(Minghui.org)
Saya punya banyak pemikiran dan perasan setelah membaca “Ceramah Fa
pada Hari Falun Dafa Sedunia.” Belakangan ini, kultivasi saya telah
mengendur. Walaupun saya tahu ini bukanlah keadaan yang benar, saya
sangat khawatir karena saya tidak menemukan kekuatan untuk
merubahnya. Saya menjadi apatis terhadap kultivasi saya, dan tidak
menyadarinya hingga Guru mencerahkan saya dengan ceramahnya yang
terbaru.
Dalam ceramah terbaru ini, Guru
kembali membicarakan tentang mengendurnya seorang dalam
berkultivasi. Saya menyadari bahwa “waktu” itu sendiri adalah
sebuah ujian atau halangan bagi kita. Apakah kita dapat tetap
melakukan sesuatu seperti pada awal kita berkultivasi, melewati
periode waktu yang terlihat tanpa batas, itu adalah ujian keteguhan
kita dalam berkultivasi. Walaupun waktu kelihatanya tanpa batas dan
bebas dari masalah, namun, juga adalah ujian yang paling sulit yang
benar-benar menempa keteguhan hati. Hanya mereka yang dapat
mengatasinya yang akan menjadi dewa!
Ketika saya memikirkan kultivasi saya sendiri, saya menyadari
persis seperti yang Guru tunjukkan: Sepertinya saya telah menjadi
terlalu akrab, dan telah kehilangan antusias. Baik dalam melakukan
tiga hal atau mengkultivasikan diri sendiri, seiring berlalunya
waktu dan menjadi lebih mudah, hidup saya menjadi sangat rutin.
Tanpa menyadarinya, saya semakin mundur dan menjadi semakin apatis,
dan tidak lagi merasakan urgensi. Ketika saya melihat ke dalam,
saya menyadari saya masih tidak sepenuhnya menghargai betapa tidak
ternilainya kultivasi, maka dalam kabut kehidupan sehari-hari dan
waktu yang tanpa batas, saya telah mengendur tanpa
menyadarinya.
Saat saya melakukan sesuatu atau ikut dalam kegiatan, awalnya saya
selalu penuh antusias, dan saya dapat mempertahankannya untuk
beberapa waktu seolah-olah saya dibakar oleh gairah dan situasi
baru. Tapi setelah beberapa waktu kemudian, ketika kegembiraan akan
sesuatu hal yang baru telah habis, saya mulai mengendur. Dulu, saya
tidak memahami mengapa kondisi kultivasi saya akan meningkat
sebentar, tetapi mundur kembali setelahnya.
Sekarang saya mengerti: seiring berlalunya waktu, keteguhan
kultivasi saya semakin berkurang, saya tidak dapat mempertahankan
kerajinan jangka panjang dalam berkultivasi.
Itu juga merefleksikan masalah saya yang lain: saya terlalu gegabah
dan ceroboh dalam berkultivasi, dan tidak gigih dan
bersungguh-sungguh. Ketika saya terlibat dalam suatu kegiatan, dan
mulai merasa bosan, saya berhenti berpikir untuk tetap teguh dalam
mengikuti kegiatan itu dan mulai berpikir untuk melakukan hal
lain.
Dan ketika saya mencari kegiatan lain untuk dikerjakan, saya
mencari perasaan gairah dan kesenangan terhadap sesuatu yang baru
itu. Ketika saya menemukannya, membuat saya menjadi teguh dalam
mengikuti kegiatan itu selama beberapa waktu, sebelum saya mulai
menjadi apatis dan pasif kembali.
Dulu, saya tidak pernah mengerti apa yang dimaksudkan praktisi lain
saat mereka mengatakan bahwa mereka “merasa kesepian.” Saya sibuk
bekerja sepanjang waktu, dan tidak merasa kesepian sama sekali.
Tetapi setelah membaca ceramah Guru, saya sekarang mengerti bahwa
mengerjakan sesuatu berulang kali untuk waktu yang tidak ditentukan
juga adalah sejenis penderitaan dan kesepian. Saat sesorang dapat
gigih dan sungguh-sungguh teguh dalam melakukan apa yang harus
dilakukan, benar-benar adalah luar biasa!
Saya mengingat Fa Guru,
“Makin berada
dalam tanpa harapan, mungkin harapan tepat berada di depan mata.
Makin berada dalam perasaan sangat menjemukan, mungkin adalah
sedang membangun keagungan De anda.” (Apa yang Disebut Sebagai
Pengikut Dafa)
Saat saya mengerti hal ini, saya
merasa sangat berterima kasih pada Guru untuk penyelamatannya yang
belas kasih, dan untuk membantu saya memecahkan masalah yang telah
lama mengganggu saya.
Baru-baru ini, sesuatu yang terjadi dekat rumah memiliki kesan
mendalam terhadap saya. Ada seorang praktisi wanita senior di
daerah kami yang mengalami karma penyakit parah untuk waktu yang
lama (dia sudah lama memiliki luka terbuka di dadanya yang
mengeluarkan nanah dan cairan,)
Tetapi tidak peduli betapa menderitanya dia, ia tetap teguh dalam
melakukan apa yang seharusnya praktisi Dafa lakukan, dan
mengerjakannya sebanyak ia mampu. Tahun Baru Imlek yang lalu,
tempat produksi materi kami kehabisan bahan baku untuk mencetak
kalender, dan praktisi yang mengelola tempat produksi sangat sibuk
hingga tidak bisa membeli bahan baku itu.
Ketika praktisi senior ini mendengarnya, ia pergi ke tempat yang
cukup jauh untuk membeli bahan baku yang dibutuhkan itu. Musim
dingin yang lalu, saat turun salju deras hingga sulit unutk
berjalan, ia tetap teguh keluar melakukan kegiatan Dafa. Ia
benar-benar menderita dan banyak berkorban melalui karma
penyakitnya. Tidak peduli betapa sulitnya, ia tetap teguh tanpa
banyak bicara, dan keyakinannya terhadap Guru dan Fa tidak
goyah.
Suatu hari, ia menemukan bahwa rambut putihnya berubah menjadi
hitam, giginya tumbuh kembali. Sekarang, walaupun karma penyakitnya
belum tuntas hilang, semua praktisi yang telah melihatnya
mengatakan bahwa ia terlihat jauh lebih baik. Ini adalah dorongan
yang luar biasa dari Guru baginya dan bagi praktisi yang berada di
dekatnya.
Beberapa hari yang lalu, saya sedang berbicara dengan seorang rekan
praktisi mengenai hal apa yang paling penting dalam kultivasi, dan
kami menyimpulkan adalah percaya 100 persen kepada Guru! Melalui
praktisi senior ini, saya telah menyaksikan apa artinya memiliki
keyakinan teguh kepada Guru dan Fa, dan itu adalah inti dari
berkultivasi.
Sebelumnya, kapan pun saya menemui kesulitan, saya sering mempunyai
pikiran negatif seperti “Apa yang harus saya lakukan? Ini sangat
sulit.” Saya akan merasa tidak berdaya, dan hati saya akan jatuh
hingga titik terendah. Saya merasa tidak ingin bertahan lagi.
Tetapi pengalaman praktisi ini membuat saya mulai berpikir. Saya
hanya belum memiliki keyakinan mutlak terhadap Guru, dan ketika
saya menjumpai kesulitan saya selalu khawatir dengan masa depan
saya. Saya yakin hanya dengan keyakina mutlak kepada Guru baru kita
bisa meningkat melalui ujian berat dengan pikiran lurus,
kepercayaan diri, dan keteguhan dan hanya dengan demikianlah baru
kita bisa melihat harapan.
Sama seperti praktisi itu, yang dalam penderitaan dan kesakitan
yang amat sangat dan nyata, namun bisa tetap bertahan sabar dan
tetap rajin tidak goyah dalam berkultivasi. Itulah pikiran lurus
dan perbuatan lurus. Itulah sikap gigih dalam berkultvasi, dan
adalah hal yang paling fundamental yang harus dimiliki oleh seorang
kultivator.
Saya percaya bahwa disaat kita mungkin belum dapat menyadari dengan
segera prinsip-Fa ketika kita menghadapi ujian berat, jika kita
mempertahankan pikiran lurus dan keyakinan yang tidak tergoyahkan
dalam kultivasi kita, kita akan dapat melewatinya! Guru
berkata:
“Namun ada
satu hal, tak peduli bagaimana, anda bangkitkan pikiran lurus dan
berbuat lurus, maka anda tidak ada cobaan yang tidak dapat dilalui.
Sekalipun di saat sangat berbahaya dan tidak tahu di mana letak
munculnya permasalahan, juga tidak boleh kehilangan pikiran lurus,
biarpun dalam keadaan apa pun, keyakinan dasar anda terhadap Dafa
juga tidak boleh goyah, karena sekalipun di saat itu pikiran anda
belum dapat mengenali masalah, atau suatu hal belum dilakukan
dengan baik, tidak berhasil melewati cobaan besar, bahkan sampai
meninggal dunia, anda juga akan tetap mencapai kesempurnaan, (tepuk
tangan) karena Shifu tidak mengakui penganiayaan ini, adalah
penganiayaan ini yang menyebabkan anda jadi demikian, maka harus
benar-benar diperhatikan.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa di San
Francisco, 2005”)
Saya benar-benar berterima kasih
kepada Guru karena telah mengingatkan dan mencerahkan saya dengan
belas kasih, saat saya mengendur dalam kultivasi. Saya melakukan
sebaik mungkin untuk membalas penyelamatan Guru!
Tolong dengan belas kasih tunjukkan kesalahan yang saya buat.
Chinese version click here
English
version click here