(Minghui.org)
Saya ingin berbagi sebuah insiden yang menunjukkan betapa kuatnya
pikiran lurus, yaitu: bagaimana saya berjalan keluar dari pusat
penahanan dan mendapatkan kembali mesin fotokopi dan bahan-bahan
yang telah disita polisi.
Menjelang akhir Juni 2013, kami
merencanakan untuk mendirikan tempat produksi materi klarifikasi
fakta di tempat seorang praktisi. Kami bertiga mengumpulkan lebih
dari 10.000 yuan dan membeli sebuah mesin fotokopi besar, empat
kotak kertas cetak dan beberapa bahan lainnya. Karena suami salah
seorang praktisi adalah supir taksi, saya memintanya untuk membantu
membawa peralatan ke lokasi.
Saya merasa agak senang karena semuanya tampak berjalan lancar.
Namun, kami dihentikan di sebuah persimpangan oleh polisi lalu
lintas. Saya tidak cukup tenang dan polisi menahan taksi dan
membawa saya ke kantor cabang polisi lalu lintas. Mereka memborgol
saya, dan saya terus mengklarifikasi fakta kepada mereka.
Petugas yang menangani kasus membawa saya ke ruang penerimaan dan
memborgol saya ke sebuah kursi interogasi. Saya mengatakan kepada
mereka saya adalah seorang praktisi Falun Gong dan terus
mengklarifikasi fakta kepada mereka.
Kemudian, saya dibawa ke bagian investigasi kriminal. Semua petugas
polisi datang untuk melihat apa yang terjadi dan saya
mengklarifikasi fakta kepada mereka. Ketika kepala departemen
kepolisian lewat dan melihat begitu banyak petugas di dalam
ruangan, ia bertanya dengan santai, "Apakah Anda memberikan
kuliah?" Petugas kasus berkata, "Dia memberi kami kuliah." Kepala
polisi itu tidak mengatakan apa-apa dan pergi.
Malam itu, seorang polisi datang untuk menginterogasi saya. Saya
teringat ajaran Guru dan tidak bekerja sama dengan tuntutannya. Dia
tidak mendapatkan apa-apa dari saya dan membawa saya kembali ke
ruang penerimaan.
Pria muda yang bertugas adalah seorang pekerja sementara berumur
20-an. Saya mengklarifikasi fakta kepadanya sampai tengah malam dan
ia mengerti apa yang saya katakan padanya. Keesokan harinya, orang
yang datang untuk menggantikan shift-nya juga seorang pemuda. Dia
baru saja lulus dari universitas dan mengatakan kepada saya bahwa
tiga atau empat anggota keluarganya berada di kepolisian. Saya
mengatakan kepadanya tidak peduli apa yang mereka lakukan, mereka
tidak boleh menganiaya Falun Gong.
Petugas-petugas lainnya keluar masuk dari ruang penerimaan dan saya
terus mengklarifikasi fakta pada mereka dan mengatakan kepada
mereka bahwa menganiaya Dafa adalah perbuatan dosa.
Anak muda yang bertugas bertanya pada saya, “Apa yang bisa saya
lakukan unukmu?” Saya memberitahunya untuk tidak bekerja sama
dengan mereka yang melanggar hukum.
Keesokan paginya, beberapa petugas dikirim untuk mencari rumah
saya. Anak muda itu diminta untuk menjadi sopir. Dia pergi dengan
enggan. Mereka kembali dengan beberapa brosur klarifikasi fakta dan
beberapa ajaran Guru yang telah saya salin dengan tangan.
Sore itu, mereka membawa saya ke kantor investigasi kriminal lagi.
Di atas meja adalah brosur dan ajaran Guru salinan tangan dari
rumah saya. Mereka mengatakan itu adalah bukti “kejahatan” saya dan
mengambil foto.
Saat itu, wakil kepala yang bertanggung jawab atas penganiayaan
terhadap Falun Gong, kepala cabang investigasi kriminal dan empat
atau lima petugas mulai menyerang saya. Salah satu dari mereka
melemparkan ajaran dan potret Guru ke lantai. Saya membungkuk dan
mengambilnya satu per satu, dengan tangan masih diborgol. Saya
meletakkan ajaran-ajaran Guru dengan rapi ke dalam tas saya dan
menempatkan potret di saku saya.
Sementara saya melakukan ini, tidak satupun dari mereka bergerak.
Mereka hanya diam menatap. Ketika saya selesai, mereka tampaknya
telah terbangun dari tidur dan mulai mengatakan hal-hal buruk
terhadap Guru. Saya menghentikan mereka dan berkata keras, "Tidak
ada yang boleh memfitnah Guru saya. Siapa pun yang melakukan adalah
berbuat kejahatan." Mereka semua menjadi diam. Saya tahu bahwa
mereka dihentikan oleh kekuatan tindakan lurus saya.
Mereka mengirim saya kembali ke ruang tamu. Pemuda yang bertugas
berkata, "Setelah mereka pergi, saya akan membuka borgol Anda
sehingga Anda dapat melakukan latihan."
Kemudian, petugas kasus mengirim saya ke sebuah pusat penahanan.
Saya melakukan mogok makan untuk memprotes. Saya bisa merasakan
gelombang arus hangat mengalir melalui tubuh saya ketika saya
diam.
Karena saya tidak melewati ujian terhadap qing keluarga dengan
sangat baik, kepala pusat penahanan menelepon anggota keluarga saya
dan mengatakan kepada mereka untuk datang menemui saya sekali
setiap beberapa hari, mencoba untuk melemahkan tekad saya. Pada
hari kesembilan mogok makan, saya mendengar sebuah suara berkata,
"Kau akan sakit besok dan akan dibebaskan."
Lalu saya teringat ajaran Guru di Zhuan Falun tentang masalah
pengejaran. Saya menyadari bahwa suara itu bukanlah isyarat yang
diberikan oleh Guru, dan berpikir: Saya tidak akan sakit dan akan
keluar.
Pada pagi hari di hari ke 11 mogok makan, mereka membawa saya ke
rumah sakit untuk pemeriksaan. Semuanya normal dan saya dibawa
kembali ke pusat penahanan.
Saya dibebaskan setelah ditahan selama 15 hari. Suami saya
mengatakan kepada saya, "Kasus kamu belum berakhir. Departemen
kepolisian mengatakan kamu akan dihukum berat." Saya berkata pada
diri sendiri: Apa yang mereka katakan tidak berlaku. Saya hanya
mendengarkan apa kata Guru.
Sebulan kemudian, dua petugas datang ke rumah dan meminta saya
untuk pergi ke kantor polisi dengan mereka.
Saya berkata, "Saya hanya akan pergi dengan kamu jika itu untuk
mengambil mesin fotokopi." Ketika suami saya pulang, mereka
mengatakan kepadanya, "Dokumen kerja paksanya telah disetujui. Kami
harus membawanya pergi hari ini." Saya mengatakan kepada mereka,
"Tidak, saya tidak akan pergi dengan kamu." Mereka berkata, "Itu
sudah diputuskan oleh kepala departemen kepolisian." Saya katakan
kepada mereka, "Apa yang dia putuskan tidak berlaku. Saya hanya
mendengarkan Guru saya.”
Mereka menelepon supir di bawah, tapi butuh waktu lama baru
diangkat, dan saya mengambil kesempatan itu untuk pergi dan
berganti baju. Mereka pikir saya hendak melarikan diri dengan
memanjat keluar dari gedung dan memanggil atasan mereka, yang
segera memerintahkan mereka untuk kembali.
Keesokan harinya, saya pergi tinggal di rumah kerabat di luar kota
dan melanjutkan pekerjaan membuktikan kebenaran Dafa. Suami saya
menelepon saya beberapa minggu kemudian, mengatakan polisi telah
menarik dokumen untuk menempatkan saya ke kamp kerja paksa dan
sekarang saya bisa kembali ke rumah. Ketika sampai ke rumah saya
menanyakan suami apakah polisi menyinggung tentang mengembalikan
mesin fotocopy. Suami mengatakan tidak. Dia tidak ingin saya pergi
ke polisi untuk urusan mesin fotokopi karena khawatir saya mungkin
akan dianiaya lagi. Saya pikir: Saya adalah murid Dafa dan saya
akan pergi mendapatkannya kembali.
Saya pergi ke cabang polisi lalu lintas untuk urusan mesin fotokopi
dan barang-barang lain yang mereka sita. Mereka mengatakan kepada
saya untuk datang kembali mengambilnya di hari berikutnya. Ketika
saya dan suami pergi mengambil di gudang, petugas polisi yang
bertugas mengatakan: “Kami tidak menyentuh apa pun. Bahkan ketika
kami kehabisan kertas cetak, kami tidak berani menyentuh satu
lembar pun kepunyaanmu.”
Saya pikir: Guru sedang menjaga barang-barang Dafa. Tidak ada yang
berani menyentuh mereka. Saya melihat bahwa semuanya disimpan rapi
di gudang. Ketika saya membuka tas saya, ajaran tulisan tangan juga
ada di sana. Saya memanggil taksi dan membawa semuanya kembali,
kecuali brosur klarifikasi fakta, yang saya tinggalkan ke polisi
untuk dibaca.
Melalui kejadian ini, saya mendapatkan beberapa pemahaman. Saya
sangat merasakan bahwa selama kita benar-benar berkultivasi, Guru
akan ada di sisi kita setiap saat, dan selama hati kita berada di
atas Fa, Guru dapat melakukan apapun bagi kita. Terima kasih Guru
atas belas kasih Anda! Terima kasih rekan-rekan praktisi atas
bantuan tulus dan dukungannya!
Mohon ditunjukkan apabila ada sesuatu yang tidak benar.
Chinese version click here
English
version click here