mana melenceng dari Dafa, saya akan lebih
memerhatikannya, sehingga penderitaan yang saya alami hanya
sedikit, sebentar saja sudah terlewati, dan kemudian hari akan
berbuat lebih baik. Sebenarnya hal yang terpenting dalam
berkultivasi adalah mencari ke dalam, mencari di bagian mana kita
melenceng dari Fa, sehingga membuat materi dasar kita terjadi
perubahan (mencakup pikiran dan perbuatan).
Di bawah ini saya akan membicarakan ilusi karma penyakit dari
beberapa sisi.
1. Menjalani Jalur Kultivasi dengan Baik dan Tidak Mengakui
Penganiayaan
Saya berpendapat tidak mengakui penganiayaan yang paling utama
adalah perbuatan kita. Karena dewa sedang mengamati perbuatan kita,
Guru mengatakan: “Perwujudan dari perbuatan manusia barulah
merupakan manifestasi sesungguhnya dari orang tersebut. (“Ceramah
Fa pada Konferesni Fa International Manhattan Tahun 2005”)”
Contohnya; pada umumnya tubuh yang teraniaya ada beberapa macam
penampilan: tubuh fisik mengalami kesakitan diluar batas normal;
tidak bisa tidur namun sering merasa ngantuk; tidak berselera
makan; ada gejala penyakit yang tidak terobati seperti manusia
biasa, sehingga mengganggu dalam melakukan tiga hal, dan
lain-lain.
Ada rekan praktisi merasa tidak enak badan selalu ingin berbaring,
berpenampilan lesu, dengan ekspresi sangat menderita, atau
pekerjaan yang seharusnya ia lakukan dikerjakan oleh orang lain.
Dalam masalah ini kita bahas sejenak, ketika memancarkan pikiran
lurus selalu mengatakan tidak mengakui pengaturan kekuatan lama,
memusnahkan unsur penganiayaan. Lalu jika kita berbaring, dan orang
lain yang mengerjakannya untuk kita, bukankah ini berarti kita
mengakui bahwa kita sudah tidak sanggup? Jika di dalam pikiran kita
berkata saya tidak punya masalah, seharusnya kita melakukan apa
yang seharusnya kita lakukan, tidak mempedulikan masalah tubuh
tidak enak atau masalah lainnya, lihatlah dengan sangat cepat
masalah akan berlalu.
Karena praktisi Dafa berkultivasi di dunia manusia, perbuatan
dikendalikan oleh pikiran, perbuatan kita mencerminkan niat dan
pikiran. Dafa adalah menyelamatkan jiwa prima, jiwa prima tidak
mengendalikan perbuatan, bukankah pikiran kita tidak lurus?
Ekspresi wajah kita yang menderita bukankah telah mengakui masalah
tidak baik itu? Sesungguhnya, itu adalah perwujudan suasana hati
kita.
Dalam kultivasi tidak ada hal yang remeh, jangan mengabaikan
hal-hal kecil. Pemahaman saya, gigih maju bukan berarti dalam
sekejap sanggup memindahkan gunung lalu mencapai standar kultivasi,
pikiran dan perbuatan harus sesuai dengan tuntutan Fa dari awal
hingga akhir, tidak ekstrim, tidak kehilangan semangat, tidak
terpengaruh oleh lingkungan dan dikendalikan olehnya. Kejahatan
akan tidak berani menganiaya kita, karena dewa lurus tidak akan
mengijinkan kehidupan apa pun mengendalikan jalur orang
berkultivasi Dafa. Jika dia berani menganiaya kita, dewa lurus
dalam sekejab akan memusnahkannya, oleh karena itu pertama-tama
tutur kata dan perbuatan kita seharusnya sesuai dengan tuntutan
Dafa.
Ketika kita berhadapan dengan penganiayaan, jangan menerimanya,
carilah dulu kebocoran diri sendiri, di sisi mana tidak sesuai
dengan Fa, menganggap bencana adalah sebuah kesempatan peningkatan
dan memusnahkan kejahatan dalam kultivasi, penderitaan tidak akan
terasa berat, sebentar saja sudah terlewati, harus benar-benar
menganggap menderita adalah hal yang menggembirakan. Guru dalam
banyak kali ceramah sering membicarakan masalah menderita dalam
berkultivasi.
2. Jangan Tergantung Rekan Praktisi, Seratus Persen Percaya
pada Guru dan Fa
Sepuluh tahun lebih saya tidak pernah meminta rekan praktsi untuk
memancarkan pikiran lurus terhadap saya, termasuk istri saya
sendiri (rekan praktisi), di dalam hati saya terdapat unsur percaya
Guru dan Fa. Rekan praktisi datang membantu adalah keinginan rekan
praktisi sendiri, bagaimana saya menyikapinya adalah masalah
kultivasi saya sendiri. Guru mengatakan: “Pikiran lurus pengikut
kuat, Guru memiliki kemampuan mengatasi keadaan langit.(“Budi Jasa
Guru dan Pengikut” dalam Hong Yin II)” Pemahaman saya adalah, jika
pikiran kita sangat kuat, Guru bisa mengatasi semuanya demi kita,
baik buruk tergantung keputusan di dalam hati. Kita memiliki
pikiran lurus, unsur partikel alam semesta semua bisa berinteraksi
dengan kita, juga sedang memerankan peranan lurus. Kita tidak
memiliki pikiran lurus, beranggapan diri sendiri tidak mampu, unsur
partikel di dalam alam semesta yang setingkat dengan kita akan
mengendalikan kita.
3. Diri Sendiri Mengendalikan Diri Sendiri
Ketika menemui bencana, lakukanlah kebalikannya. Contoh: kamu tidak
mengizinkan saya belajar Fa, saya akan belajar Fa; kamu ingin saya
merasa tidak enak dan terus berbaring, saya tidak akan menuruti
keinginanmu, apa yang harus saya lakukan, akan saya lakukan, bahkan
jika bisa melupakan penderitaan itu akan lebih baik; kamu tidak
mengizinkan saya berlatih, saya justru akan berlatih; kamu tidak
mengizinkan saya tidur, saya tetap harus tidur, pancarkan pikiran
lurus secara diam-diam, pancarkan pikiran lurus ditujukan pada
kejahatan yang tidak mengizinkan kita tidur, dengan berusaha
sedikit secara tidak sadar telah tertidur. Saya adalah praktisi
Dafa, seberapa berat saya sendiri yang menentukannya, saya ada Guru
yang mengatur, siapa pun tidak diperkenankan untuk mengatur
saya.
4. Mengenali Fenomena Palsu dan
Menyangkalnya
Pernah sekali kejahatan memciptakan fenomena palsu untuk saya
lihat, ada sebuah cermin besar di rumah, setiap kali saya keluar
selalu melewati cermin itu dan saya selalu melihat diri sendiri
seperti orang tua yang berjalan dengan tidak normal, kadang-kadang
terbersit pikiran ada gejala penyakit apa ini. Sepertinya kondisi
itu benar-benar terjadi pada tubuh fisik saya, pikiran yang tidak
nyata itu seperti sedang mengatakan; “Kamu lihat, kamu sudah
menjadi seperti itu! Dalam beberapa hari saya menyadari ini adalah
kejahatan yang sedang memciptakan kondisi gejala seperti itu,
supaya saya mengakui fenomena palsu itu. Saya berhasil mengetahui
rencana kejahatan, saya sudah tidak berkaca lagi. Hanya beberapa
hari sudah kembali normal, lalu melihat bentuk diri sendiri sudah
kembali normal. Jika tidak berhasil mengetahui fenomena palsu itu,
pikiran kita akan terbawa dan kemungkinan akan disusupi.
5. Memahami dengan Jelas Prinsip Fa
Memahami prinsip Fa dengan jelas juga adalah satu unsur untuk
menerobos kekuatan lama. Contohnya: Praktisi Dafa bukan demi
kultivasi baru datang ke dunia manusia, kekuatan lama menganggap
kultivasi pribadi adalah yang terpenting, mereka beranggapan
meskipun sampai menghancurkan Anda, juga harus membuat Anda
mencapai standar mereka. Sedangkan kita berkultivasi hari ini,
kesempurnaan pribadi sudah bukan masalah, menyelamatkan makluk
hidup baru adalah keinginan kita dalam sejarah, itu adalah tanggung
jawab kita. Di dalam kultivasi ada keterikatan, akan diluruskan
perlahan-lahan dalam Fa, kultivasi lebih sulit lagi juga harus
berkultivasi dengan baik, karena kita semua ada Guru yang mengurus,
kekuatan lama tidak pantas melakukan apa yang disebut menguji kita.
Karena mereka juga berada dalam pengaturan kembali oleh Dafa,
bagaimana mereka bisa melakukan apa yang disebut menguji kita,
mereka tidak pantas melakukannya. Namun ada kondisi yang khusus
yaitu dengan cara solusi belas kasih.
Ada rekan praktisi di dalam penganiayaan tidak menyadari berkata,
“Saya membuat materi tidak sedikit, bagaimana bisa mengalami
penganiayaan?” Ada juga rekan praktisi berkata: “Saya telah
menghafal buku Zhuan Falun dua kali, mengapa saya juga mengalami
penganiayaan?” Sesungguhnya, yang pertama menganggap membuat materi
banyak sedikit sebagai standar baik buruknya kultivasi. Sedang yang
kedua menganggap menghafal buku seberapa banyak sebagai standar
baik buruknya berkultivasi. Fa memang sudah di hafal, tetapi dalam
melewati ujian, halangan, apakah sudah berbuat sesuai tuntutan Fa,
menganggap diri sendiri sebagai kultivator? Telah banyak melakukan
hal membuktikan Fa, sedangkan dalam melakukan pekerjaan terwujud
kultivasi kita di dalamnya. Guru mengatakan: “Belajar Fa
mendapatkan Fa, Banding belajar banding kultivasi, Cocokkan setiap
masalah, Dapat melakukannya berarti berkultivasi.(‘Berkultivasi
Nyata’ dalam Hong Yin)”.
6. Jangan Menganggap Bencana Itu Besar
Guru di dalam ceramah Fa di Swiss menyinggung tentang alam semesta,
di dalam Negara lain ketika berceramah juga menyinggung tentang
alam semesta, bahkan semakin besar, juga bercerita berkaitan dengan
mikro dan makro. Pemahaman saya di dalam tingkat ini adalah Guru
terus memperbesar kemampuan dan daya toleran kita. Ketika kita
semua memancarkan pikiran lurus melafal huruf “Mie”, semua
kejahatan ada di dalam medan lingkup kamu telah di berantas,
kejahatan di dalam medan pikiran lurus kamu yang kuat akan
tercerai-berai. Jika kita mengabaikan pikiran lurus menganggap
berat kesulitan, sesungguhnya kita menganggap diri sendiri kecil.
Saya merasa Guru dalam menceritakan alam semesta adalah sedang
menganugerahi kekuatan kepada kita, terus memperbesar kekuatan
super normal kita semua, kita bukan saja harus menguasainya dengan
baik, juga harus menggunakannya dengan baik di masa ini. Bukan
kejahatan masih ingin menggoyahkan kita, melainkan secara
perlahan-lahan dalam menguasai dan menggunakan kemampuan
supernormal, kita juga adalah sedang dalam proses pemusnahan
kejahatan dan kembali ke alam semesta baru. Bukan kita takut,
melainkan mereka sudah dalam proses pemusnahan.
Guru di dalam Zhuan Falun mengatakan ada seseorang diikat di atas
tempat tidur, lengannya dipegang lalu diberi tahu akan akan
dikeluarkan darahnya. Kemudian matanya ditutup, dan digores
lengannya, dibuka kran air agar dia mendengar suara tetesan, tidak
lama kemudian orang itu pun meninggal. Sebenarnya, air ledeng tidak
ada hubungan denga orang itu, dikarenakan air ledeng dikaitkan
dengan darah dirinya yang mengalir, sehingga membuatnya meninggal.
Dalam kultivasi, ketika konflik datang apabila menganggap hal yang
tidak baik itu berkaitan dengan kultivasi kita, ia akan memerankan
fungsinya. Jika kita selalu menjaga pikiran lurus, bersama Guru dan
Fa, kita tidak akan ada masalah. Tubuh sekali merasa tidak enak,
kita langsung memikirkan akhir yang buruk, sebenarnya bukankah kita
sedang meminta benda yang tidak baik itu, praktisi Dafa sudah
berkultivasi sekian banyak tahun, tubuh sudah digantikan oleh
materi energi tinggi, bahkan sel-sel tubuh seharusnya sudah berubah
total, benda di dalam triloka apakah masih bisa memerankan
fungsinya terhadap kita? Oleh karena itu dibicarakan dari aspek
ini, bagaimana kita bisa tergerak oleh fenomena palsu karma
penyakit?
Dalam beberapa tahun ini, dari awal hingga akhir saya tetap
berpedoman praktisi Dafa tidak ada penyakit, meneguhkan pemahaman
saya, ada pikiran buruk dalam sekejab sudah hilang. Karena pikiran
lurus yang teguh luar biasa kuat di bandingkan benda-benda buruk
itu ntah berapa kali lipat lebih kuat, oleh karena itu setiap kali
ujian di aspek ini saya selalu melewatinya dengan santai, hanya
sekejab, satu dua jam, setengah hari hingga satu hari, jarang
sekali melewati beberapa hari.
7. Masalah Gerakan Latihan
Ada rekan praktisi gerakan latihannya tidak tepat, terutama rekan
praktisi berusia tua, gerakannya tidak sesuai, ada rekan praktisi
wanita salah satu gerakan seharusnya untuk laki-laki, bahkan
gerakan memutar Falunnya terbalik, juga sebuah gejala perwujudan
salah satu aspek tidak baik di tubuh fisik. Sebelum penganiayaan,
pembimbing setiap hari selalu berada di tempat latihan mengawasi
rekan praktisi, jika ada gerakan rekan praktisi yang tidak benar,
pembimbing segera membenarkan, setelah selesai latihan memberitahu
gerakan mana yang harus dibenarkan. Di sini saya menyarankan, rekan
praktisi di kelompok kecil belajar Fa, menggunakan kesempatan
sebentar untuk memerhatikan gerakan rekan praktisi, terutama rekan
praktisi berusia tua, ini juga adalah salah satu aspek yang harus
kita betulkan.
8. Berjalan Lurus di Jalur Kultivasi Gigih Berkultivasi
Nyata
Praktisi masa pelurusan Fa semua sangat sibuk dan susah, tetapi
ketika kita melakukan tiga hal jangan lupa berkultivasi nyata, di
lingkungan mana pun ketika bertemu konflik dan hal yang tidak
menyenangkan harus mencari penyebabnya di dalam diri sendiri, di
dalam proses memperbaiki diri, masih harus berjalan lurus dalam
jalur kultivasi, contohnya: Dalam hal penggunaan dana, dalam hal
berspesialisasi tunggal, dalam hal menghormati Guru dan Fa, dan
lain-lain. Saya tahu rekan praktisi di daerah kami di dalam hal
kultivasi pribadi semua bagus-bagus, dikarenakan masalah penggunaan
dana terjadi masalah. Masih ada yang dalam melakukan pekerjaan Dafa
sangat bagus, tetapi mengabaikan kultivasi diri sendiri.
9. Melepaskan Konsep Diri Sendiri Melebur ke Dalam
Lingkungan Kesatuan Tubuh
Alasan lain rekan praktisi mengalami penganiayaan adalah terlalu
memegang teguh prinsip diri sendiri, ada yang hampir meninggalkan
lingkungan kultivasi, melakukan sesuai dengan keinginan sendiri,
belajar Fa dan berkultivasi sendiri, sangat sulit bersama-sama
rekan praktisi. Bahkan ketika melakukan kesalahan juga tidak bisa
segera meluruskannya. Guru banyak kali membicarakan masalah
lingkungan kultivasi, itu juga masalah di dalam kultivasi yang
tidak bisa diremehkan. Bersama rekan praktisi, paling tidak bisa
melihat kondisi kultivasi rekan praktisi, bisa melihat perbuatan
dan tutur kata rekan praktisi, juga bisa membuat kita saling
banding belajar saling banding kultivasi. Di dalam masyarakat
sekarang ini sudah sangat susah melihat orang yang bersikap seperti
praktisi Dafa yang penuh kebaikan dan tanpa egois, itu adalah
satu-satunya tanah suci di dunia manusia, oleh karena itu kita bisa
bersama rekan praktisi berbaur ke dalam lingkungan kultivasi
bersama, adalah sebuah lingkungan yang seharusnya kita pertahankan
dan tidak dilepaskan.
10. Orang di Sekitar Bagaimana Membantu Rekan
Praktisi
Rekan praktisi ada kesusahan perlu bantuan, itu adalah tanggung
jawab dan kewajiban kita, harus membantunya di atas Fa, membimbing
rekan mencari kekurangan diri sendiri, tidak menyalahkan, tidak
buru-buru, lebih-lebih tidak boleh memborong semua pekerjaan. Jika
demikian mungkin hasilnya akan sebaliknya, membuat masa
penganiayaan rekan praktisi bertambah lama dan bertambah berat.
Karena ketika kekuatan lama menganiayanya juga selalu memanfaatkan
rekan praktisi sekitar, untuk menguji rekan praktisi, contohnya:
Dia sudah demikian, apakah kamu tetap berkultivasi? Semua hal
selalu mengandalkan dia, dan lain-lain. Karena orang sekitar tidak
berada di atas Fa atau ada hal-hal tertentu adalah untuk
peningkatan bersama, juga akan muncul fenomena demikian. Rekan
praktisi dianiaya, rekan praktisi di dekatnya juga harus mencari ke
dalam, melihat apakah kita masih ada unsur yang harus kita
tingkatkan. Saya berpendapat membantu rekan praktisi juga adalah
proses kultivasi diri kita sendiri, juga sebuah proses peningkatan.
Berusaha membimbing dengan tepat supaya rekan praktisi menjadi kuat
dari dirinya sendiri. Membantu rekan praktisi belajar Fa, tetapi
tidak mempengaruhi rekan praktisi melakukan proyek lain di dalam
pekerjaan Dafa, hasil akhir juga bagus (tidak boleh meniru, harus
melakukannya berdasarkan kondisi masing-msing).
Contoh sebuah kejadian di keluarga saya: Suatu hari isteri (rekan
praktisi) sangat terkejut berkata kepada saya: “Coba lihat, saya
disini (di pinggang) ada dua buah benjolan sebesar telur bebek.”
Setelah melihatnya, saya berkata: “Saya tidak mau lihat.” Waktu itu
saya memberitahu dia, mulai sekarang lupakan dia. Dengan demikian
lewat sebulan, suatu hari dia mengatakan, “Sudah tidak ada lagi.”
Saya tanya, “Apa yang sudah tidak ada lagi?” Dia mengatakan, “Satu
bulan lalu yang saya suruh kamu lihat itu.” Hal demikian memang hal
kecil dalam kultivasi, tetapi hal ini memberitahu kita sebuah
prinsip di dalam berkultivasi, yakni boleh dikatakan bisa mencapai
taraf hati tidak tergerak juga adalah sebuah perwujudan tingkat.
Jika berhadapan dengan bencana, berhadapan dengan kenyataan, kamu
benar-benar tidak peduli, tidak terikat, bahkan bisa melupakannya,
sangat cepat akan melewatinya, jadi akan bisa melihat, “Setelah
melewati bayangan gelap pohon willow, akan ditemukan kecerahan
bunga dan sebuah desa lain.”
Pada dasarnya kultivasi bukan hanya satu aspek berbuat dengan baik,
melainkan kita harus dalam semua hal sesuai dengan tuntutan Fa
(termasuk setiap niat dan pikiran), bahkan mencapai tuntutan
standar Fa di berbagai tingkat, berjalan baik di jalur kultivasi
secara nyata adalah kita berjalan ke arah dewa, adalah sebuah jalan
kembali ke alam semesta baru yang harus di tempuh.
Chinese version click here
English
version click here