(Minghui.org) Saya bertemu kakak Wen [wanita] di jalan, dia mengatakan semalam ia bermimpi dengan sangat jelas: “Ada seorang nenek tua memberikan hadiah kepada seorang wanita sekeranjang kacang besar, tetapi menghadiahkan dia sekeranjang kacang kecil yang layu. Dia tidak terima, dan memaksa nenek tua itu untuk memberikannya kacang besar seperti yang diberikan kepada wanita itu. Nenek tua itu menolaknya, tapi dia tetap bersikeras, hingga nenek tua itu merasa kesal, tetapi dia masih terus bersikeras. Akhirnya dengan terpaksa nenek itu memberikannya sekeranjang kacang besar. Dia menjadi sangat gembira, dengan hati puas menenteng keranjang hendak naik kereta pulang ke rumah. Siapa sangka nenek tua itu berkata padanya: ‘Kereta sudah berangkat, kamu terlambat sedikit.’ Dalam hati dia berpikir: ‘Saya akan menunggu kereta berikutnya.’ Namun tidak tahu berasal dari mana muncul sebuah pikiran: ‘Hari sudah gelap, sudah tidak ada kereta api lagi.’”
Saya berkata: “Bukankah ini, Guru
sedang memberi isyarat bahwa keterikatan anda terhadap keinginan
mendapatkan keuntungan terlalu besar? Jika keterikatan ini tidak
dimusnahkan sangatlah berbahaya. Kultivasi sangatlah serius.” Dia
mengatakan, “Benar, saya harus cepat-cepat menghilangkannya. Semau
keterikatan harus disingkirkan.”
Kakak Wen melakukan tiga hal dengan lumayan baik, tetapi
keterikatannya terhadap mendapatkan keuntungan sangat berat, dia
memberitahu saya: “Suatu kali, dia menghadiahkan kerabatnya 1,5 kg
telur ayam, karabatnya hanya memberikannya kue sebagai balasan,
dalam hatinya merasa sedikit kurang senang, mengeluh di depan
suaminya. Sekali waktu ketika membeli barang di pasar, mengambil
dua kantong tambahan, hingga ditegur penjaga toko, dia membuang
kantong itu, dan tidak jadi membeli barang, dengan marah pulang ke
rumah. Beruntunglah diri sendiri menyadari bahwa ia adalah seorang
kultivator, dan ingat untuk mencari ke dalam.
Setelah mendengar cerita kakak Wen, saya mencari ke dalam diri
sendiri, ternyata menemukan bahwa saya juga memiliki keterikatan
terhadap mendapatkan keuntungan yang sangat berat. Suatu kali
melihat di jalan ada orang yang menjual buah pear, berwarna kuning
emas, besar-besar. Saya menyuruh penjual menimbang tiga kilo,
tetapi yang ditimbang berwarna hijau, dan juga kecil-kecil.
Ternyata dia menaruh buah yang besar-besar di atas. Saya tidak mau
dia yang mengambilnya, jadi saya sendiri yang memilihnya. Ternyata
setelah itu saya jadi tidak enak hati mengklarifikasi fakta
kepadanya. Ketika saya naik sepeda membawa buah itu pulang hampir
sampai di depan rumah, buah pear yang besar dan kuning itu semua
hancur terjatuh ke tanah. Saya tahu diri sendiri telah berbuat
salah, dalam hati merasa bersalah terhadap Guru, membuat Guru
merasa cemas.
Saya mengenal seorang rekan praktisi bernama kakak Rong [wanita],
pada waktu meditasi dan memancarkan pikiran lurus, sangat cepat ia
sudah mencapai keheningan. Dia mengatakan setelah mencapai hening,
sangat indah dan nyaman, merasa sebentar saja sudah selesai. Saya
sangat mmimpikan kondisi semacam itu, tetapi berbagai keterikatan
telah menghalangi saya mencapai taraf semacam itu. Kakak Rong saat
membeli barang, sama sekali tidak pernah memilih, dalam pikirannya
seperti tidak ada konsep itu. Bukan sengaja dibuat-buat, tetapi
adalah perwujudan nyata setelah menghilangkan berbagai keterikatan
terhadap mendapatkan keuntungan.
Kakak Rong memberitahu saya setengah tahun yang lalu dia bermimpi,
ada sebuah lorong panjang di kedua sisinya berdiri banyak sekali
orang, hingga tidak terlihat ujungnya. Hanya dia sendiri yang
berjalan di tengah, orang-orang di kedua sisi itu setelah
melihatnya, semua merasa sangat terharu, sinar matanya terlihat
sedang menunggu dalam kebahagiaan, sangat nyata, susah untuk
melupakannya. Dia memahami: Itu adalah makhluk hidup yang
diselamatkannya. Dia pasti akan berkali-kali lipat lebih gigih maju
dibandingkan dulu, tidak akan membiarkan makhluk hidup yang
diselamatkannya atau makhluk hidup didunianya kecewa.
Semenjak itu, setiap kali bertemu ujian, halangan atau bencana yang
dia harus lewati, kakak Rong menyambutnya dengan senang hati dan
berpikir: “Sudah datang lagi, datang lagi kesempatan untuk saya
meningkat!” Anak kakak Rong, dulu sering memarahinya, setiap kali
kejadian, dia selalu tidak berkomentar, namun dalam hati merasa
kesal: “Saya adalah orang tua, bagaimana kamu bisa berbuat demikian
terhadap saya?” Sekarang dia tidak berpikiran demikian lagi. Setiap
kali ketika anak memarahinya, dia hanya melihat anaknya dan dalam
hati berpikir: “Kamu memberi kesempatan untuk saya meningkatkan
xinxing lagi?” Setelah lewat, anaknya memperlihatkan ekpresi yang
menyesal, menari di depannya untuk membuatnya senang. Sekarang
anaknya sudah sangat jarang memarahinya. Xinxing kakak Rong
meningkat pesat, dikarenakan dia memakai kondisi hati seorang
kultivator untuk menangani masalah, sudah sangat jarang ada konflik
dan bencana yang bisa menghalanginya. Semenjak itu dia bermeditasi
sudah bisa mencapai hening. Benar-benar adalah, “Kultivasi itu
tergantung pada diri sendiri, sedangkan evolusi Gong tergantung
pada Shifu.” (Zhuan Falun)
Saya segera dengan bersemangat mengejar.