(Minghui.org)
Xiao Yanhong dan Li Wenming bertemu pada saat mereka sama-sama
berlatih Falun Gong dan kemudian menikah pada Juli 1999. Tetapi,
kebahagiaan mereka sebagai pengantin baru dengan cepat dihancurkan
oleh rezim Komunis ketika mulai menganiaya Falun Gong pada bulan
yang sama. Mereka tidak tahu bahwa mereka tidak akan saling bertemu
setelah itu, selama 12 tahun dan masih berlangsung.
Li ditahan pada dini hari, 21
Juli 1999 dan diikuti serangkaian penahanan serta penganiayaan. Li
telah ditahan pada September 2002 karena upayanya untuk memberi
tahu masyarakat mengenai fakta kebenaran Falun Gong dengan cara
menyiarkan di jaringan TV Kabel. Dia divonis secara ilegal selama
20 tahun penjara dan masih ditahan di Penjara Lanzhou.
Xiao, sekarang berusia 50 tahun, telah meninggalkan rumahnya untuk
menghindari penganiayaan oleh pihak berwenang selama 13 tahun,
sampai dia baru-baru ini ditangkap pada 28 Desember 2013, bersama
dengan 30 praktisi Falun Gong lainnya.
Dia ditahan di Pusat Pencucian Otak Lanzhou Gongjiawan selama lebih
dari sebulan. Sebelum dia dipindahkan ke pusat pencucian otak ini,
Xiao dan delapan praktisi lainnya dikurung dan dianiaya selama tiga
bulan di Pusat Penahanan Kabupaen Gangu.
Xiao dan tiga puluh praktisi yang ditangkap pada hari yang sama
telah diawasi dan diikuti selama lebih dari tiga bulan. Sebagian
besar dari mereka kemudian dilepaskan setelah anggota keluarga
mereka dipaksa untuk menandatangani dokumen tertentu, kecuali Xiao
dan delapan praktisi termasuk Zhang Zhiming dari Xinjiang, Li
Cuifang, Ma Xiaojuan, Li Yikui, dan Xiao Qiao. Pihak berwenang
berusaha untuk mengatur hukuman illegal mereka.
Permulaan dari Penganiayaan
Dalam tempo 24 jam setelah rezim Komunis secara resmi mulai
menganiaya Falun Gong, belasan petugas dari Departemen Kepolisian
Distrik Qilihe di Lanzhou menangkap Li saat bertugas di Pekerjaan
Lokomotif Lanzhou pada 21 Juli 1999, pukul 3 pagi. Petugas polisi
menggeledah kantor dan rumah Li. Mereka menytia sejumlah buku dan
materi audio Falun Gong. Beberapa praktisi Falun Gong lainnya di
daerah sekitar juga ditangkap pada saat yang bersamaan.
Banyak praktisi Falun Gong pergi ke pemerintahan provinsi untuk
memohon keadilan pada keesokan harinya ketika mereka mendengar apa
yang telah terjadi. Mereka meminta pihak berwenang untuk melepaskan
para praktisi Falun Gong yang telah ditangkap.
Pada sore hari, Xiao dan beberapa perwakilan dari praktisi Falun
Gong dikawal menuju ruang penerimaan tamu. Mereka diarahkan ke
pintu belakang sekitar 20 menit kemudian. Setiap perwakilan
kemudian dimasukan ke dalam kendaraan dengan dikawal dua petugas
polisi bersenjata. Mereka dibawa ke ruang konferensi besar di
lantai teratas dari sebuah hotel dan diawasi dengan ketat.
Tetapi, tidak ada petugas yang datang untuk berbicara dengan
perwakilan. Xiao kemudian dibawa kembali oleh atasannya ke
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, di mana dia bekerja sebagai
seorang suster. Seorang anggota staf berkata kepadanya ketika dia
pergi, ”Berlatih Falun Gong dilarang. Lakukan saja di rumah.”
Xiao dan beberapa praktisi Falun Gong pergi ke pemerintahan
provinsi lagi pada keesokan pagi untuk mengajukan permohonan. Makin
banyak praktisi terus berdatangan sampai pukul 10 pagi, ketika
pintu masuk diawasi oleh militer. Semua praktisi Falun Gong
ditempatkan di Stadion Qilihe dan kemudian dikembalikan ke daerah
mereka masing-masing.
Praktisi di Distrik Qilihe dibawa ke sebuah sekolah dasar, di mana
mereka semua direkam dengan kamera video. Meragukan kesaksian
praktisi, seorang anggota staf bertanya, “Siapa yang ditangkap?”
Xiao menyahut, ”Suami saya. Saya menyaksikannya.” Pria itu terdiam
dan berjalan pergi.
Dianiaya karena Berbicara Kebenaran
Sebelum 20 Juli 1999, Xiao menulis sepucuk surat kepada wakil
sekretaris Komite Partai Komunis Tiongkok Gansu. Surat tersebut
menyinggung manfaat berlatih Falun Gong, dan perlakuan kasar yang
dialami oleh beberapa praktisi. Xiao berharap bahwa pemerintah akan
menegakkan keadilan dan melindungi hak asasi manusia.
Ketika surat tersebut dimuat di website Minghui, Xiao menjadi
target penganiayaan oleh pihak otoritas setempat. Walaupun
mengalami tekanan dari atasan dan pemerintahan kota, dia berkata,
”Saya akan terus berlatih karen saya menjadi sehat berkat berlatih
Falun Gong. Falun Gong tidak seperti yang digambarkan oleh
propaganda di TV.”
Walaupun dia diijinkan kembali bekerja, kerabatnya di Lanzhou
terus-menerus menekan dia untuk berhenti berlatih Falun Gong.
Setelah anggota keluarga gagal membujuk dia, atasan Xia menghubungi
orangtuanya di Xinjiang dan memaksa ibunda dari Xiao untuk
meninggalkan nenek dari Xiao yang sedang dirawat di rumah sakit dan
terbang ke Lanzhou. Malangnya, neneknya meninggal dunia pada
keesokan hari. Xiao tetap teguh menghadapi tekanan dan menjelaskan
kepada ibunya tentang fakta kebenaran Falun Gong.
Dipaksa untuk Bersembunyi oleh Penganiayaan
Keji
Xiao kemudian pergi ke Beijing untuk mengajukan permohonan hak
untuk berlatih Falun Gong. Karena tekanan dari pemerintahan kota,
atasannya menunda gajinya dan menugaskan seseorang untuk pergi
mencari dia di Beijing.
Xiao dan seorang praktisi Falun Gong lain ditangkap di jalanan di
Lanzhou pada awal November 1999 oleh petugas dari Departemen
Kepolisian Distrik Qilihe. Mereka dibawa ke Pusat Penahanan
Xiguoyuan setelah ditahan di Kantor Polisi Yangjiaqiao selama
seminggu.
Pusat penahanan tersebut kecil, sesak, dan kotor. Udaranya
menyesakan nafas karena makan dan menggunakan toilet dilakukan di
dalam sel. Tikus got di mana-mana. Xiao diserang kutu.
Xiao dipaksa untuk memilih biji-bijian dalam jumlah banyak setiap
hari. Penjaga akan memukul dan menyiksa dia jika dia gagal untuk
memenuhi kuotanya.
Xiao adalah salah seorang dari tiga praktisi Falun Gong yang
diketahui telah dikirimkan ke sebuah kamp kerja paksa. Dia
dipindahkan ke Kamp Kerja Paksa Pingantai pada akhir Januari 2000.
Di kamp kerja paksa, praktisi Falun Gong diperiksa secara
menyeluruh. Mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara satu sama
lain. Mereka diawasi oleh narapidana yang ditunjuk ketika mereka
makan, tidur, dan pergi ke kamar mandi.
Setelah hukuman di kamp kerja paksa selesai, Xiao tidak dibebaskan,
tetapi langsung dipindahkan ke pusat pencucian otak.
Xiao mengeluarkan pernyataan di Minghui.org pada awal Maret 2001
menyatakan bahwa dia dipaksa untuk menandatangani pernyataan untuk
melepaskan keyakinan pada Falun Gong adalah tidak berlaku dan
batal, dia akan melanjutkan berlatih Falun Gong. Dia kemudian
dipindahkan dari pusat pencucian otak ke Pusat Penahanan
Xiguoyuan.
Karena penganiayaan jangka panjang secara fisik dan mental, kondisi
kesehatannya menurun. Dia dikirimkan ke Rumah Sakit Dashaping pada
12 September 2001. Beberapa hari kemudian, dia dibebaskan untuk
dirawat oleh orangtuanya. Tetapi, atasan ayahnya menugaskan
seseorang untuk mengawasi Xiao di rumah mereka.
Pihak otoritas bersama dengan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Provinsi Gansu sering menelepon dia untuk mengintimidasi. Untuk
melepaskan diri dari penganiayaan keji ini, dia akhirnya harus
menginggalkan rumah orangtuanya dan bersembunyi. Petugas dari
Departemen Kepolisian Lanzhou pergi ke rumah orangtuanya dua kali
untuk mencari dia setelah dia pergi.
Penahanan Ilegal Suami
Li kembali ke rumah pada November 2001, tetapi atasanya menahan dia
di tempat kerja dan menugaskan seseorang untuk mengawasinya. Li
kemudian melakukan mogok makan. Ketika Xiao mendengar tentang
kondisi suaminya, dia menghubungi atasannya dan berkata, ”Adalah
ilegal jika Anda terus menahan dia.” Tetapi pihak berwenang di
Pekerjaan Lokomotive Lanzhou berkata bahwa mereka diperintah dan
tidak punya pilihan lain. Li segera dibawa ke Pusat Cuci Otak
Hualinping.
Li melarikan diri dari pusat cuci otak pada Februari 2002.
Departemen kepolisian memasang poster di tempat-tempat keluar dari
Kota Lanzhou dan menawarkan hadiah sebesar 10.000 Yuan untuk
menangkap Li. Dia ditangkap keempat kalinya pada awal September
2002. Selama interogasi, dia disiksa sangat parah hingga dalam
kondisi kritis. Dia kemudian dihukum selama 20 tahun penjara secara
ilegal dan ditahan di Penjara Lanzhou.
Bapak Li dikurung selama sebulan dari September sampai Oktober
2002. Kurungan ini berukuran 3 meter persegi dengan ruang isolasi
berukuran 2 meter persegi di belakangnya. Di dalam ruang kurungan
ini, terdapat sebuah dipan dari susunan batu bata dan sebuah lubang
di ujung bawah ranjang yang dipakai sebagai toilet. Tidak ada
penghangat di dalam ruangan, begitu juga tidak ada kasur. Ada empat
orang yang dimasukan ke dalam setiap ruangan ini.
Selain itu, tidak ada peralatan makan yang disediakan bagi mereka
yang ditahan di sel khusus, sehingga mereka harus makan dengan
tangan. Para penjaga sering memukul dan menyiksa praktisi Falun
Gong. Praktisi sering dibrogol dan dibelenggu. Para penjaga juga
mengaitkan borgol dan belenggu kaki dengan kabel untuk meningkatkan
penyiksaan.
Li adalah anak yatim piatu, dan tidak ada seorang pun yang
diijinkan untuk mengunjunginya di dalam penjara karena ada
peraturan bahwa hanya anggota keluarga yang boleh mengunjungi
tahanan.
Pihak-phak yang terlibat di dalam penganiayaan
ini:
Ma Xiangxian (马湘贤), Direktur Kantor 610 Provinsi Gansue:
86-139-09318007 (selular)
Yun Yucheng (韵玉成), Yan Yongsheng (剡永生) dan Qi Ruijun (祈瑞军), staf
Pusat Cuci Otak Gongjiawan.
Lei Ming (雷鸣), wakil Walikota Tianshui: +86-938-8213323 (kantor),
+86-139-93860000 (selular)
Lei Ming (雷鸣)
Huang Jinkui (黄金奎), Direktur Kantor Polisi Tianshui
Li Haicheng (李海成), Wakil Direktur Kantor Polisi Tianshui
Huo Baoshan (霍宝珊) Wakil Direktur
Kantor Polisi Tianshui: +86-138-93829269 (Selular)
Chinese
version click here
English
version click here