(Minghui.org)
“Guru saya memanggil saya seorang murid yang istimewa, teman
sekelas saya menganggap saya seorang teman yang baik, orang tua
saya berpikir bahwa saya adalah seorang anak yang baik, dan adik
laki-laki saya bahagia karena mempunyai seorang kakak yang baik,”
kata seorang anak perempuan berumur 12 tahun. Setelah jeda
sebentar, Ia menambahkan, “Semuanya ini karena saya adalah seorang
pengikut cilik Dafa.”
Meskipun ia masih muda, Sunny
telah berlatih Falun Dafa selama 9 tahun. Awalnya ia hanya
mengikuti nenek dan orang tuanya, tapi sekarang ia bisa berkelakuan
menurut prinsip Sejati-Baik-Sabar berdasarkan kemauannya
sendiri.
Sunny dengan teman sekelasnya
belajar sebuah buku Falun Dafa di Sekolah Minghui Toronto pada
2012
Sunny (di tengah barisan depan) melakukan latihan kelompok di
Sekolah Minghui Toronto tahun 2012
Sunny (kanan pertama di baris kedua) bergabung dengan Sekolah
Minghui Toronto di 2013
Belajar untuk
Bersabar
“Butuh waktu yang lama bagi saya untuk belajar bagaimana melakukan
hal-hal dengan benar,” kata Sunny.
Ia terbiasa bertengkar dengan adiknya, yang lebih muda 3 tahun.
Ketika mereka bertengkar, ibunya sering berkata kepadanya,
“Bagaimana jika mencoba untuk lebih toleransi? Bagaimanapun, kamu
lebih tua dari adikmu.” Awalnya ia tidak yakin, tapi seiring
berjalannya waktu, ia sadar bahwa ini adalah satu syarat untuk
menjadi seorang praktisi. Ia mempraktekkan toleransi tanpa
ragu.
Tapi ada situasi lebih rumit daripada yang satu itu. Suatu hari
ketika adiknya pulang sekolah, ia menangis. Ia berkata bahwa teman
sekelasnya sering mengganggunya. Terhadap masalah ini ia tidak
hanya sekedar menahan sabar, Sunny tahu jika ini terus berlanjut,
tidak akan baik bagi adik dan anak laki-laki lainnya. Jadi suatu
hari ia naik ke bus sekolah adiknya dan meminta anak laki-laki
lainnya untuk berhenti mengganggu adiknya.
“Anak laki-laki lainnya itu mulai mengejek saya,” Sunny berkata,
“Tapi saya tidak terganggu dan dengan tenang mengingatkan ia untuk
menjadi orang yang baik dan tentang pentingnya sopan santun.”
Setelah beberapa waktu, anak laki-laki itu berhenti dan akhirnya
bersedia mendengarkan. Duduk di samping anak laki-laki itu, Sunny
dan adiknya kemudian berbicara dengannya. Akhirnya, anak laki-laki
itu meminta maaf dan menjadi teman baik dengan adiknya lagi.
“Apa yang saya pelajari dari peristiwa ini adalah, jika kita bisa
bertoleransi dan benar-benar perhatian dengan orang lain, orang
lain akan berubah, juga,” kata Sunny.
Memperlakukan Orang Lain dengan Hormat dan
Sabar
Melalui berlatih Falun Dafa, Sunny menghadapi banyak kesempatan
untuk meningkatkan xinxingnya. Ini adalah satu contohnya.
Seorang teman sekelasnya kadang membuat kesalahan dalam pekerjaan
rumahnya. Sunny ingin menolongnya, tapi anak perempuan itu selalu
terlihat marah jika Sunny memberitahu kesalahannya. Suatu kali ia
sangat merasa terganggu dan berkata kepada Sunny, “Jika kamu berani
mengganggu saya lagi, saya akan melempar kamu ke danau.” Sunny
sangat takut dan berhenti. Ketika ia memberitahu ibunya, ibunya
berkata, “Jika kamu benar-benar ingin membantunya, kamu masih bisa
melakukannya, tapi dengan lebih hormat dan tulus, dan ia akan
tersentuh.”
Keesokan harinya, Sunny meminta maaf kepada anak perempuan itu,
“Saya minta maaf. Saya seharusnya tidak mengganggumu kemarin. Kamu
harus memikirkan sendiri jawaban yang benar.” Anak perempuan itu
juga meminta maaf, “Saya yang seharusnya meminta maaf. Saya tidak
seharusnya menolak kebaikanmu.” Dengan itu, mereka menjadi teman
baik lagi.
Teman sekelas Sunny yang lain bahkan lebih sulit untuk dihadapi.
Kadang ia merasa sangat gembira dan memperlakukan Sunny sebagai
teman baiknya. Tapi ada waktu dimana ia menjadi marah dan gelisah
ketika Sunny bertanya mengapa ia sedih.
Sunny kemudian mengetahui banyak hal yang terjadi di rumah anak
perempuan itu yang membuatnya sedih, contohnya, anjingnya sedang
sakit, orang tuanya mengkritiknya, dan banyak lagi. “Saya kemudian
berusaha untuk berbicara dengannya dengan cara lain. Ketika ia
merasa sedih, saya hanya menghiburnya tanpa menanyakan detil
masalahnya, atau saya akan bertanya tentangnya di lain waktu.
Ketika ia sedang gembira, saya akan berbicara dengannya lebih
banyak dan berbagi kegembiraannya.”
“Ini bekerja dengan baik dan kami menjadi teman baik lagi,” Sunny
berkata. “Saya juga belajar bagaimana untuk menolong orang-orang
dengan cara yang mereka suka.”
Kelakukan Baik dan Nilai Baik
Banyak anak-anak seumuran Sunny yang memakai baju tidak sesuai dan
terbuka, beberapa mempunyai perangai yang buruk dan menggunakan
bahasa kotor. Ibunya mengingatkannya untuk tidak mengikuti tren
yang merosot. Hasilnya, Sunny berpakaian lebih sopan dibanding
teman remajanya. Juga, karena nilai sekolahnya baik, semua orang
menyukainya, dari guru hingga teman sekelasnya.
Sunny mempunyai 6 guru. Ia menyapa mereka semua di pagi hari dan
mengucapkan salam perpisahan kepada mereka ketika ia akan
meninggalkan sekolah dan pulang ke rumah. Ia suka bertanya, dan
gurunya juga senang dengan hal ini, karena pertanyaannya menolong
murid lain untuk belajar lebih banyak lagi. Sunny selalu menjadi
murid tiga besar di kelasnya. Tahun kemarin ia berada di peringkat
ketiga dan tahun ini ia berada di peringkat kedua. Ia juga
memenangkan banyak penghargaan.
“Ayah saya bukanlah seorang praktisi dan ia dulu menentang saya
berlatih,” Ia berkata. Setelah melihat kesehatannya meningkat dan
mendapat nilai yang baik, ia merubah pikirannya dan menjadi lebih
mendukung.
Memberitahu Orang Lain tentang Falun Dafa
Mengetahui bahwa Sunny adalah seorang praktisi, Guru dan temannya
sering bertanya tentang Falun Dafa. Ia berbicara kepada mereka
tentang bagaimana Partai Komunis Tiongkok tidak memperbolehkan
orang-orang untuk mempercayai Sejati-Baik-Sabar. Tersentuh dengan
apa yang ia katakan banyak guru dan murid-murid berkata bahwa
mereka mendukung kepercayaannya dan berharap penganiayaan brutal
akan segera berakhir.
Ketika liburan musim panas, Sunny dan adiknya bergabung dengan
pengikut cilik Dafa lainnya di Sekolah Minghui Toronto, dimana
mereka membaca buku-buku Falun Dafa, melakukan latihan, dan berbagi
pemahaman dalam bagaimana untuk berkelakukan menurut prinsip
Sejati-Baik-Sabar.
Suatu ketika setelah kelas, guru musiknya menemuinya dan memberikan
beberapa tips untuk bagaimana meningkat di dalam musik. Ketika
waktu ia tiba di ruang makan, ia menemukan antrian panjang
murid-murid yang ingin menggunakan microwave. “Pikiran pertama saya
adalah menyalahkan guru karena ia membuat saya terlambat. Kemudian
saya sadar bahwa guru berusaha menolong saya dan saya harus
menghargai itu,” Kata Sunny.
Dengan pikiran ini, Sunny menunggu hingga antrian terakhir dengan
sabar, tanpa perasaan negatif. Kata Sunny, “Makanannya terasa enak.
Hampir makanan terbaik yang pernah saya makan.”
Chinese version click here
English
version click here