(Minghui.org)
Saya telah belajar mencari ke dalam, melenyapkan keterikatan hati
satu demi satu, dan meningkatkan diri. Saya berterima kasih kepada
Guru karena memberi pencerahan dan mengurus saya dalam
berkultivasi.
Melenyapkan Unsur
Kejahatan yang Memisahkan Antar Praktisi
Praktisi A dari tempat latihan kami tidak datang ke kelompok
belajar Fa sejak dibebaskan dari kamp kerja paksa. Berpikir mungkin
dia masih merasakan tekanan dan butuh waktu untuk menyesuaikan
diri, saya meminta seorang rekan praktisi yang tinggal dekat
dengannya agar pergi ke rumahnya sekali seminggu untuk belajar Fa
dan berbagi pemahaman. Kemudian, saya menemukan bahwa dia marah
terhadap saya. Dia berkata kepada rekan praktisi tersebut: “Ketika
segalanya baik, semua orang saling berbaikan. Namun ketika terjadi
suatu masalah, siapa yang memerdulikan Anda? Ibu saya (ibunda dari
praktisi A) meminta dia (maksudnya saya) pergi mengunjungi saya di
kamp kerja paksa, namun dia menolak dengan berbagai alasan.”
Setelah mendengar kata-katanya, saya merasa sangat sedih. Bagaiman
mungkin dia berkata seperti ini? Hati saya resah. Saya tidak dapat
konsentrasi saat belajar Fa ataupun berlatih. Saya terus memikirkan
apa yang terjadi setelah praktisi A ditangkap: Ketika dia dibawa ke
kantor polisi, dia menelepon saya, dan saya tidak yakin apa yang
harus dilakukan. Saya memberi tahu semua praktisi di daerah
tersebut untuk memancarkan pikiran lurus untuknya. Saya juga
mengungkap polisi jahat yang menangkapnya di internet. Setelah itu,
saya pergi ke rumahnya untuk berdiskusi dengan suaminya,
merundingkan apa yang dapat kami lakukan untuk membebaskan
dia.
Sebelum saya bisa berkata banyak, suaminya menghentikan saya dan
sangat marah. Dia berkata, “Jika kamu bukan teman sekelas saya,
saya tidak akan membukakan pintu untukmu. Mulai saat ini, kamu
lebih baik biarkan saya sendiri. Lain kali saya tidak akan
membukakan pintu untuk kamu.” Setelah pulang ke rumah, saya
menelepon ibu dari praktisi A, dan meminta beliau mengajak saya
jika mengunjungi anaknya. Saya ingin memancarkan pikiran lurus
untuknya dalam jarak dekat. Beliau mengatakan akan mengunjungi
anaknya, dan meminta saya menunggu di rumah. Putranya akan
menjemput saya ketika dia sudah siap. Beberapa hari kemudian, dia
menelepon saya dan berkata putranya sedang bertamasya. Dia meminta
saya untuk menunggu dengan sabar.
Ketika mengetahui bahwa praktisi A dibebaskan, awalnya saya merasa
sangat gembira, namun kemudian menyesal karena tidak secara
proaktif memprakarsai rencana pembebasannya. Sekarang, ketika dia
berkata, “Ketika segalanya baik, semua orang saling berbaikan.
Namun ketika terjadi suatu masalah, siapa yang memerdulikan Anda?”
Saya merasa sangat malu. Saya tidak dapat keluar dari kondisi ini
untuk waktu yang lama. Kemudian melalui belajar Fa dan mencari ke
dalam, saya menemukan bahwa saya mempunyai banyak keterikatan rasa
takut, egois, mengejar kenyamanan, dan lain sebagainya. Saya tahu
harus menyingkirkan semua keterikatan hati manusia yang digunakan
oleh kekuatan lama untuk memisahkan antar praktisi Dafa. Jadi saya
memancarkan pikiran lurus untuk melenyapkan unsur-unsur kejahatan.
Dengan bantuan praktisi lain, praktisi A juga mulai mencari ke
dalam. Sekarang, kami telah baik kembali, dan seakan tidak pernah
terjadi apapun.
Ketika Seorang Praktisi Mengalami Kesengsaraan, Semua Harus
Mencari ke Dalam
Wajah praktisi B tiba-tiba melepuh. Wajahnya membengkak dan mulai
berdarah. Lepuhnya menyebar ke tangan, kaki dan bagian lain dari
tubuhnya. Dia berhenti datang ke kelompok belajar Fa, dan mengeluh
bahwa kami tidak membantunya memancarkan pikiran lurus untuk
melenyapkan gangguan. Pada saat itu, saya berpikir dia akan dengan
tenang belajar Fa di rumah dan mencari ke dalam untuk menemukan apa
yang salah dalam kultivasinya, dan kondisinya akan segera membaik.
Dua minggu kemudian, dia tetap tidak muncul. Suatu hari, praktisi B
menelepon dan meminta kami untuk memancarkan pikiran lurus
untuknya. Kemudian saya tahu bahwa dia berada dalam kondisi
tidak baik.
Saya mulai mencari ke dalam setelah pulang dari belajar Fa. Saya
tidak menaruh perhatian yang cukup pada praktisi B, berpikir bahwa
tidak ada yang perlu saya lakukan dan adalah tugasnya untuk mencari
ke dalam. Saya juga menemukan bahwa saya mempunyai keterikatan
“menyelamatkan muka” karena ketika saya melihat celah diantara
praktisi B dan C, saya tidak menunjukkannya pada mereka, khawatir
mereka akan menjadi tidak senang pada saya. Ini adalah konsep
manusia saya. Setelah menemukan keterikatan-keterikatan ini, saya
tersadarkan bahwa jika saya meningkatkan Xinxing (watak atau
kualitas moral) melalui kesengsaraan ini, saya tidak hanya
meningkatkan tingkatan saya saja, namun juga tingkatan praktisi
lain yang terkait dengan kesengsaraan ini
Jadi saya dan praktisi C pergi belajar Fa dan memancarkan pikiran
lurus di rumah praktisi B. Setelah belajar Fa, kami saling berbagi
pemahaman. Saya menunjukkan pada praktisi B, bagaimana sikapnya
terhadap praktisi C hanya terlihat di permukaan saja, namun dia
tetap mempunyai simpul di dalam lubuk hatinya. Saya meminta dia
mencari ke dalam. Sementara itu, praktisi C juga mencari ke dalam.
Mereka menemukan banyak keterikatan hati manusia, seperti iri hati,
tidak mau menerima kritik, saling mengeluh, mengejar kecantikan
semu dan lain-lain. Setelah mereka menemukan akar penyebab
keterikatan mereka, seminggu kemudian, praktisi B kembali ke
kelompok belajar Fa.
Dalam artikel “Apa yg Disebut Sebagai Pengikut Dafa”, Guru
berkata:
“Bila
mengalami konflik, tak peduli saya benar atau salah, juga dapat
berpikir pada diri sendiri: saya ada kesalahan apa dalam hal ini?
Apakah benar saya telah terjadi suatu kesalahan? Selalu berpikir
secara demikian, pikiran pertama adalah berpikir pada diri sendiri,
berpikir pada masalah yang terjadi, barang siapa yang tidak mematut
diri secara demikian maka dia bukanlah seorang praktisi Xiulian
Dafa yang sejati. Ini adalah pusaka di dalam Xiulian, ini adalah
sebuah karakteristik dari Xiulian kita pengikut Dafa. Hal apapun
yang dijumpai, pikiran pertama adalah terlebih dahulu berpikir pada
diri sendiri, inilah yang disebut ‘mencari ke dalam.’”
Sekarang, saya benar-benar
memahami mengapa mencari ke dalam adalah pusaka di dalam kultivasi
seseorang.
Membantu Praktisi yang Tertangkap
Melalui situs web Minghui, saya menemukan bahwa praktisi D, yang
tinggal dekat dengan saya, ditangkap oleh Kantor 610 dan rumahnya
digeledah. Saya berkata pada diri sendiri bahwa saya harus belajar
sesuatu dari peristiwa ini. Sebagai seorang praktisi, saya harus
secara proaktif pergi ke rumah praktisi D, menenangkan keluarganya,
dan bertanya apakah ada sesuatu yang bisa saya bantu. Segera
setelah pikiran ini timbul, keterikatan rasa takut muncul ke
permukaan, khawatir keluarga praktisi D tidak ingin berjumpa dengan
saya atau tidak ingin mendengar apa yang saya katakan, atau saya
tidak tahu apa yang harus dikatakan saat berjumpa dengan mereka,
atau mereka akan memaki saya dan lain-lain. Saya tidak tahu mengapa
saya begitu takut! Guru mengajar kita untuk mencari ke dalam ketika
menemui konflik apapun. Saya menemukan bahwa “takut” berasal dari
“egois.” Ketika saya merubah konsep saya, dan mulai berpikir
tentang mendahulukan kepentingan praktisi D dan keluarganya, rasa
takut tersebut lenyap.
Suatu hari, saya pergi ke pasar dan melihat mertua praktisi D
sedang membawa sebuah labu. Tiba-tiba saya tersadar, “Bukankah Guru
sedang memberi petunjuk kepada saya?” Saya mempunyai banyak labu di
rumah.
Saya mengambil salah satu labu saya dan pergi ke rumah praktisi D.
Ibu mertuanya membuka pintu. Dengan sopan saya mengenalkan diri dan
mengatakan bahwa saya adalah tetangganya. Mertua praktisi D sangat
ramah. Mereka menawarkan sup, dan kami berbincang sambil makan.
Ketika pembicaraan beralih ke menantunya, mereka mulai marah,
menceritakan betapa tidak patuhnya dia. Mereka berkata bahwa
menantunya dahulu adalah seorang pegawai pemerintah dan memperoleh
banyak manfaat.
Saya tahu bahwa mereka belum mengetahui fakta sebenarnya, jadi saya
menjelaskan pada mereka. “Itu bukan kesalahan menantu kalian. Tidak
salah dengan berlatih dan tetap sehat serta berusaha hidup dengan
prinsip Sejati-Baik-Sabar. Adalah kesalahan Partai Komunis
Tiongkok. Mereka menangkap menantu Anda dan memenjarakannya.” Saya
mendorong mereka untuk berbicara dengan putra mereka dan cari jalan
untuk membebaskannya. Setelah mendengar apa yang saya katakan,
sikap mereka berubah, dan setuju dengan saya tentang betapa baiknya
menantunya dan betapa jahatnya partai komunis.
Ketika pulang dari rumah praktisi D, saya merasa sangat baik.
Kemudian saya dan beberapa praktisi dari kelompok belajar Fa pergi
memancarkan pikiran lurus dekat dengan kamp kerja paksa tersebut.
Praktisi lainnya pergi menemui polisi di Kantor 610. Tidak lama
kemudian, Praktisi D dibebaskan.
Saya akan terus mengingat bahwa mencari ke dalam adalah pusaka di
dalam kultivasi saya, dan gigih maju di jalur penyelamatan lebih
banyak makhluk hidup.
Chinese version click here
English
version click here