“Yangzi, seorang yang
berpendidikan tinggi, banyak membaca, dan banyak mengetahui
kejadian sejarah dan kejadian pada waktu itu. Ia mengabdi kepada
tiga pemerintahan Qi. Ia menerapkan dan mempromosikan kepemimpinan
yang etis dan hemat dibawah pimpinan raja dan pejabat atasannya. Ia
sangat setia dan selalu memberikan saran-saran kepada pemerintah
yang bermanfaat bagi negara dan rakyat, meskipun saran tersebut
mungkin tidak menyenangkan adipati. Dengan saran ini, adipati bisa
memerintah dengan sewajarnya dan rakyat mentaati dengan rasa hormat
dan kasih sayang,” Demikian tertulis dalam buku.
Selalu Membedakan yang Baik dari yang Jahat
Sewaktu Yanzi mengamati Adipati Qi (jabatan pemerintahan negeri
Qi), hidup dengan gaya hidup yang mewah, ia menggunakan gaya
hidupnya yang hemat sebagai contoh untuk membujuk rajanya tidak
boros. Yanzi memberitahukannya: “Bertindak hemat adalah kualitas
penting dari satu kerajaan dan juga merupakan komponen utama dari
moralitas.”
Yanzi menjalankan urusan negara dengan sikap yang adil dan tidak
pernah menerima hadiah seperti tanah, rumah sampai kereta dan
baju-baju. Ia menolak semuanya. Ia makan sangat sedikit, dan
memakan beras kasar dan sayur yang sederhana, ia memakai baju
sederhana yang hitam. Ia naik kereta yang berkualitas rendah
sewaktu menghadiri sidang dan tinggal di rumah sederhana, sebuah
rumah kecil dan tua di dekat pasar yang ribut yang merupakan
warisan dari keluarganya.
Sewaktu Qi Jing Gong (Adipati Jing dari negeri Qi) pertama kali
menjadi raja, ia ingin mendengar dan menerima nasehat dari Yanzi
dan beberapa pejabat jujur yang berkompeten. Sebagai hasilnya,
dalam beberapa tahun saja, Negeri Qi berubah dari negara yang kacau
balau menjadi negara yang teratur.
Tetapi Adipati Jing mulai menuruti kehendaknya dalam hidup mewah,
membangun istana yang mewah sekali, menaikkan pajak dan
memberlakukan peraturan hukum yang keras dan menjalankan hukuman
yang kejam. Yanzi menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk
membujuk adipati supaya menyesuaikan kembali pajak yang tinggi dan
hukuman yang keras.
Yanzi menggunakan alasan dari beberapa sudut dan menjelaskan kepada
Adipati kenapa pajak perlu diturunkan. Ia berkata: “Pemerintah yang
budiman akan memberikan hadiah kepada yang baik dan menyingkirkan
masalah bagi rakyatnya. Ia mengasihi rakyat seperti anaknya
sendiri, melindungi mereka seperti langit dan mengharmoniskan
mereka seperti bumi.”
Ia menyampaikan bahwa pemerintah harus memikirkan situasi rakyatnya
supaya mereka bisa hidup dengan aman dan makmur. Pemerintah tidak
boleh tergantung kepada peraturan keras dan hukuman untuk
mempertahankan kestabilan sosial. Sebaliknya, mereka harus
memerintah dengan kebajikan dan kebaikan, mendidik rakyat mengenai
etika, etiket dan protokol supaya mereka akan menaati hukum. Dengan
demikian, proses pengadilan tidak banyak, dan kestabilan dan
keharmonisan akan terjadi secara alami.
Adipati Jing berencana menyerang tetangganya negara Lu. Yanzi
percaya mereka harus mempertahankan hubungan damai antara kerajaan
negara tetangga dan tidak boleh terlibat dalam peperangan tanpa
alasan.
Ia menasehati Adipati: “Perlakukanlah negeri Lu dengan baik untuk
meredakan dendam lama dan tunjukanlah kebajikan Anda.” Adipati
menerima nasehatnya dan memutuskan tidak menyerang Lu.
Adipati Jing pernah menanyakan Yanzi apakah ia bisa memerintah
negeri lain seperti nenek moyangnya yang melegenda, Adipati
Huan.
Yanzi menjawab: “Alasan Adipati Huan memperoleh hasil yang begitu
besar karena ia mencintai rakyatnya. Ia selalu berpikir kepentingan
rakyat dan memerintah dengan integritas. Ia tidak memungut pajak
yang berat untuk memenuhi kemakmurannya sendiri. Ia tidak
memperbudak rakyatnya untuk membangun istana untuknya. Negara
diperintah oleh pejabat yang jujur dan berbudi. Yang mulia Anda
mempunyai hubungan dekat dengan orang-orang jahat dan menjaga jarak
dari orang-orang baik. Rakyat Anda hidup dengan sengsara dan
miskin. Bagaimana Anda bisa bercita-cita mempunyai prestasi seperti
Adipati Huan?”
Adipati Jing Gong memperbaikki tingkah lakunya setelah pembicaraan
ini.
Adipati Jing bertanya kepada Yanzi pada waktu yang lain: “Apa yang
harus pemerintah paling perhatikan?”
Yanzi menjawab: “Anda harus cemas apabila Anda tidak bisa
membedakan antara yang baik dan yang jahat.”
Adipati Jing menanyakannya bagaimana melakukannya.
Yanzi berkata, “Pilihlah dengan bijaksana orang-orang dekat Anda.
Apabila orang di sekeliling Anda semua budiman dan baik, maka
pejabat negara akan melakukan pekerjaannya dengan baik, dan dengan
sendirinya Anda akan bisa membedakan yang baik dan yang
jahat.”
Yanzi juga memberitahukannya: [Ketika berbicara mengenai memerintah
suatu negara], ide yang paling baik adalah memperhatikan rakyatnya;
langkah yang paling baik adalah membuat rakyat bahagia; ide yang
paling buruk adalah memperlakukan rakyat dengan keras. Langkah yang
paling buruk adalah membuat sesuatu yang bisa merusak nilai
moral.”
Apabila seseorang dikelilingi oleh orang-orang yang berniat jahat,
maka saran yang benar tidak akan sampai ke orang tersebut. Seperti
mata dan telingannya telah tertutup, dan mereka tidak bisa melihat
kebenaran. Ini akan memosisikan mereka dalam situasi yang
berbahaya. Lagi pula, apabila orang ingin meningkatkan nilai moral
dan mengurangi perbuatan kesalahan, mereka perlu berada di dekat
gurunya dan jauh dari orang jahat.
Membujuk Adipati Menunjukan Perhatian Kepada Pengungsi
Banjir
17 hari hujan terus menerus pernah membanjiri rumah-rumah di negeri
Qi. Terjadi kekurangan makanan, dan waktu itu sangat dingin. Banyak
orang mengungsi dan kelaparan. Tetapi bukannya mengirim orang atau
sumber daya untuk membantu mereka, Adipati Jing terus menuruti
kehendaknya untuk menikmati makanan mewah setiap hari dan
minum alkohol siang dan malam.
Yanzi sangat prihatin kepada pengungsi. Ia berulang kali memohon
Adipati Jing melepaskan persedian gandum kepada rakyatnya. Adipati
menolaknya.
Yanzi kemudian memberikan berasnya sendiri kepada orang-orang yang
terkena banjir. Ia memberikan alat-alatnya dan sebisa mungkin
membantu mereka.
Ia kemudian berjalan ke istana dan memberitahukan Adipati Jing:
“Hujan turun terus selama 17 hari. Setiap kota mempunyai puluhan
rumah yang roboh. Setiap desa terdapat banyak keluarga yang
kelaparan. Orang lanjut usia, orang yang lemah, wanita dan
anak-anak dalam situasi yang mengerikan, tidak mempunyai makanan
yang cukup dan hampir tidak mempunyai pakaian yang cukup untuk
menjaga kehangatan. Sekarang mereka malah tidak mempunyai atap di
atas kepala mereka. Mereka putus asa dan memerlukan bantuan dengan
segera.
“Tetapi yang mulia, Anda tidak mempunyai rasa simpati, menolak
untuk membantu mereka dan terus bersenang-senang minum-minum dan
memboroskan makanan.
“Di dalam istana Anda, kuda memakan makanan yang dimakan manusia,
dan anjing diberi makan daging domba dan sapi. Isteri dan selir
Anda menikmati kemewahan yang terbaik. Apakah Anda tidak merasa
Anda terlalu bermurah hati kepada kuda, anjing dan isteri Anda,
tetapi terlalu keras terhadap rakyat Anda?
“Tanyalah pada Anda sendiri, ketika kerajaan Anda dipenuhi dengan
korban kemiskinan yang menderita kelaparan dan kedinginan, dan
mereka sangat menyedihkan karena tidak ada tempat yang mereka bisa
minta bantuan, bagaimana bisa raja masih dalam suasana pesta minum
dan bersenang-senang? Kami pejabat mengabdi kepada Anda. Membahas
urusan negara dengan Anda merupakan pekerjaan kami, membantu Anda
membuat keputusan yang benar, yang bermanfaat bagi negara dan
rakyat.
“Rakyat menjadi miskin, mereka kelaparan dan kedinginan, dan tidak
ada orang yang mereka bisa berpaling! Tetapi adipati mereka
pura-pura tidak melihat situasi mereka yang menyedihkan. Saya tidak
melakukan pekerjaan saya dengan baik! Saya telah berdosa!”
Yanzi kemudian memohon Adipati Jing mengabulkan pengunduran dirinya
dan meninggalkannya.
Adipati merasa malu setelah mendengar ucapan Yanzi yang tulus. Ia
mengejar Yanzi dan meminta ia tetap bekerja.
Sehubungan masih hujan, dan jalan sungguh licin, ia tidak bisa
menyusul Yanzi. Ia kemudian memberitahukan pelayannya untuk
mempersiapkan kereta dan naik kereta menuju ke rumah Yanzi. Ia
melihat Yanzi memberikan padi dan berasnya kepada orang-orang.
Alat-alat yang dipinjamkan kepada korban masih terletak di atas
tanah, dan Yanzi telah meninggalkan rumahnya.
Adipati mengejar dan akhirnya berhasil menyusul Yanzi.
“Saya telah bersalah. Anda memutuskan tidak membantu saya lagi.
Saya mungkin tidak pantas dibantu Anda, tetapi mohon pikirkan
rakyat. Mohon tetap berada di sisi saya. Saya ingin memberikan
makan dan barang lain di istana untuk rakyat. Anda bisa memutuskan
berapa banyak,” kata Adipati dengan napas tersendat-sendat.
Setelah kembali berjabat, Yanzi segera mengirim pejabat mengunjungi
pengungsi untuk membagikan makanan kepada mereka. Adipati Jing juga
mendorong menterinya membantu dengan memberikan keringanan pajak.
Ia mengurangi jumlah lauk setiap kali ia makan dan berhenti minum
alkohol. Ia menginstruksikan tidak memberikan makanan padi pada
kudanya dan tidak memberikan bubur daging pada anjingnya. Ia juga
mengurangi hadiah kepada isteri dan selirnya.
Hujan akhirnya berhenti. Seluruh negeri Qi, mulai dari raja sampai
menterinya dan rakyat bekerja sama melewati malapetaka ini.
Ajaran Jalan Sempurna oleh Konfusius mengatakan: “Ilmu pengetahuan,
kebajikan, dan keberanian merupakan kebajikan yang terkait secara
universal.” Sebagai tambahan pada kebijaksanaan dan kebaikan,
seseorang yang mempunyai nilai moral tinggi perlu juga mempunyai
keberanian, seperti yang dilakukan Yanzi.
Bersambung ke
Bagian 2