(Minghui.org)
Lebih dari 10.000 praktisi Falun Gong menggelar demonstrasi damai
di Beijing pada tanggal 25 April 1999 meminta pemulihan hak mereka
untuk melatih keyakinan mereka. Demonstrasi itu mewujudkan
keberanian tanpa kompromi praktisi dalam menjaga keadilan dan hati
nurani. Sejak peristiwa bersejarah tahun 1999, praktisi Falun Gong
di seluruh dunia mengadakan kegiatan tahunan untuk memperingati
hari ini.
Praktisi Falun Gong di Selandia
Baru dan Australia mengadakan kegiatan pada tanggal 25 April 2014
untuk memperingati demonstrasi 25 April yang tenang dan menyerukan
diakhirinya penganiayaan 15-tahun terhadap Falun Gong di Tiongkok.
Mereka mengadakan nyala lilin setelah hari gelap untuk memperingati
rekan-rekan praktisi yang telah meninggal akibat penganiayaan
brutal di Tiongkok.
Para Praktisi Falun Gong New Zealand Mengadakan Rapat Umum
Untuk Mengenang Permohonan Damai 25 April
Praktisi Falun Gong mengadakan rapat umum di depan Konsulat
Jenderal Tiongkok di Auckland pada tanggal 25 April 2014 untuk
memperingati demonstrasi damai 25 April.
Rapat Umum di depan Konsulat
Jenderal Tiongkok di Auckland, Selandia Baru pada tanggal 25 April
2014 untuk memperingati demonstrasi 25 April.
Demontrasi 25 April
Melindungi Hak Semua Orang Tiongkok
Praktisi He Sanpu [pria] telah dipecat dari pekerjaan dan ditahan
selama empat bulan karena berlatih Falun Gong pada bulan Agustus
1999. Ia kemudian ditahan berkali-kali dan mengalami berbagai
bentuk penganiayaan lebih dari sepuluh tahun berturut-turut. He
sekarang tinggal di Selandia Baru. Ia berbagi, “Demontrasi 25 April
adalah sebuah kasus praktisi Falun Gong yang melaksanakan hak
konstitusional mereka. Partai Komunis Tiongkok (PKT)
menginjak-injak konstitusi dan menganiaya Falun Gong. Sejak
penganiayaan, sistem peradilan Tiongkok telah memburuk dan moral
sosial merosot dengan cepat.”
“Permohonan petisi praktisi tidak hanya untuk melindungi hak-hak
mereka, tetapi juga hak-hak semua rakyat Tionghoa. Penganiayaan PKT
sebenarnya adalah penganiayaan terhadap semua orang Tionghoa.
Selama 15 tahun, saya tetap teguh dalam keyakinan saya pada Falun
Gong dan mengklarifikasi fakta kepada orang-orang karena saya
percaya bahwa kebenaran akan menang."
Penganiayaan Berakar Pada Kekerasan dan Rasa Takut
PKT
Jing Yu [pria] Himpunan Falun Dafa Selandia Baru mengatakan pada
rapat umum tersebut, "Partai menggunakan demonstrasi 25 April
sebagai dalih untuk melakukan penganiayaan. Tapi tanpa demonstrasi,
PKT tetap akan menganiaya Falun Gong karena sifat kekerasan dan
ketakutan Partai."
Ia melanjutkan, "Mengapa Partai takut pada praktisi Falun Gong yang
damai dan menganiaya mereka secara kejam? Karena Partai telah
melakukan kejahatan yang tak terhitung jumlahnya setelah mengambil
alih kekuasaan. Ia mempertahankan kekuasaan itu dengan kekerasan,
ketakutan dan kebohongan. Hampir seratus juta orang Tionghoa
meninggal akibat kampanye kekerasan Partai, termasuk Revolusi
Kebudayaan dan Pembantaian 4 Juni. Ia takut kehilangan kekuasaan
karena kejahatannya yang tak terhitung jumlahnya."
Praktisi Melbourne Mengenang Permohonan 25
April
Praktisi Falun Gong memegang spanduk membentuk sebuah "Tembok
Keberanian" di atas Jembatan Princes, sebuah situs terkenal di
Melbourne. Spanduk memperkenalkan Falun Gong dan mengungkap
kejahatan PKT dalam penganiayaan selama 15 tahun terhadap latihan
ini.
Praktisi Falun Gong memegang
spanduk membentuk sebuah "Tembok Keberanian" di atas Jembatan
Princes pada tanggal 25 April 2014
25 April adalah hari libur umum
di Australia dan ada kerumunan wisatawan dan penduduk lokal di
jembatan. Banyak orang berhenti untuk menandatangani petisi meminta
Pemerintah Australia untuk meloloskan peraturan untuk membantu
menghentikan pengambilan organ paksa yang dilakukan PKT terhadap
praktisi Falun Gong dan tahanan hati nurani lainnya.
Para praktisi kemudian pindah ke City Square di Melbourne, di mana
mereka mengadakan nyala lilin untuk memperingati ribuan praktisi
yang telah kehilangan nyawa mereka karena penindasan di
Tiongkok.
Praktisi Falun Gong mengadakan
nyala lilin di City Square di Melbourne pada tanggal 25 April
2014
Pejalan Kaki Mengomentari
Praktisi Falun Gong
Seorang wanita yang bekerja dalam bidang pendidikan khusus
mengatakan secara emosional, "Tembok Keberanian ini terlihat megah.
Hari ini adalah hari libur umum. Praktisi Falun Gong mengadakan
acara ini di sini karena mereka ingin semua orang tahu tentang
penindasan di Tiongkok. Mereka harus memiliki keyakinan teguh! Apa
yang dapat saya lakukan untuk membantu? Saya akan memberikan
bahan-bahan informasi untuk teman-teman saya."
Seorang pengacara Australia terkejut mengetahui tentang
penganiayaan Falun Gong untuk pertama kalinya. Dia berkata,
"Praktisi Falun Gong sungguh gagah berani. Mereka menemukan arti
sebenarnya dari kehidupan. Pihak berwenang Tiongkok takut
kehilangan kontrol terhadap masyarakat dan oleh karena itu mereka
melakukan penganiayaan." Dia menyebutkan bahwa dalam rangka
menghentikan penganiayaan, kebebasan berbicara harus ditegakkan
agar semua orang dapat mendengar fakta kebenaran.
Praktisi Marie Helene Lambert (wanita), ahli patologi dari Quebec,
Kanada, mengatakan, "Jika semua orang tahu kejahatan apa yang PKT
telah lakukan, rezim akan runtuh. Praktisi Falun Gong mengikuti
prinsip-prinsip inti Sejati-Baik-Sabar. Hal ini penting bagi setiap
orang untuk mengetahui tentang demonstrasi damai 25 April 1999.
Hari ini akan dikenang di masa depan sebagai hari penting."
Praktisi Falun Gong Sidney Menyerukan Diakhirinya
Penganiayaan di Depan Konsulat Tiongkok
Praktisi Falun Gong mengadakan kegiatan di depan Konsulat Tiongkok
di Sidney pada tanggal 25 April 2014 untuk memperingati demonstrasi
damai 25 April. Meskipun hujan, mereka menggelar unjuk rasa untuk
menyerukan diakhirinya penganiayaan yang sedang berlangsung di
Tiongkok.
Praktisi Falun Gong mengadakan
rapat umum menyerukan dihentikannya penganiayaan
Sekelompok orang berlatih di depan konsulat Tiongkok
Praktisi Falun Gong telah
mempertahankan protes damai di depan Konsulat Tiongkok di Sidney
sejak tahun 1999. Banyak orang yang tersentuh oleh ketabahan penuh
damai praktisi. Para pejalan kaki sering mengacungkan jempol dan
mengungkapkan kekagumannya atas upaya praktisi.
Yang (wanita), 76 tahun, secara sukarela datang ke Konsulat
Tiongkok untuk berlatih lima hari seminggu, protes
penganiayaan damai dan membagikan materi informasi. Pada akhir
pekan, dia datang ke Darling Harbor di Sidney untuk berpartisipasi
dalam latihan bersama di pagi hari dan pergi ke Chinatown untuk
mengumpulkan tanda tangan di sore hari.
Yang adalah seorang guru SMU di Tiongkok, setelah pensiun
berimigrasi ke Australia bersama keluarganya pada tahun 1997. Dia
mulai berlatih Falun Gong dengan anaknya. Dia membaca dua ceramah
Zhuan Falun dan melakukan lima perangkat latihan setiap hari.
Akhirnya, sekarang ia bebas dari penyakit kronisnya yang
dulu.
Yang mengatakan secara emosional, "Semakin banyak orang datang
untuk mengetahui fakta-fakta tentang Falun Gong dan penganiayaan.
Tapi Konsulat Tiongkok takut pada protes kami yang damai. Konsulat
berada di daerah yang sibuk sebelum 2004. Banyak orang bisa melihat
demonstrasi kami dan mengetahui fakta kebenaran. Kemudian Konsulat
pindah ke daerah yang sepi ini. Ia takut pada protes kami dan
bangunannya dikelilingi dengan kawat berduri. Terlihat seperti
penjara.
"Konsulat takut akan ada lebih banyak orang mengetahui fakta
kebenaran. Beberapa tahun yang lalu, Konsulat mengatur agar
kontraktor menangani aplikasi visa. Jadi sekarang pemohon visa
tidak bisa melihat kami. Namun masih banyak orang yang datang ke
sini untuk bisnis lainnya. Protes kami tidak pernah
berhenti."
Chinese version click here
English
version click here