(Minghui.org)
Pameran Seni Internasional Zhen, Shan, Ren (Sejati, Baik, Sabar)
diselenggarakan untuk keempat kalinya di Black Diamond Gallery di
Adelaide, ibukota Australia Selatan pada 6-20 Juli 2014. Ini adalah
salah satu kegiatan yang diadakan oleh praktisi Falun Gong di
Australia Selatan untuk menandai 15 tahun perlawanan damai terhadap
penindasan di Tiongkok.
Lukisan-lukisan tersebut menampilkan keindahan dan kasih karunia
Falun Dafa (juga dikenal Falun Gong), dan menggambarkan maha belas
kasih serta toleransi praktisi, yang kontras dengan kebrutalan
rezim Komunis Tiongkok dalam menganiaya latihan tersebut dan
praktisi, mereka yang masih tetap teguh dengan keyakinan
mereka.
Karya seni realistis menyentuh hati orang-orang yang menghadiri
pameran tersebut. Banyak air mata yang mengalir saat melihat
lukisan-lukisan tersebut, dan segera menandatangani petisi untuk
menyerukan diakhirinya penindasan di Tiongkok.
Pameran Seni Internasional Zhen,
Shan, Ren (Sejati, Baik, Sabar)
Seniman Rusia: Lukisan
Mengekspresikan Kecantikan dan Kehidupan Nyata
Seniman Rusia Anas Yoldava, pernah
tinggal di Xinjiang, Tiongkok
Seniman Rusia Anas Yoldava
mengunjungi pameran seni tersebut sebanyak dua kali dalam dua hari
dan dengan teliti melihat setiap lukisan. Dia mengatakan bahwa
karya seni ini mengekspresikan berbagai tema: kehidupan,
kepedulian, kebebasan, hak asasi manusia dan keyakinan. Ada juga
cerita tentang orang-orang baik yang dianiaya, dan juga
mengekspresikan harapan.
Lukisan favoritnya adalah "Setelah Pawai." Dia mengatakan bahwa
wanita berkostum Dinasti Tang yang baru saja kembali dari pawai
memancarkan kecantikan yang anggun layaknya seorang peri. Dia tidak
hanya cantik dan elegan dari luar, namun orang bisa merasakan
kebaikan batinnya. Dia merasa bahwa cahaya lembut yang memancar
dari lukisan tersebut membuat para penonton merasa cukup nyaman.
Vas disampingnya dengan kata-kata "Sejati, Baik, Sabar" menunjukkan
kecantikannya berasal dari keyakinannya. Bunga-bunga lotus di
belakangnya melambangkan kesuciannya.
Seniman: Karya Seni Bermutu Tinggi Menyoroti Perbedaan
Antara Kebaikan dan Kejahatan
Seniman Trevor dan karya seni
favoritnya "Ketabahan Di bawah Penganiayaan"
Seniman Trevor, yang akan segera
mengadakan pameran seni miliknya sendiri, kebetulan berjalan masuk
ke galeri dan segera tertarik pada karya-karya seni tersebut. Dia
terkesan dengan lukisan-lukisan bermutu tinggi tersebut, dan
sejumlah besar pekerjaan serta usaha yang terlibat dalam
menciptakan lukisan-lukisan berukuran besar tersebut. Dia
mengatakan bahwa penggunaan cahaya dan bayangan menyoroti kontras
antara kebaikan dan kejahatan. Dia juga kagum dengan ketenangan dan
dedikasi para seniman.
Karya seni favoritnya, "Ketabahan Di bawah Penganiayaan,"
memperoleh gold prize di New Tang Dynasty Chinese International
Figure Painting Competition pada tahun 2011.
Trevor mengatakan bahwa meskipun lukisan-lukisan tersebut
menggambarkan tindakan kekerasan, namun menunjukkan ketenangan dan
kedamaian. Pameran itu menggambarkan toleransi dan semangat tanpa
kompromi; tidak ada kebencian, melainkan memberikan kekuatan
positif dan belas kasih kepada orang-orang. Dia mengatakan bahwa
itu menarik perhatiannya, dan membuatnya ingin bergabung dalam
upaya untuk mendukung berakhirnya kekejaman keji ini. Dia
menandatangani petisi untuk menyerukan diakhirinya penganiayaan
tersebut.
Pameran Seni Menyampaikan Belas Kasih dan Menyentuh Hati
Orang-orang
Penny, seorang guru seni rupa,
memuji pameran seni tersebut
Penny mengajar seni untuk
anak-anak. Dia dan ibunya mengunjungi pameran seni tersebut tahun
lalu dan mengatakan bahwa itu adalah pameran terbaik yang pernah
mereka kunjungi. Tahun ini dia kembali, dan membawa dua
temannya.
Dia berkata, "Pameran seni ini benar-benar bagus, dan kata-kata
tidak bisa menggambarkan keindahannya. Melihat lukisan-lukisan ini
sekali lagi sangat menyentuh hati saya."
"Baik ibu maupun saya menyukai lukisan 'Menyulam Falun,' juga
disebut 'Hawa dari Pawai.'” Dia melanjutkan, "Lukisan tersebut
begitu nyata dan hidup, dan di bawah cahaya lampu yang lembut,
seorang wanita tua sedang menjahit spanduk (lambang Falun yang
besar), ekspresinya begitu fokus dan ramah. Melihat dia, saya
sepertinya memahami betapa pentingnya ini baginya dan keteguhan
untuk menyelesaikannya."
Bev Millins berjalan mengelilingi galeri selama beberapa waktu,
dengan teliti melihat dan mengapresiasi setiap lukisan.
"Lukisan-lukisan ini menyentuh hati saya, saya sangat terharu,"
pungkasnya. "Para seniman menggambarkan berbagai cerita dalam
kehidupan dan semangat dibaliknya. Pameran seni ini menakjubkan
bagi saya karena menghadapi penganiayaan yang begitu berat dan
tidak adil seperti itu, mereka bahkan masih tidak melepas keyakinan
mereka. Saya juga menyukai keberanian dan harapan yang disampaikan
oleh pameran ini, fantastis!"
Ketika dia mengetahui bahwa penganiayaan masih berlangsung, Millins
mengatakan sulit untuk percaya bahwa penganiayaan itu dibiarkan
terjadi dan berlanjut hingga hari ini. Dia menandatangani petisi
untuk menyerukan berakhirnya penganiayaan.
Anak-anak Menjadi Tenang Saat Melihat
Lukisan
Karena pameran seni bertepatan dengan liburan sekolah, banyak
keluarga yang sedang berlibur di Port Adelaide. Tiga wanita Afrika
mendatangi pameran seni bersama dengan 10 anak-anak mereka, yang
aktif dan ceria.
Segera setelah mereka memasuki galeri, anak-anak menjadi tenang.
Mereka melihat lukisan-lukisan dan mendengarkan dengan penuh
perhatian atas penjelasan setiap lukisan oleh pemandu. Sebelum
mereka pergi, semua orang, termasuk dewasa dan anak-anak
menandatangani petisi untuk menunjukkan dukungan mereka.
Holly duduk di depan lukisan
"Memasuki Dunia Surga dengan Kemurniaan"
Ketika Holly, seorang gadis
Australia, melihat pameran seni tersebut, dia langsung duduk di
depan lukisan, "Memasuki Dunia Surga dengan Kemurniaan." Dia dengan
damai dan khidmat meniru gerakan kultivator di dalam lukisan
tersebut.
Keluarganya merasa senang melihat dia duduk seperti itu dan
mengambil foto dirinya. Mereka juga mengumpulkan materi pengenalan
Falun Dafa dan menyatakan keinginan untuk belajar latihan tersebut
di tempat latihan.
Tak terlupakan, Maha Karya Tak Ternilai
Sepasang orang Tiongkok yang baru datang ke Australia, melihat
pameran tersebut di pagi hari setelah mereka melihat iklan tentang
di koran Epoch Times. Mereka dengan saksama melihat setiap
lukisan.
Ketika mereka melihat lukisan "Dibebaskan oleh Keyakinan," mereka
berkata bahwa mereka mengenal seorang praktisi Falun Gong yang juga
mahasiswa PhD. Dia dianiaya dan ditahan, tapi akhirnya bisa
melarikan diri, sama seperti yang digambarkan dalam lukisan
tersebut. Borgol masih di pergelangan tangannya. Dia kemudian harus
meninggalkan rumah untuk menghindari penganiayaan lebih
lanjut.
Pasangan tersebut mengatakan bahwa mereka akan menghargai pameran
seni tersebut selamanya di dalam hati mereka. Mereka membeli buku
Zhuan Falun sebelum pergi.
Banyak pengunjung mengungkapkan perasaan mereka ketika
menandatangani buku tamu. Di antara catatan ada komentar seperti
ini: "Pameran seni yang sangat indah, saya sangat tersentuh. Terima
kasih kepada para seniman yang menggunakan bentuk seni realistis
untuk mengungkapkan kebaikan dan kejahatan dengan jelas dan indah
di dunia manusia ini. Karya-karya seni tak ternilai ini akan
menjadi kenangan tak terlupakan bagi saya."
Chinese
version click here
English
version click here