Selain kunjungan ini, semua upaya
lain untuk mengunjungi Mo telah ditolak oleh otoritas Penjara
Hulan. Mereka mengklaim karena Mo menolak untuk mengenakan seragam
narapidana.
Mo, warga Kota Yilan, Provinsi Heilongjiang, mulai berlatih Falun
Gong pada tahun 1997 dan memperoleh perbaikan kesehatan dari
latihan dan mengikuti prinsip-prinsip moral dalam hidupnya
sehari-hari. Ia dulunya menderita edema paru dan batuk darah
sepanjang hari. Gejala ini benar-benar hilang dalam waktu empat
bulan setelah berlatih Falun Gong.
Sebelum penahanannya, Mo merawat ibunya yang berusia 89 tahun,
seorang anak dengan cacat bawaan, dan cucu yang menderita penyakit
kulit.
Keluarga Ditolak Berkunjung
Pada akhir Februari 2014, istri dan putri Mo berusaha untuk
mengunjunginya lagi. Otoritas penjara tidak hanya menolak
permintaan, tetapi juga mencoba untuk memanfaatkan mereka untuk
menekan dia agar meninggalkan keyakinannya.
Sebulan kemudian, keluarganya kembali ke Penjara Hulan mencoba
untuk mengunjunginya, tetapi dipingpong antara departemen dan
kantor yang berbeda.
Mo mengatakan kepada keluarganya melalui telepon bahwa kondisinya
telah memburuk dan rumah sakit penjara telah melakukan tiga
pemeriksaan X-ray. Mo juga menyebutkan bahwa kakinya mati rasa dan
dia sering jatuh saat berjalan.
Keluarganya kemudian diminta untuk melihat hasil dari tiga X-ray,
tetapi direktur rumah sakit penjara mengatakan kepada mereka,
"Rumah sakit kami memiliki peralatan yang sangat terbatas, jadi
kami hanya memiliki diagnosis TBC, tetapi tidak tahu tingkatannya.
Dia membutuhkan diagnosis lebih lanjut di sebuah rumah sakit di
luar."
Otoritas penjara mengatakan kepada keluarga Mo bahwa ia dapat
didiagnosis di sebuah rumah sakit di luar dengan syarat bahwa
mereka harus membayar semua biaya, dan bahwa Mo harus setuju untuk
mengenakan seragam penjara, borgol dan belenggu selama pengobatan
medisnya. Dia juga tidak akan diizinkan untuk berbicara selama
proses tersebut. Ketika Mo menolak syarat tersebut, otoritas
penjara tidak mengijinkan dia dibawa keluar untuk perawatan lebih
lanjut.
Di bawah ini adalah surat banding ibunda Mo yang dikirim ke pihak
berwenang:
Biarkan Anak Saya Kembali Pulang
Saya adalah ibu Mo Zhikui berusia 89 tahun. Sudah lebih dari
setahun sejak anak saya dibawa pergi. Saya sangat khawatir tentang
keselamatannya.
Saya terus mengajukan pertanyaan: Anak saya tidak melakukan sesuatu
yang ilegal, jadi mengapa polisi menangkapnya hanya karena berlatih
Falun Gong dan berusaha untuk menjadi orang baik? Dia dijatuhi
hukuman 12 tahun dan menderita perlakuan buruk di Penjara
Hulan.
Sejak anak saya ditangkap, keluarga kami dari empat generasi, yang
semula bahagia, belum menikmati satu haripun kenyamanan dan
kedamaian. Polisi menggeledah rumah kami dan terus bertanya, "Siapa
yang memiliki rumah? Akta property atas nama siapa?" Personil
komite lingkungan setempat terus menelepon mengancam menantu
perempuan saya. Mereka juga pergi ke taman kanak-kanak menanyakan
ccicit saya di mana dia tinggal. Setiap kali saya mendengar pintu
diketuk, hati saya berdebar dan saya gemetar ketakutan.
Anak saya telah ditangkap sebanyak delapan kali dan telah menderita
begitu banyak pelecehan. Anda memukulinya dengan kejam dan
mencacinya. Sekarang dia ditemukan menderita TBC dan batuk darah
dan mengalami mati rasa di kedua kaki sampai ke pangkal pahanya.
Ini adalah akibat langsung dari perlakuan buruk di penjara.
Menantu perempuan, cucu laki-laki, cucu perempuan dan menantu
laki-laki telah ditolak berkunjung lima kali setelah pergi ke
penjara untuk menemuinya.
Salah satu cucu saya memiliki cacat bawaan, cucu perempuan
kesayangan saya menderita penyakit kulit. Pengobatan mereka mahal.
Tanpa anak saya untuk mendukung kami, keluarga saya membanting
tulang untuk memperolehnya. Setiap hari, saya merindukan anak saya
untuk pulang kembali.
Laporan sebelumnya:
Mo
Zhikui Dihukum Penjara secara ilegal, Istri Diintimidasi agar Tetap
Tenang