(Minghui.org) Li
Zhongwei, seorang Manajer Properti Kota Suzhou yang sangat
dihormati telah dua kali dihukum secara ilegal, dimasukkan ke kamp
kerja paksa lantaran kepercayaannya terhadap Falun Gong. Dia
memerlukan perawatan pengobatan beberapa kali akibat dari
penyiksaan brutal selama dalam kamp kerja itu.
Sejak Partai Komunis Tiongkok
(PKT) melarang Falun Gong pada tahun 1999, puluhan ribu warga yang
berprestasi seperti Li Zhongwei dianiaya hanya karena kepercayaan
mereka.
Li Zhongwei
Warga Lokal: “Kami
membutuhkan. Li”
Setelah Li ditetapkan sebagai Manajer Properti di Kampung Guanjing
pada Juli 2003. Dengan cepat dia dapat membereskan masalah-masalah
praktis perkotaan, dengan keahliannya yang disertai watak dan moral
yang tinggi. Hal ini membawa wilayah penghunian yang sudah tua itu
menjadi lebih baik, dulu suatu kota yang sangat kotor dan tak
teratur menjadi tampak baru. Li mendapat penghargaan dari pemilik
properti dan dari Komite Pemukiman lokal.
Warga Kampung Guanjing sangat murka ketika Li ditangkap pada bulan
Juni 2006. Banyak warga yang berusaha dengan keras selama beberapa
hari mencari jalan agar dia dapat dibebaskan
Dalam investigsi dari kasusnya, Direktur Komite Komunitas Pemukiman
Kota Guanjing mengatakan kepada polisi, “Li Zhongwei terkenal
sebagai Manajer Properti yang paling baik di sini. Dia sangat rajin
dan bertanggung jawab, dia manajer yang paling baik yang pernah
kami punya. Kami butuh dia agar dikembalikan!”
Namun semua usaha itu sia-sia, tetap saja Li dikenai hukuman satu
setengah tahun kerja paksa. Enam bulan setelah dipenjara, para
warga memilih beberapa orang mewakili komunitas untuk mengunjungi
dia ke Kamp Kerja Paksa Fangqian yang jauhnya ribuan mil
Penangkapan Paling Akhir dan Hukuman Ilegal
Li Zhongwei diambil dari kantornya dan dibawa ke Kantor Kepolisian
Nanmen pada 12 Juni 2006 pagi. Liu Jianhua, Direktur Divisi
Keamanan Domestik Distrik Canglang, dan Dong Bin Wakil Kepala
Kantor Kepolisian Nanmen segera menggeledah rumahnya setelah dia
ditangkap.
Li menolak bekerja sama ketika diinterogasi oleh Wang Huimin,
Kepala Kantor Kepolisian Nanmen. Ia berkata: “Saya orang baik, tak
pernah melanggar hukum. Tak ada yang harus saya katakan kepada
anda.”
Kemudian pada malam harinya, Wakil Kepala Dong Bin menghajarnya.
Dong mendorongnya hingga bersandar ke dinding, mencekik lehernya,
menekan perutnya dengan lutut sementara itu dengan ganas meninju
dadanya berkali-kali. Selanjutnya perwira polisi Dai Guocheng
mengiterogasi dan menyiksanya sepanjang malam.
Li dikirim ke Kamp Kerja Paksa Fangqiang setelah divonis satu
setengah tahun hukuman kerja paksa. Di tempat itu dia menjadi
sasaran berbagai cara penyiksaan olah para sipir, dalam usaha
mereka memaksanya untuk menulis “lima pernyataan (sejenis dengan
tiga pernyataan)” untuk meninggalkan kepercayaannya.
Jenis penyiksaan yang dia derita antara lain dicegah tidur, dipaksa
duduk di atas bangku kecil atau berdiri menghadap dinding dalam
jangka waktu panjang. Dia selalu diawasi. Dia juga menjadi sasaran
pencucian otak dan dipaksa menyaksikan video yang memfitnah Falun
Gong.
Karena kesehatannya yang makin memburuk, dia sering dibawa ke
klinik kamp. Suatu saat dia dia dikirim dengan ke Rumah Sakit
Yancheng untuk perawatan darurat. Belum lama keluar dari rumah
sakit dia dipukuli di depan umum oleh beberapa orang sipir karena
menolak mengikuti prosedur rutin pemeriksaan badan. Dia sangat
menderita karena pukulan-pukulan di kepalanya.
Tang Guofang, seorang pejabat tinggi tingkat provinsi dari Dinas
Pendidikan Ulang Melalui Kerja Paksa yang seharusnya mengawasi dan
memeriksa pelaksanaan kamp kerja paksa menyaksikan kekejaman
terhadap Li tetapi diam saja.
Hanya ketika Sun Zhengseng seorang pria praktisi Falun Gong yang
memprotes dan juga menolak untuk pemeriksaan badan, Tang
memerintahkan agar pemeriksaan badan Li ditangguhkan, tetapi dia
kembali dipukuli. Kemudian di hari itu Li merasa kepalanya pusing,
dan dia melakukan mogok makan atas tindakan di luar batas yang
dialaminya.
Badan Li sangat lemah, rambutnya berubah menjadi abu-abu,
penglihatannya kabur ketika dia dibebaskan.
Penangkapan dan Hukuman Sebelumnya
Li lulus dari Sekolah Tinggi Tehnik Mesin di Nanjing pada tahun
1981, dan bekerja di Grup Sufang. Dia tinggal di Distrik Canglang
Kota Suzhou
Antara tahun 1994 dan 1996 dia sering dirawat di rumah sakit karena
menderita Hepatitis B. Pada bulan April 1997 dia betul-betul merasa
senang setelah mengetahui bahwa penyakit livernya lenyap karena
berlatih Falun Gong. Wataknya juga berubah menjadi lebih baik
dengan mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar.
Sejak PKT meluncurkan penganiayaan pada tahun 1999, Li sering
melakuan klarifikasi fakta tentang Falun Gong dengan menceritakan
pengalaman dirinya sebgai contoh. Dia mengungkapkan kebohongan dan
fitnahan PKT terhadap latihan ini.
Dia ditangkap karena membagi-bagikan materi klarifikasi dan
rumahnya didobrak dan digeledah pada dini hari di akhir bulan
November 2000. Penangkan dilakukan oleh beberapa orang polisi,
antara lain Shan Chenyi dari Kantor 610 lokal, Yie Chengliang
Kepala Seksi Politik Kantor Kepolisian Distrik Canglang, Chen
Hailing Kepala Kantor Polisi Fuqian, dan beberapa orang petugas
lainnya.
Liu Baosheng, Kepala Kantor Polisi Distrik Canglang dan polisi, Liu
Jinhua dan Wu memukuli dia di kantornya. Kemudian Li
dipindahkan ke Pusat Penahanan No. 1 Kota Suzhou, ditahan selama
satu bulan sebelum divonis hukuman tiga tahun kerja paksa.
Di Kamp Kerja Paksa Fangqiang, Li dibebani pekerjaan yang berat
terus menerus. Dia diberi jatah pekerjaan yang paling berat, namun
dengan makanan sangat sedikit. Para sipir dan narapidana kriminal
diberi tugas mengawasinya dan mereka sering memaki-maki dengan
kejam.
Karena menolak untuk “berubah,” instruktur Li Xiaoxiang dari
Skuadron no. 4 menyengatkan tongkat listrik di kepalanya. Setelah
itu dia dipindahkan ke Skuadron no. 2, di sana dia disiksa dan
menjalani cuci otak.
Corak kulitnya tampak tidak sehat dan tampak kelelahan walau baru
beberapa bulan berada di kamp. Ketika isteri dan anaknya menengok,
mereka hampir tidak bisa mengenalinya.
Selama dalam kamp kerja paksa, darahnya pernah diambil dua kali
tanpa adanya alasan yang jelas, sekali di bulan November 2001, dan
sekali di bulan November 2002. Dikemudian hari baru diketahui
tentang kejahatan rezim mengambil organ tubuh praktisi Falun Gong,
dan dia mencurigai, inilah alasannya.
Li dibebaskan pada bulan April 2003 setelah masa hukumannya
selesai.
Keluarga Menderita Bertahun-tahun
Li mengalami kehidupan yang keras selama empat setengah tahun dalam
kamp kerja paksa. Akibat dari itu keluarganya juga sangat
menderita.
Ayah Li yang sudah lanjut usia meninggal setahun setelah dia bebas
pada bulan Februari 2004. Sedangkan ibunya meninggal ketika dia
dipenjara untuk yang kedua kalinya.
Isteri Li menanggung beban sangat berat, baik mental maupun
finansial. Dengan dipenjaranya suami dan dia sendiri diberhentikan
dari pekerjaan, dia harus memelihara anak laki-laki mereka yang
masih kecil sendirian.
Polisi mengganggu anak mereka meski masih baru di kelas tiga
sekolah dasar. Dia sering diejek dan diganggu oleh murid-murid
lainnya. Empat hari sebelum anaknya ujian masuk sekolah menengah,
Li ditangkap lagi.
Mereka yang mengenal Li memperlihatkan dukungannya, termasuk juga
para anggota keluarga. Saudara-saudaranya yang tempat tinggalnya
jauh berkali-kali datang menengok Li di penjara.
Chinese
version click here
English
version click here